Ayat
bacaan: Kisah Para Rasul 12:5
============================
"Demikianlah Petrus ditahan di dalam penjara. Tetapi jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah."
"Demikianlah Petrus ditahan di dalam penjara. Tetapi jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah."
Seringkali sebagai jemaat kita bersikap manja dan
mementingkan diri sendiri, lalu mengeksploitasi gembala kita secara berlebihan.
Kita akan menyibukkan mereka disaat kita butuh bantuan atau nasihat tanpa
mempedulikan kesibukan atau keadaan mereka. Begitu banyak yang harus dilayani,
bahkan hal-hal yang kecil pun dibebankan kepada mereka. Jika mereka belum punya
cukup waktu? Jemaat seringkali menuduh mereka sombong, pilih kasih atau
tuduhan-tuduhan lainnya. Banyak jemaat yang malas berdoa sendiri dan kemudian
meminta pemimpinnya untuk melakukan itu bagi mereka. Mereka ingin didoakan,
tapi mereka tidak pernah terpikir untuk mendoakan gembala, para pengerja atau
pemimpin mereka. Betapa tidak adil jika ini yang kita lakukan. Firman Tuhan
mengingatkan kita agar mau saling mendoakan satu sama lain, tetapi tidak banyak
orang yang mengingat hal ini apalagi mau melakukannya. Sudah habis-habisan
meluangkan waktu, masih saja dituduh macam-macam. Jika anda menjadi mereka, apa
yang akan anda rasakan?
Banyak
orang berpikir seenaknya secara sempit dan menganggap menjadi seorang gembala
atau pemimpin itu enaknya bukan main. Mereka terkenal dan dihormati orang.
Populer di kalangan jemaat, sepintas memang terlihat menyenangkan. Tapi cobalah
pikirkan beratnya beban tugas mereka. Itu jauh lebih besar dari sekedar
popularitas semata. Berapa banyak jemaat yang harus mereka tuntun? Lima puluh?
Seratus? Lima Ratus? Seribu? Itu baru jumlah. Jemaat-jemaat punya masalah yang
berbeda-beda, dan mungkin tidak hanya satu. Itu baru tugas mereka dalam
menggembalakan jemaat. Bagaimana dengan kehidupan mereka di luar tugas sebagai
gembala? Gembala juga punya keluarga yang harus diurus. Istri, anak, orang tua,
saudara, semua itu seringkali membutuhkan perhatian dan waktu yang tidak
sedikit. Bagi para gembala yang tidak full time, bagaimana dengan pekerjaan
mereka? Itu juga tidak ringan. Lihatlah bagaimana sulitnya menjadi gembala.
Waktu mereka bisa begitu tersita, sehingga mereka mungkin harus mengorbankan
waktu-waktu berkumpul bersama anggota keluarga. Sekuat-kuatnya manusia, ada
saat dimana kita menyentuh titik lemah. Kecapaian, sakit, burn out, dan
lain-lain. Sebuah kelelahan saja bisa membuat orang kehilangan banyak hal.
Sulit konsentrasi, kehilangan semangat atau gairah, ujung-ujungnya itu bisa
membuat orang gampang jatuh sakit. Sekuat-kuatnya stamina pemimpin kita,
sehebat-hebatnya mereka, mereka tetaplah manusia yang sama seperti kita. Manusia
yang terbatas. Maka jelas, gembala atau para pengerja dan pemimpin pun butuh
doa agar mereka menjadi lebih kuat, lebih sabar, lebih tabah, lebih kokoh
sehingga anggota yang dituntunnya bisa bertumbuh dengan baik. "Doa
orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar
kuasanya." demikian kata Firman Tuhan dalam Yakobus 5:16. Tuhan
sudah menyatakan bahwa Dia akan selalu mendengar doa anak-anakNya, bukan hanya
gembala atau pemimpin saja, selama seseorang itu taat dan setia dan tidak
memberi toleransi terhadap dosa. Kita butuh doa, mereka pun sama. Dan doa dari
jemaat atau anggota yang menjaga hidup dengan benar dikatakan sangatlah besar
kuasanya.
Kita
bisa melihat satu contoh besarnya dan pentingnya kuasa doa yang ditujukan
kepada gembala atau pemimpin rohani, yaitu dalam Kisah Para Rasul 12:1-19. Pada
waktu itu Herodes mulai bertindak keras terhadap orang percaya. Pada suatu
waktu ia memerintahkan kepada algojo untuk menghabisi nyawa Yakobus dengan
pedang. Yakobus pun kemudian tewas sebagai martir. Demi melihat perilaku
jahatnya ternyata disukai orang Yahudi, maka Herodes pun ketagihan melanjutkan
perbuatannya dengan menahan Petrus. Petrus pun ditangkap. Tapi untung bagi
Petrus, hari itu jatuh kepada Hari raya Roti Tidak Beragi, sehingga Petrus tidak
langsung diadili untuk kemudian dihukum mati. Sebagai gantinya, Petrus
dijebloskan kepenjara dan dijaga oleh 4 regu yang berisi 4 prajurit pada
masing-masing regu. Enam belas orang menjaga satu orang. Mengapa? Karena
Herodes tidak ingin ada apa-apa terjadi pada Petrus sebelum dia diadili di
depan rakyatnya. Ia ingin kembali dipuja orang-orang Yahudi dengan membunuh
seorang lagi murid Kristus. Apa yang akan terjadi atas diri Petrus sudah jelas.
Hukuman mati telah menanti.
Tapi perhatikan apa yang terjadi. "Demikianlah Petrus ditahan di dalam penjara. Tetapi jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah." (Kisah Para Rasul 12:5). Jemaat yang digembalakan Petrus ternyata tidak tinggal diam. Mereka berkumpul dan terus menerus berdoa dengan sungguh-sungguh untuk gembalanya. Dan keajaiban pun terjadi. "Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan dekat Petrus dan cahaya bersinar dalam ruang itu. Malaikat itu menepuk Petrus untuk membangunkannya, katanya: "Bangunlah segera!" Maka gugurlah rantai itu dari tangan Petrus." (ay 7). Lihatlah bahwa Tuhan mengutus malaikat untuk melepaskan Petrus. Petrus pun segera mengikuti malaikat itu meski masih bingung tentang apa yang sedang terjadi, apakah itu nyata atau cuma mimpi. Baru setelah sampai di luar di tempat yang aman dan malaikat itu meninggalkannya, ia baru sadar mengenai apa yang terjadi. "Dan setelah sadar akan dirinya, Petrus berkata: "Sekarang tahulah aku benar-benar bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes dan dari segala sesuatu yang diharapkan orang Yahudi." (ay 11). Lihatlah betapa besarnya kuasa doa yang terlahir dari sekumpulan orang benar untuk pemimpin mereka.
Tapi perhatikan apa yang terjadi. "Demikianlah Petrus ditahan di dalam penjara. Tetapi jemaat dengan tekun mendoakannya kepada Allah." (Kisah Para Rasul 12:5). Jemaat yang digembalakan Petrus ternyata tidak tinggal diam. Mereka berkumpul dan terus menerus berdoa dengan sungguh-sungguh untuk gembalanya. Dan keajaiban pun terjadi. "Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan dekat Petrus dan cahaya bersinar dalam ruang itu. Malaikat itu menepuk Petrus untuk membangunkannya, katanya: "Bangunlah segera!" Maka gugurlah rantai itu dari tangan Petrus." (ay 7). Lihatlah bahwa Tuhan mengutus malaikat untuk melepaskan Petrus. Petrus pun segera mengikuti malaikat itu meski masih bingung tentang apa yang sedang terjadi, apakah itu nyata atau cuma mimpi. Baru setelah sampai di luar di tempat yang aman dan malaikat itu meninggalkannya, ia baru sadar mengenai apa yang terjadi. "Dan setelah sadar akan dirinya, Petrus berkata: "Sekarang tahulah aku benar-benar bahwa Tuhan telah menyuruh malaikat-Nya dan menyelamatkan aku dari tangan Herodes dan dari segala sesuatu yang diharapkan orang Yahudi." (ay 11). Lihatlah betapa besarnya kuasa doa yang terlahir dari sekumpulan orang benar untuk pemimpin mereka.
Inilah
kuasa doa yang sesungguhnya. Ada banyak orang yang mengira bahwa doa yang
dijawab hanyalah doa para pemimpin rohani. Doa mereka tidak akan manjur karena
mereka hanyalah jemaat biasa. Tapi dari kisah di atas kita tahu itu keliru. Doa
jemaat pun dikabulkan Tuhan asal mereka hidup sebagai orang benar. Lalu kita
pun bisa melihat bagaimana pentingnya mendoakan para gembala, pengerja dan
semua pemimpin kita. Tugas yang mereka emban sesungguhnya tidaklah mudah.
Mereka dengan tekun selalu mendoakan anda para jemaat dan melayani anda dengan
sebaik-baiknya di samping kesibukan mengurus keluarga dan bekerja yang harus
pula mereka jalankan. Waktu mereka sama seperti kita, 24 jam sehari. Mereka pun
bisa jatuh sakit bahkan tergelincir sama seperti kita. Mereka mendoakan anda,
pertanyaannya sekarang: sudahkah anda balik mendoakan mereka? Kita sering lupa
bahwa kita pun mempunyai tugas untuk mendoakan para pemimpin. Apa yang
diajarkan Tuhan adalah saling mendoakan (Yakobus 5:16), termasuk mendoakan
para pemimpin. (1 Timotius 2:1-2). Bahkan selanjutnya firman Tuhan
mengatakan bahwa "Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah,
Juruselamat kita". (ay 3).
Selain mendoakan, kita pun harus ingat untuk mau mematuhi mereka. Terus menentang dan membangkang akan membuat pekerjaan mereka yang sudah sulit menjadi jauh lebih sulit lagi. Pada akhirnya, kita sendiri juga yang akan rugi. Firman Tuhan mengenai hal itu berbunyi demikian: "Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu." (Ibrani 13:17). Para pemimpin kita pun juga manusia. Sekuat-kuatnya mereka, ada saat-saat dimana mereka lemah. Timbunan pekerjaan dan pelayanan bisa membuat mereka jatuh sakit, kehilangan semangat, kecapaian atau mengalami kejenuhan. Di saat-saat seperti ini peran kita sangatlah dibutuhkan. Doakan dan dukung mereka agar Tuhan selalu menguatkan mereka dan menambah hikmat atas mereka. Alangkah indahnya hubungan dalam gereja yang terdapat saling doa diantara para pemimpin dan jemaatnya. Paulus menyadari pentingnya doa para jemaat bagi pemimpin seperti dia. Lihatlah apa seruannya kepada jemaat di Tesalonika. "Saudara-saudara, doakanlah kami." (1 Tesalonika 5:25).
Ambillah waktu dan mulailah mendoakan para pemimpin kita. Siapa tahu, mungkin saat ini mereka sangat membutuhkan dukungan doa dari kita sekalian. Mereka melakukan tugasnya, sekarang giliran kita. Doakan mereka agar senantiasa berjalan sesuai visi Tuhan, doakan agar mereka beroleh kekuatan, perlindungan, kesehatan dan lain-lain agar mereka dapat tetap menjalankan tugas berat mereka dalam keadaan baik, sehat dan penuh sukacita.
Selain mendoakan, kita pun harus ingat untuk mau mematuhi mereka. Terus menentang dan membangkang akan membuat pekerjaan mereka yang sudah sulit menjadi jauh lebih sulit lagi. Pada akhirnya, kita sendiri juga yang akan rugi. Firman Tuhan mengenai hal itu berbunyi demikian: "Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu." (Ibrani 13:17). Para pemimpin kita pun juga manusia. Sekuat-kuatnya mereka, ada saat-saat dimana mereka lemah. Timbunan pekerjaan dan pelayanan bisa membuat mereka jatuh sakit, kehilangan semangat, kecapaian atau mengalami kejenuhan. Di saat-saat seperti ini peran kita sangatlah dibutuhkan. Doakan dan dukung mereka agar Tuhan selalu menguatkan mereka dan menambah hikmat atas mereka. Alangkah indahnya hubungan dalam gereja yang terdapat saling doa diantara para pemimpin dan jemaatnya. Paulus menyadari pentingnya doa para jemaat bagi pemimpin seperti dia. Lihatlah apa seruannya kepada jemaat di Tesalonika. "Saudara-saudara, doakanlah kami." (1 Tesalonika 5:25).
Ambillah waktu dan mulailah mendoakan para pemimpin kita. Siapa tahu, mungkin saat ini mereka sangat membutuhkan dukungan doa dari kita sekalian. Mereka melakukan tugasnya, sekarang giliran kita. Doakan mereka agar senantiasa berjalan sesuai visi Tuhan, doakan agar mereka beroleh kekuatan, perlindungan, kesehatan dan lain-lain agar mereka dapat tetap menjalankan tugas berat mereka dalam keadaan baik, sehat dan penuh sukacita.
Gembala
mendoakan jemaat, jemaat mendoakan gembala. Saling mendoakan, itulah yang baik
dan berkenan kepada Allah.
Sumber : http://renungan-harian-online.blogspot.com