Ayat bacaan: Mazmur
139:1-3
=======================
"TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal
aku; Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku
dari jauh. Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring, segala
jalanku Kaumaklumi."
Saya
termasuk beruntung karena punya kedua orang tua yang mengerti anaknya. Kedekatan
saya dengan keduanya dan kemudahan saya berkomunikasi membuat saya relatif tidak
punya masalah dengan masalah dimengerti. Belakangan setelah dewasa saya baru
sadar kalau ternyata ada banyak orang yang tumbuh dewasa membawa masalah tentang
hal ini. Semasa kecil orang tua terlalu sibuk, mereka hanya menginginkan anak
mereka untuk mengikuti perintah mereka secara sepihak tanpa mau melihat apa yang
menjadi masalah dalam diri anak-anaknya. Bisa makan, bisa sekolah, punya kamar
tidur atau minimal tempat tidur, punya uang jajan, sudah kan? Jangan macem-macem
lagi, pakai minta dimengerti segala. Itu pikir orang tua yang mengira bahwa
gelontoran uang dan penyediaan kewajiban dasar untuk anak sudah lebih dari cukup
untuk memenuhi peran sebagai orang tua. Suami terlalu sibuk kerja sehingga tidak
lagi punya cukup waktu untuk mendengarkan istrinya. Istri terlalu sibuk dengan
gadget sehingga tidak lagi mempedulikan kebutuhan-kebutuhan suami yang sudah
lelah seharian mengais rejeki di luar rumah. Teman-teman ada disaat suka, tapi
disaat duka hilang entah kemana. Mereka datang pada kita kalau butuh apa-apa,
tapi begitu kita yang butuh, seribu satu alasan muncul. Kita bermaksud baik,
tapi disalah-artikan terus. Alih-alih mau mendengar dahulu dan mencoba mengerti,
belum apa-apa sudah langsung menyalahkan. Sudah mati-matian berusaha menerangkan
duduk permasalahan, tetapi disepelekan. Pernahkah anda merasakan seperti itu,
bahwa sepertinya tidak ada satupun orang yang (mau) mengerti? Tidak ada yang
peduli? Nobody understands. Nobody wants to understand. Nobody
cares.