Di dlm Firman-Nya ada kepastian. Roh Kudus akan memimpin kita berjln di atas ketidakpastian. Ia hanya butuh kita percaya & taat Kisah 10:19-20

Minggu, 26 Oktober 2014

ANTARA PENONTON DAN PELAKU

Ayat bacaan: 1 Petrus 2:9
==================
"Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib"


Seorang musisi pernah menceritakan pengalamannya sewaktu masih menjadi penonton dan setelah ia menjadi pelaku di pentas musik. Menurutnya, pengalamannya sangatlah berbeda. Dari sudut pendengaran, sebagai orang awam yang dahulu ia dengar hanyalah enak tidaknya sebuah lagu saat dibawakan oleh penampil. Selama terdengar enak, maka sebuah lagu itu berarti bagus. Tapi setelah ia menjadi musisi, telinganya pun seperti ter-upgrade. Kalau dulu ia cuma mendengar enak tidaknya sebuah lagu, sekarang telinganya menangkap variasi-variasi kunci nada, harmonisasi, alternatif-alternatif melodi untuk memperkaya sebuah aransemen, model-model pengambilan nada di luar pakem dasar yang bisa membuat sebuah lagu tampil beda dari aslinya. Jadi telinga penonton dan pemain itu sangatlah berbeda, katanya. Dari sisi pandangan mata ia pun merasakan perbedaan. Sebagai penonton, mata akan berusaha mencari sesuatu yang atraktif di panggung. Mungkin penampilan yang menarik, paras atau rupa dari pemain, atraksi panggung dan lainnya yang menghibur. Tapi saat berada di panggung, pemain akan melihat reaksi penonton, yang kalau ramai dan riuh akan memberi sebuah energi ekstra tersendiri bagi yang tampil untuk bisa bermain lebih dari normal. Menurutnya support dan respon dari penonton akan sangat menentukan hasil dari sebuah pertunjukan. Itulah sebabnya artis yang sama bisa tampil lain dari biasa jika berada di atas panggung atau atmosfir yang berbeda.

Sabtu, 11 Oktober 2014

ANAK - ANAK DIMATA YESUS

Ayat bacaan: Matius 18:4
=================
"Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga."

Melihat anak-anak kecil di sekolah minggu selalu menarik. Ketika ditanya apa cita-cita mereka kelak, mereka semua dengan sangat pe-de menyampaikan impian mereka masing-masing. Ada yang kepingin jadi dokter, insinyur, presiden, pilot, pengusaha, ada yang punya cita-cita lebih modern seperti jadi game developer, desain grafis terkenal, ada yang tertarik di dunia seni sebagai penyanyi atau musisi, ada juga yang dengan bangga berkata ingin jadi seperti ayahnya. Apa yang menarik bagi saya adalah mereka menyampaikannya dengan sangat lugas dan yakin. Bahwa untuk mencapai itu tidak mudah, itu tampaknya belum mereka pikirkan. Mereka hanya percaya dan berharap bahwa suatu ketika nanti mereka bisa mencapai apa yang mereka cita-citakan. Pandangan mereka lugu dan polos. Seorang anak berkata bahwa ia percaya bisa mencapai itu karena dia percaya Tuhan akan mengabulkan impiannya, dan itu dikatakan tanpa ragu sedikitpun. Bandingkan dengan kita yang pikirannya sudah banyak terpolusi oleh masalah hidup sehingga sering kurang yakin dalam berdoa atau malah lupa berdoa ditengah kesibukan sehari-hari.





« »
« »
« »
Get this widget