Ayat bacaan: 1 Petrus 2:9
==================
"Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib"
==================
"Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib"
Seorang musisi pernah menceritakan pengalamannya sewaktu masih menjadi
penonton dan setelah ia menjadi pelaku di pentas musik. Menurutnya,
pengalamannya sangatlah berbeda. Dari sudut pendengaran, sebagai orang
awam yang dahulu ia dengar hanyalah enak tidaknya sebuah lagu saat
dibawakan oleh penampil. Selama terdengar enak, maka sebuah lagu itu
berarti bagus. Tapi setelah ia menjadi musisi, telinganya pun seperti
ter-upgrade. Kalau dulu ia cuma mendengar enak tidaknya sebuah lagu,
sekarang telinganya menangkap variasi-variasi kunci nada, harmonisasi,
alternatif-alternatif melodi untuk memperkaya sebuah aransemen,
model-model pengambilan nada di luar pakem dasar yang bisa membuat
sebuah lagu tampil beda dari aslinya. Jadi telinga penonton dan pemain
itu sangatlah berbeda, katanya. Dari sisi pandangan mata ia pun
merasakan perbedaan. Sebagai penonton, mata akan berusaha mencari
sesuatu yang atraktif di panggung. Mungkin penampilan yang menarik,
paras atau rupa dari pemain, atraksi panggung dan lainnya yang
menghibur. Tapi saat berada di panggung, pemain akan melihat reaksi
penonton, yang kalau ramai dan riuh akan memberi sebuah energi ekstra
tersendiri bagi yang tampil untuk bisa bermain lebih dari normal.
Menurutnya support dan respon dari penonton akan sangat menentukan hasil
dari sebuah pertunjukan. Itulah sebabnya artis yang sama bisa tampil
lain dari biasa jika berada di atas panggung atau atmosfir yang berbeda.