Di dlm Firman-Nya ada kepastian. Roh Kudus akan memimpin kita berjln di atas ketidakpastian. Ia hanya butuh kita percaya & taat Kisah 10:19-20

Minggu, 30 Maret 2014

KEBIMBANGAN

Ayat bacaan: Matius 14:31
=====================
"Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"
 
Salah satu acara yang cukup sering saya tonton di televisi cable adalah Wipeout. Acara yang sangat kocak ini menampilkan para kompetitor yang harus berjuang menghadapi banyak rintangan agar bisa keluar sebagai pemenang. Komentar-komentar lucu, tingkah dan polah kontestan yang mengundang tawa dan terutama yang paling lucu adalah ketika mereka terpeleset, terpukul atau terbentur lalu jungkir balik jatuh ke air. Seringkali yang membuat mereka gagal melewati rintangan adalah karena salah perhitungan atau ragu dalam mengambil langkah. Wipeout tidaklah membahayakan nyawa karena selain peralatannya semua dari karet, ada air (atau kadang lumpur) dibawah yang melindungi peserta dari benturan. Selain itu mereka pun dilengkapi helm, pelindung siku, lutut dan sebagainya sehingga aman bagi tubuh. Kalau anda suka main game, anda pun pasti ahu bahwa ketika hendak melangkah atau menyerang, 'timing' yang tepat sangatlah dibutuhkan. Dalam dunia nyata pun hal yang sama berlaku. Salah timing dalam permainan memang tidak apa-apa, tinggal diulang lagi. Tapi bagaimana ketika kebimbangan atau keraguan kita ternyata membawa dampak yang fatal dalam kehidupan nyata? Atau, bisakah itu terjadi? Tentu bisa. Coba bayangkan jika anda ragu ketika hendak menyeberang, antara maju dan mundur. Itu bisa sangat berbahaya. Anda akan Orang sulit untuk sukses jika anda terus melangkah disertai perasaan ragu atau bimbang. Sebelum anda bisa meyakinkan orang lain, anda harus terlebih dahulu meyakinkan diri sendiri. Pesan ini sesungguhnya penting untuk kita ingat dalam segala aspek kehidupan kita, termasuk dalam hal kerohanian.

Jumat, 28 Maret 2014

BELAJAR DARI HEWAN

Ayat bacaan: Ayub 12:7
===================
"Tetapi bertanyalah kepada binatang, maka engkau akan diberinya pengajaran, kepada burung di udara, maka engkau akan diberinya keterangan."
 
Jika anda penggemar film kartun baik yang klasik maupun lewat teknologi 3D, anda tentu sering bertemu dengan tokoh-tokoh yang mengambil sosok hewan. Hewan-hewan ini bicara seperti manusia, berpakaian sama dan bertingkah laku seperti manusia. Ada banyak pula dongeng hewan yang sangat terkenal seperti Kancil yang Mencuri Ketimun misalnya. Film-film dan dongeng yang mengambil sosok hewan sebagai tokoh biasanya mengandung pesan moral. Dengan menggunakan karakter hewan yang lucu, diharapkan bisa lebih mudah dicerna oleh anak-anak. Jika ditujukan untuk orang dewasa, maka karakter hewan biasanya bisa lebih lembut dalam menyampaikan kritik sosial atau pesan moral.

Kalau karakter hewan dipakai dalam film kartun dan dongeng, adakah yang bisa kita pelajari dari hewan-hewan dalam kehidupan nyata? Banyak yang menganggap sepele hewan karena menganggap mereka sebagai mahluk yang tidak mengerti apa-apa. Tapi sesungguhnya itu keliru. Selalu saja ada sesuatu yang bisa dipelajari dari hewan, baik perilaku, cara sosialisasi, sifat maupun kebiasaan-kebiasaannya, yang bisa membawa kebaikan bagi manusia.

Senin, 24 Maret 2014

CCTV

Ayat bacaan: Amsal 15:3
================
"Mata TUHAN ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik."

Anda hendak bepergian tapi merasa kuatir meninggalkan rumah dalam keadaan kosong untuk sementara waktu? Di jaman sekarang orang tidak perlu takut karena ada banyak applikasi yang memungkinkan anda memantau keadaan rumah meski sedang berada jauh dari tempat. Bahkan dengan peralatan sederhana seperti webcam saja kita sudah bisa melakukan itu. Saya mencoba langsung dengan menggunakan skype dan webcam yang disambung di komputer ternyata sudah lebih dari memadai. Teknologi yang semakin maju saat ini sudah memungkinkan kita untuk bisa memantau situasi dari jarak yang sangat jauh dari lokasi. Ada banyak rumah yang sudah dilengkapi CCTV yang memungkinkan pemiliknya untuk memantau tanpa terbatas lagi oleh jarak. Kamera satelit bisa menangkap gambar dari berbagai belahan dunia dengan cukup detail. Orang tua pun bisa mengawasi anak-anaknya dari jauh ketika mereka harus bepergian keluar kota dengan memanfaatkan internet. Toko, bank, ATM dan sebagainya sudah dilengkapi kamera demi keamanan. Kalau dulu orang hanya mampu melihat sejauh jarak pandangan matanya, maka sekarang lewat teknologi kita bisa melihat lebih jauh dari kemampuan mata kita sendiri. Untuk benda-benda yang berukuran kecil ada peralatan seperti kaca pembesar bisa membantu kita untuk melihat benda-benda berukuran sangat kecil dengan lebih detail bahkan mikroskop yang memungkinkan kita melihat bakteri atau virus yang ukurannya sudah diluar kemampuan mata. Semakin jauh teknologi berkembang, semakin sulit pula bagi kita untuk bersembunyi.

Minggu, 23 Maret 2014

BERSEDIH ITU BAIK

Ayat bacaan: Pengkotbah 7:3
=====================
"Bersedih lebih baik dari pada tertawa, karena muka muram membuat hati lega."
 
"Buat apa susah, buat apa susah, susah itu tak ada gunanya," itu merupakan penggalan lirik dari lagu anak yang tidak asing lagi bagi kita. Lagu ini mengingatkan kita agar tidak berlarut-larut bersusah hati karena itu tidak membawa manfaat apapun selain malah menambah masalah. Kalau susah tidak ada gunanya, bagaimana dengan sedih? Ada banyak pria yang tabu bersedih. Biar bagaimana galaunya hati, yang penting penampakan luar tetap 'cool'. Laki-laki pantang bersedih, apalagi menangis. Ada banyak pula wanita yang mulai mengadopsi pemikiran seperti itu. Saya tidak pernah mengharamkan bersedih. Kalau memang harus sedih, saya tidak menolaknya, dan jika harus menangis, saya akan biarkan mata saya basah meski saya seorang laki-laki. Kata siapa sedih itu cengeng? Sedih itu cengeng kalau sedikit-sedikit gampang sedih dan dibiarkan terus berlarut-larut. Bersedih yang dibiarkan berlarut-larut memang tidak baik bagi kita. Tapi apakah memang kita tidak boleh bersedih sama sekali? Apakah itu baik bagi keadaan hati kita? Adakah itu membawa kebaikan? Bagaimana pandangan Alkitab akan hal ini?

Sabtu, 22 Maret 2014

MENJAGA KEKUDUSAN

Ayat bacaan: 1 Tesalonika 4:1
=======================
"Akhirnya, saudara-saudara, kami minta dan nasihatkan kamu dalam Tuhan Yesus: Kamu telah mendengar dari kami bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah. Hal itu memang telah kamu turuti, tetapi baiklah kamu melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi."
Menjalani bentuk hidup yang kudus sepertinya sangat sulit di jaman sekarang ini. Memilih hidup kudus berarti melawan arus dunia yang terus memotivasi orang-orang yang hidup di dalamnya untuk mencari kesenangan dengan mengikuti hawa nafsu sebanyak, sebesar dan sesering mungkin. Anda bisa lihat bagaimana industri musik pop di Amerika meracuni pikiran penggemar musik sejak usia belia. Lirik-lirik yang sangat tidak pantas menyampaikan bahwa sex bebas, hubungan sesama jenis, obat-obat terlarang dan hal-hal cemar lainnya bukanlah sesuatu yang serius melainkan hanya bagian dari lifestyle jaman modern. Kalau mau dibilang gaul ya harus seperti itu, kalau tidak maka anda dianggap kuno, kampungan atau bodoh. "It's our body we can do what we want." demikian penggalan lirik yang digumamkan terus menerus dalam sebuah lagu yang ngetop tahun lalu lewat suara penyanyi yang tadinya menjadi tokoh panutan anak-anak. Videoclip yang menyesatkan, vulgar dan tidak pantas terus datang dari industri. Dan dunia musik di belahan dunia lainnya pun tertarik dengan hal itu. Dunia musik semakin dikuasai kegelapan dan meluas menyentuh negara-negara lain, mulai dari yang punya industri besar seperti Korea dan Jepang sampai kepada Indonesia yang memang sejak dahulu hobi latah meniru apapun yang datang dari luar tanpa disaring terlebih dahulu. Yang aneh bukan lagi kalau orang melakukan pencemaran, tetapi justru yang hidup kudus. Selingkuh dianggap hebat, gonta ganti pasangan itu membanggakan, para pelaku korupsi masih bisa tampil bak megastar di televisi ketika ditangkap atau diperiksa. Dunia semakin parah moralnya, terus terdegradasi, tercemar, lenyap bersama keinginan-keinginannya. Seorang teman bercerita bahwa anaknya mendapat kesulitan dalam pertemanan karena memilih hidup kudus. Anaknya terus ditertawakan teman-temannya karena dianggap bagaikan mahluk aneh, menolak gaya pacaran bebas, hangout di diskotik menikmati segala suguhan disana dan lain-lain. Pendeknya, ia dianggap bodoh karena menolak segala hal yang menyenangkan. Dengan santai ia menjawab, "mudah bagi saya untuk menjadi seperti kalian, tapi pasti bakal sangat sulit bagi kalian untuk bisa menjadi seperti saya." Sebuah jawaban yang sangat baik, tapi mahal harganya. Untuk bisa seperti itu kita harus siap berlawanan dengan arus kebiasaan dunia, mungkin dikucilkan, mungkin ditertawakan, tapi itulah harga yang harus dibayar untuk menjadi orang-orang yang hidup kudus, tepat seperti yang diinginkan Tuhan.

Senin, 03 Maret 2014

MELALAIKAN DAN MELUPAKAN TUHAN 2



Ayat bacaan: Ulangan 8:11
=====================
"Hati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN, Allahmu, dengan tidak berpegang pada perintah, peraturan dan ketetapan-Nya, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini"

Anak yang tidak tahu berterimakasih kepada orang tua, bukannya membalas jasa malah melawan dan mendukakan hati mereka disebut anak durhaka. Kata durhaka sendiri berarti sebuah perbuatan yang ingkar terhadap perintah, tidak setia kepada yang lebih berkuasa, menentang atau membangkang. Atas segala usaha dan pengorbanan orang tua yang telah melahirkan kita, merawat, membesarkan dan mendidik kita sampai bisa menjadi orang, tentu mereka harus selalu kita hormati dan sayangi. Saat usia senja mereka datang dan mereka tidak lagi sekuat dulu, kita harus merawat mereka dengan penuh kasih sayang, agar sisa hidup mereka penuh dengan rasa bahagia dan bangga melihat anak-anak yang tahu membalas jasa dan mengasihi mereka dengan sepenuh hati. Anak-anak yang durhaka itu jauh dari berkat. Jika anda tahu cerita rakyat dari Sumatra Barat yang berjudul Malin Kundang, anda akan menemukan kisah anak durhaka yang sangat keterlaluan kepada ibunya. Bayangkan, setelah ia sukses dan pulang kampung, ia bukannya memeluk ibunya, tapi ia malah merasa malu dan menolak sang ibu. Yang terjadi selanjutnya inilah yang terjadi. Ibunya marah, kemudian mengutuknya, dan Malin Kundang, si anak durhaka, akhirnya berakhir menjadi batu. Hikayat Malin Kundang sangatlah terkenal dan menjadi simbol dari anak durhaka, anak yang tidak tahu terimakasih kepada orang tua yang telah bersusah payah melahirkan dan membesarkannya.

MELALAIKAN DAN MELUPAKAN TUHAN 1


Ayat bacaan: Ulangan 32:18
======================
"Gunung batu yang memperanakkan engkau, telah kaulalaikan, dan telah kaulupakan Allah yang melahirkan engkau."

Agaknya sudah menjadi kebiasaan manusia untuk lupa kepada orang-orang yang pernah berjasa dalam hidup mereka. Anak-anak jaman sekarang kebanyakan tidak tahu/peduli lagi terhadap pahlawan-pahlawan yang dahulu rela gugur demi memperjuangkan kemerdekaan yang mereka nikmati hari ini. Teman datang memohon pertolongan kepada kita dan kita pun mengulurkan tangan. Tetapi setelah mereka lepas dari masalah, mereka menghilang entah kemana. Mungkin anda pun pernah mengalami hal seperti ini. Ada banyak orang yang tidak lagi mempedulikan orang tua sendiri yang sudah uzur karena merasa direpotkan. Padahal dahulu orang tua berkorban habis-habisan agar anak-anak mereka bisa memperoleh pendidikan yang baik agar bisa berhasil setelah dewasa. Habis manis sepah dibuang, kata pepatah. Entah secara sadar atau tidak, kenyataannya memang manusia cenderung lupa kepada jasa orang lain setelah mereka tidak dibutuhkan lagi. Ini merupakan sebuah kebiasaan atau kecenderungan manusia yang seharusnya diperbaiki.

Minggu, 02 Maret 2014

KEMANA SEHARUSNYA MENGARAHKAN PANDANGAN?

Ayat bacaan: 2 Korintus 4:18
=======================
"Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal."
 
Susahkah menjadi pengikut Yesus? Anda bisa kecewa jika anda menganggap itu mudah, atau malah menjadi tawar hati ketika mendapati bahwa mengikuti Yesus tidak serta merta membuat hidup menjadi berubah 180 derajat secara instan. Banyak orang yang mengikuti Yesus bukan dengan dasar mengasihiNya tetapi lebih kepada mencari keuntungan dan kemudahan dalam hal-hal yang hanya duniawi saja. Ingin usaha berhasil, ingin hutang-hutang lunas tanpa harus susah payah, ingin bangkit dari kebangkrutan, atau bahkan untuk hal-hal lain yang tidaklah penting-penting amat. Seringkali ketika kita baru saja lahir baru, Tuhan memutuskan untuk membentuk kita terlebih dahulu mulai dari dasar. Dan prosesnya bisa jadi terasa berat bahkan menyakitkan. Pembersihan benalu-benalu dosa yang menempel seringkali makan waktu, dan selama proses itu kita harus rela menderita dan mengorbankan banyak hal. Itu belum lagi ditambah reaksi dunia yang kerap membuat keputusan mengikuti Yesus menjadi semakin sulit, bagai mendaki jalan yang terus bertambah terjal. Yesus sendiri sudah mengingatkan bahwa "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku." (Markus 8:34). Pada akhirnya setelah melewati proses pemurnian, barulah kita sadar bahwa semua itu adalah demi kebaikan sendiri juga, menjadi permata-permata Allah yang bernilai tinggi di dunia, membawa berkat bagi banyak orang, menginspirasi dan mencerahkan. Tapi tidak dipungkiri memang, selama proses pembentukan kita akan mengalami banyak rasa yang tidak enak. Berbagai hal yang terjadi dalam kehidupan dunia yang begitu penuh gejolak ini mampu meruntuhkan kepercayaan kita dan membuat kita kehilangan pengharapan. Banyak orang yang akhirnya berubah meninggalkan Tuhan akibat tekanan bertubi-tubi yang tidak lagi mampu ia hadapi. Penderitaan hidup, kemiskinan, terlilit hutang, penyakit yang tidak sembuh-sembuh, kepahitan, kemarahan, sakit hati, jodoh dan sebagainya. Di sisi lain, limpahan harta kekayaan, jabatan, popularitas, sibuk menimbun uang dan sejenisnya, juga mampu membuat manusia kehilangan arah. Menyimpang ke kanan atau ke kiri, tidak lagi lurus melangkah di jalan Tuhan. Belum lagi berbagai penyesatan dari media hiburan, pola hidup modern yang menyimpang dan sebagainya, termasuk pula kekecewaan mendalam karena memiliki dasar yang salah dalam mengikuti Yesus. Pendeknya, ada 1001 macam kejadian yang bisa membuat kita meninggalkan Tuhan jika tidak hati-hati.Lalu bagaimana cara kita agar bisa mampu bertahan, tetap setia hingga akhir dan tidak terburu-buru meninggalkan Tuhan?




« »
« »
« »
Get this widget