Di dlm Firman-Nya ada kepastian. Roh Kudus akan memimpin kita berjln di atas ketidakpastian. Ia hanya butuh kita percaya & taat Kisah 10:19-20

Sabtu, 31 Agustus 2013

INDIKATOR KASIH

Ayat bacaan: 1 Korintus 13:4-7
========================
"Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu."

Hampir pada semua panel dashboard mobil terdapat lampu indikator aki atau baterai mobil. Biasanya lampu ini akan menyala begitu mobil dinyalakan dan normalnya akan berhenti setelah mesin mobil mulai bekerja. Apabila lampu masih menyala terus saat kendaraan sudah berjalan, itu artinya ada yang tidak normal dengan sistem pengisian aki, dan anda akan sangat disarankan untuk segera menuju bengkel agar anda tidak mengalami apa-apa yang buruk ketika anda sedang berkendara di jalan. Mobil-mobil keluaran baru memiliki lampu indikator apakah pintu-pintu sudah tertutup rapat atau belum, kondisi oli, bensin dan sebagainya. Berbagai peralatan elektronik kita pun memiliki lampu-lampu indikator sebagai tanda penunjuk, seperti perangkat seluler anda dan lain-lain.
Indikator merupakan penanda akan sesuatu, bisa berupa lampu peringatan, bentuk-bentuk statistik dari pencapaian keberhasilan, parameter, indeks, ukuran dan sebagainya. Sebuah indikator adalah variabel yang bisa membantu kita mengukur tingkat perubahan baik secara langsung maupun tidak langsung, ukuran dari kejadian/kondisi dan bisa membantu kita untuk membuat sebuah penilaian yang komprehensif dari waktu ke waktu.

Rabu, 28 Agustus 2013

IMAN + KESABARAN DALAM MENUAI JANJI TUHAN

Ayat bacaan: Ibrani 6:12
=================
"agar kamu jangan menjadi lamban, tetapi menjadi penurut-penurut mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah."
Pada suatu kali saya menemani istri di dapur ketika sedang membuat kue. Saya melihatnya mengocok campuran beberapa bahan baku dengan penuh kesabaran agar adonan kue bisa menjadi bagus. Sambil tersenyum saya berkata kepadanya bahwa pekerjaan itu terlihat melelahkan dan tampaknya membosankan. Tapi ia menjawab bahwa meski pegal, itu akan menentukan berhasil tidaknya kue yang dimasak. Setelah beberapa waktu, saya mulai melihat hasilnya. Dan pada saat disajikan, kue terasa lezat dan bagus bentuknya. Kue sukses dibuat.

Senin, 26 Agustus 2013

BERLAYAR MENGARUNGI KEHIDUPAN

Ayat bacaan: Markus 6:48
====================
"Ketika Ia melihat betapa payahnya mereka mendayung karena angin sakal, maka kira-kira jam tiga malam Ia datang kepada mereka berjalan di atas air dan Ia hendak melewati mereka."
Pergumulan. Ini kata yang tidak asing lagi bagi kita karena siapa, kapan dan dimanapun kita tentu pernah mengalami hal ini. Layaknya kapal yang tengah berlayar, ada kalanya hidup tenang, ada kalanya bergelombang dan ada pula waktu dimana badai datang menggoncang. Semua orang mengalami, tapi apa yang membedakan adalah bagaimana dan dengan siapa kita menghadapinya. Apakah kita hanya mengandalkan kekuatan sendiri, harta yang kita miliki, orang lain atau mengandalkan Tuhan, pencipta segala yang ada di alam semesta.

Minggu, 25 Agustus 2013

MENGASIHI JANGAN PURA PURA

Ayat bacaan: Roma 12:9
=================
"Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik."
Suatu kali seorang teman saya memutuskan untuk berhenti dari tempatnya bekerja karena merasa tidak nyaman disana. Ia bercerita bahwa suasana di kantornya penuh kepalsuan. Di permukaan semua tampak baik-baik saja. Senyum, sopan, tapi di belakang ada banyak intrik dengan kepentingan masing-masing. Uang yang digelapkan, menyebarkan isu-isu miring terhadap rekan sekerja, cari muka kepada pimpinan agar mendapat posisi tinggi lewat gaya menjilat tapi dibelakang mereka menghujat dan menghina bahkan dari hal-hal yang sama sekali tidak perlu seperti model pakaian, cara jalan dan lain-lain. "Daripada saya lama-lama gila disana, lebih baik saya keluar dan mencari tempat kerja lain dengan suasana yang lebih nyaman." katanya. Di sisi lain saya mendengar pula teman lain yang bercerita tentang kantornya yang penuh kemunafikan. "Bayangkan, mereka melakukan doa pagi sebelum mulai bekerja lho.. tapi ketika sampai pada urusan duit, mereka bisa melakukan mark-up atau menipu tanpa rasa bersalah sedikitpun." kata teman saya ini. Tipikal orang-orang 'bermuka dua' seperti ini tentu tidak asing bagi kita karena tentu kita pernah berjumpa dengan mereka dalam kehidupan sehari-hari, bahkan mungkin di antara orang-orang yang dekat dengan kita. Ironisnya hal seperti ini bukan hanya terjadi diluar tapi gereja pun mulai terjangkit hal yang sama. Saya sudah sering mendengar keluhan jemaat yang dinomorduakan, dikucilkan atau dihakimi karena satu dan lain hal. Ada gereja yang menyediakan kursi berbeda, di depan bagi jemaat kaya, VIP, orang penting sedangkan jemaat biasa dibelakang saja, meski kursi di depan masih kosong. Ada yang tampil hebat di depan tetapi dibelakang penuh iri hati dan gemar mengeluarkan kata-kata negatif, termasuk menjelek-jelekkan teman sendiri kepada orang lain. Bahkan tidak jarang kita bertemu dengan orang yang seperti terpaksa senyum lantas mengabaikan kita.

Rabu, 21 Agustus 2013

TAAT PADA PEMIMPIN

Ayat bacaan: Ibrani 13:17
=================
"Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu."
Dari tahun ke tahun kita memperingati Hari Proklamasi Kemerdekaan kita. Setiap tahun kita berharap menyongsong masa depan yang lebih baik, berharap bangsa ini tumbuh menjadi bangsa yang bermartabat, makmur, sejahtera, aman sejahtera dan hidup dalam damai. Sebanyak kita berharap, sebanyak itu pula kita terus dikejutkan akan berbagai kejadian yang bukan saja mempermalukan kita di mata dunia tetapi juga mengecewakan Tuhan. Disintergrasi, kekerasan, penindasan, ketidakadilan, pemaksaan kehendak, harga-harga yang terus melambung, korupsi, mengorbankan orang banyak demi kepentingan kelompok, kecurangan-kecurangan dan sebagainya terus menciptakan instablitas negeri ini dengan skala yang makin tinggi. Pemerintah seakan tak berdaya melihat negara ini porak poranda dihancurkan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab, dengan situasi tidak menentu kita sulit membayangkan kemana negara ini akan melangkah.

Sabtu, 17 Agustus 2013

MENGHADAPI TUDUHAN IBLIS

Ayat bacaan: Yohanes 8:44
=================
"... Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta."
Saya sering bertemu dengan orang yang sulit pulih dari kesalahan masa lalunya. Mereka terus terbelenggu oleh rasa bersalah dan merasa tidak pernah layak menerima pengampunan dari Tuhan. "Saya sudah terlalu banyak melakukan kesalahan, tidak mungkin saya masih bisa terima pengampunan dari Tuhan. Semua sudah terlambat." demikian kata seorang ibu pada suatu kali. Ia tidak pernah bisa merasa nyaman meski sudah bertobat. Ia terus menjadi tertuduh atas kesalahan yang pernah ia perbuat di masa lalunya. Orang-orang yang masih didera perasaan bersalah seperti ini tidaklah jarang kita temui. Saya yakin anda setidaknya pernah bertemu dengan mereka, atau jangan-jangan anda masih merasakan hal yang sama meski dalam skala yang lebih kecil. Tertuduh. Being accused. Bagaikan mantan narapidana yang masih mendapat gelar 'mantan napi' meski sudah bebas. Sepertinya ada yang terus menunjuk muka dan mengingatkan bahwa mereka pernah bersalah dan karenanya tidak layak menerima pengampunan, pemulihan dan keselamatan. Tidak jarang pula kita mendengar orang yang kemudian memilih mengakhiri hidupnya karena merasa kesempatannya sudah tertutup habis. Benarkah demikian? Jika itu masih menjadi bagian dari hidup sebagian kita, itu artinya kita masih terpengaruh kepada jebakan iblis.

Senin, 12 Agustus 2013

MELANGKAH DENGAN TUNTUNAN TUHAN

Ayat bacaan: Yeremia 29:12-13
====================== 
"Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati."

Saya mengenal seorang paruh baya yang hingga usia lanjutnya tidak kunjung mendapat pekerjaan yang baik. Berulang kali ia mencoba berganti pekerjaan, sebanyak itu pula ia gagal. Kekecewaan pun menyelimuti perasaannya, terlebih dengan menyadari bahwa waktunya untuk bisa produktif tidak banyak lagi. "Seandainya Tuhan mau memberitahukan apa yang harus saya perbuat, saya tidak harus gagal terus seperti ini." katanya pada suatu kali. Pertanyaan yang muncul di benak saya, apakah benar Tuhan suka menyembunyikan dalam-dalam rencananya atas hidup kita sehingga kita akan sulit atau bahkan tidak mungkin mengetahuinya? Apakah benar Tuhan hanya menyuruh kita untuk patuh dan mengikuti rencanaNya tapi keberatan untuk memberitahukan kita apa yang ada dalam rencana atau rancanganNya atas diri kita?

Minggu, 11 Agustus 2013

SEQUENCE

Ayat bacaan: Mazmur 17:5
==============
"langkahku tetap mengikuti jejak-Mu, kakiku tidak goyang."
Kemarin saya melakukan perenungan pribadi melihat kembali apa saja yang sudah saya lakukan, langkah-langkah atau keputusan-keputusan yang saya ambil sampai hari ini, apa yang masih harus diperbaiki dan apa yang harus ditingkatkan. Ditengah prosesnya saya diingatkan bahwa hidup ini merupakan sebuah rangkaian bersambung yang terkait satu sama lain. Satu langkah menentukan langkah berikutnya, one thing leads to another. Dan ini biasanya disebut dengan sequence atau sekuens. Itu artinya, setiap langkah akan sangat menentukan keberhasilan kita. Jika kita menjalani satu persatu dengan baik, maka peningkatan kesuksesan pun bisa kita alami. Sebaliknya satu langkah yang salah akan mempengaruhi langkah selanjutnya. Bisa dibayangkan bagaimana kesalahan pengambilan keputusan terjadi dalam beberapa langkah dari rangkaian perjalanan hidup kita. Waktu bisa terbuang sia-sia, kegagalan atau kerugian akan semakin besar dan yang lebih buruk lagi, kita bisa terjatuh kepada hal-hal yang bisa sangat merugikan masa depan atau bahkan keselamatan kita. Satu langkah yang tersendat akan menghalangi rangkaian selanjutnya sehingga memperlambat pencapaian ke depan.

Kamis, 08 Agustus 2013

MENGAKHIRI PERTANDINGAN DENGAN BAIK

Ayat bacaan: 2 Timotius 4:7
=====================
"Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman."
Baru saja kemarin seorang teman dekat saya curhat menceritakan saat ayahnya meninggal. Sang ayah merupakan wiraswasta sukses yang pada saat-saat terakhirnya sempat mengutarakan kekecewaannya melihat keluarganya mulai terpecah-pecah. Teman saya yang merupakan anak perempuan satu-satunya ternyata ia anggap sebagai yang paling mengerti, sehingga ia pun menumpahkan isi hatinya yang sedih kepada teman saya ini. Tidak lama kemudian sang ayah meninggal dunia. Teman saya bercerita bahwa di saat ia duduk di pinggir peti memandang jasad ayahnya, ia kembali merenungkan kata-kata ayahnya. Disana ia menyadari bahwa meski sukses, semasa hidup sang ayah menghadapi begitu banyak problema berat dan pergumulan termasuk dari sisi keluarga. "papa sangat kuat... apa yang papa hadapi dalam hidupnya itu sangat berat, tapi sekarang papa sudah mengakhiri pertandingan dengan baik." demikian katanya kepada saya. Kehidupan si papa ternyata menginspirasinya untuk bisa berbuat lebih baik dalam menjalani hidup. "Kalau papa bisa, aku juga harus bisa." katanya.

Rabu, 07 Agustus 2013

PENTINGNYA DONGENG SEBELUM TIDUR

Ayat bacaan: Ulangan 11:19
====================
"Kamu harus mengajarkannya kepada anak-anakmu dengan membicarakannya, apabila engkau duduk di rumahmu dan apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun"
Ketika saya masih kecil, saya secara rutin mendengar dongeng sebelum tidur terutama dari nenek saya. Ada banyak cerita yang ia sampaikan baik dengan membacakan buku tentang dongeng-dongeng terkenal seperti karya H.C Andersen, Flora Annie Steel, berbagai dongeng rakyat atau rekaannya sendiri. Nenek dengan senang hati menjawab berbagai pertanyaan saya apabila ada bagian-bagian yang membingungkan atau sulit saya mengerti. Ia sudah lama tiada, tapi dongeng-dongengnya sebelum tidur masih melekat di benak saya hingga hari ini. Bahkan masih segar di benak saya bagaimana caranya bercerita atau suasana waktu itu. Ada banyak dari ceritanya yang sangat berguna di masa-masa pertumbuhan saya, bahkan masih sangat bermanfaat untuk diingat dan diterapkan sampai detik ini.

Minggu, 04 Agustus 2013

MENGEMBAN TANGGUNGJAWAB ALA DAUD

Ayat bacaan: 1 Samuel 17:34-35
==========================
"Tetapi Daud berkata kepada Saul: "Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya. Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya, maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya..."
Seberapa jauh kita rela berkomitmen menjalankan tanggung jawab terhadap sesuatu yang dipercayakan kepada kita? Maksud saya begini. Yang biasa dilakukan oleh orang, sebuah tanggung jawab akan diterima dengan senang hati kalau disertai imbalan yang besar pula. Tapi bagaimana jika imbalannya kecil atau bahkan tidak ada sama sekali? Kebanyakan orang akan mengerjakannya asal-asalan dan tidak lagi menganggap penting sebuah tanggung jawab. Itupun masih untung kalau masih bersedia mengerjakan. Apakah kita memang harus mengukur keseriusan kita bekerja, bertanggungjawab secara penuh dengan memberi yang terbaik hanya berdasarkan tinggi rendahnya kompensasi saja? Saya percaya Tuhan tidak menginginkan anak-anaknya berbuat seperti itu.

Jumat, 02 Agustus 2013

CARA MENGATASI MASALAH ALA DAUD

Ayat bacaan: 1 Samuel 17:45
=================
"Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: "Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu."
Disebuah pagi kira-kira 1000 tahun Sebelum Masehi, tepat di lembah Tarbantin yang terletak di tengah dua bukit. Disana sedang berhadapan dua orang yang sangat jomplang baik dari segi ukuran tubuh maupun kelengkapan peralatan dan persenjataan. Di sudut yang satu berdiri sosok bertubuh raksasa dengan tinggi kurang lebih tiga meter, memakai perisai lengkap yang mahal dan bersenjata lembing terbuat dari tembaga. Mata tombaknya saja sudah sekitar tujuh kilogram. Di sudut lain ada seorang anak muda berwajah kemerahan, tanpa perisai atau pelindung tubuh apapun dan hanya bersenjatakan umban yaitu sejenis ketapel. Sebuah pertarungan tidak seimbang sepertinya bakal tersaji di depan mata. Sudah kalah ukuran tubuh, kalah perlengkapan perang, kalah senjata pula. Ketidakseimbangan bertambah jelas jika mengetahui bahwa sudah 40 hari lamanya raksasa ini beserta tentaranya sukses mengintimidasi tentara Israel. Suasana mencekam memenuhi lembah itu. Anda bisa membayangkan bagaimana situasi disana pada waktu itu, tapi anda pun tentu tahu apa yang menjadi hasilnya. Benar, ini adalah kisah yang sangat terkenal ketika Daud muda berhadapan dengan raksasa dari Gat bernama Goliat. Hanya dengan ketapel Daud mampu menumbangkan lawannya. Sebuah kemenangan fenomenal yang tercatat dalam tinta emas hingga hari ini.





« »
« »
« »
Get this widget