Di dlm Firman-Nya ada kepastian. Roh Kudus akan memimpin kita berjln di atas ketidakpastian. Ia hanya butuh kita percaya & taat Kisah 10:19-20

Minggu, 25 Januari 2015

CHA DAN KESABARANNYA YANG MENGINSPIRASI

Ayat bacaan: 1 Timotius 6:11
======================
"Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan."

Sekitar beberapa tahun yang lalu ada berita menarik dari negara K-pop, Korea Selatan yang buat saya sangat menginspirasi dan memberkati. Seorang nenek bernama Cha Sa soon dikabarkan telah melakukan hampir 800 kali ujian teori pembuatan SIM (Surat Ijin Mengemudi) tapi tidak kunjung lulus! Sejak 2005 Cha terus menerus datang ke kantor polisi mulai dari setiap hari hingga seminggu sekali dengan satu tujuan: membuat SIM. Hingga 4 tahun setelahnya ia masih tetap tidak lulus karena skornya masih jauh di bawah standar kelayakan. Selama 4 tahun ia sudah menghabiskan sekitar 4 juta Won atau sekitar 45 juta rupiah hanya untuk memperoleh SIM tapi tetap saja gagal. Meski sudah lanjut usia, ia sangat memerlukan SIM sehubungan profesinya berjualan makanan dan kebutuhan rumah tangga. Di kota Jeonju dimana ia tinggal, sementara belum mendapat SIM ia menjalankan pekerjaannya dengan gerobak dorong dari satu pintu ke pintu lain di kompleks perumahan. Para polisi di sana sudah mengenalnya dan terharu, tetapi undang-undang melarang mereka untuk menolong si nenek ini.

Sabtu, 24 Januari 2015

KARENA TUHAN BAIK

Ayat bacaan: Mazmur 100:2,5
========================
"Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai...Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun."

Pernahkah anda merenungkan mengapa Tuhan berkenan atau bahkan rindu untuk terus memberkati kita, melimpahi kita dengan berbagai karunia, berjalan bersama kita, melindungi dan memberi rahmat setiap pagi? Normalnya apabila seseorang mendapat pemberian seperti itu, tentu ia punya prestasi membanggakan, berjasa buat si pemberi atau melakukan perbuatan-perbuatan luar biasa besar yang menyebabkan pemberinya berhutang budi. Di dunia dimana pemberian hanya diukur dengan alasan balas jasa atau investasi masa depan, Tuhan ternyata punya pandangan lain. Apakah Tuhan berhutang budi pada kita? Apakah kita begitu luar biasa baiknya, tanpa cela dan berjasa kepada Tuhan sehingga Dia memberikan penghargaan atas jasa-jasa kita? Apakah Tuhan berkewajiban untuk membalas budi baik atau jasa-jasa kita? Tentu saja tidak. Suatu kali seorang teman mengatakan bahwa Tuhan ingin melakukan perkara-perkara yang baik bagi kita bukan karena kita baik dan layak, tetapi karena Dia baik. Not because we are so great, flawless, not even because we deserve it, but it's simply because God is good. Karena Tuhan baik. Karena Tuhan penuh kasih. He is good, He is a loving Father. Karena itulah Dia memberi anugerahNya kepada kita, baik untuk dipakai dalam kehidupan sekarang maupun anugerah keselamatan bagi kehidupan kekal nanti. Itulah sebabnya disebut dengan anugerah, sesuatu yang sebenarnya tidak pantas kita terima tapi diberikan secara cuma-cuma.

Minggu, 18 Januari 2015

DON'T MISS GOING TO CHURCH

Ayat bacaan: Mazmur 122:1
=========================
"Nyanyian ziarah Daud. Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: "Mari kita pergi ke rumah TUHAN."

Apakah anda termasuk orang yang teratur beribadah ke gereja di hari Minggu/akhir pekan atau bolong-bolong? Jujur saja, saya pun pernah bolong karena ada kalanya saya harus keluar kota untuk bekerja. Sibuk bekerja bisa jadi merupakan salah satu alasan untuk tidak ke gereja. Apakah karena lelah bekerja sehingga malas bangun pagi, atau masih harus bekerja di hari ibadah raya diadakan. Ada banyak lagi alasan lain seperti kurang enak badan, ada acara keluarga dan sebagainya.

Saya tidak ingin membicarakan soal teratur tidaknya kita ke gereja. Tetapi ada sebuah cerita tentang seorang ibu di Amerika yang masuk tajuk utama sebuah harian lokal di kotanya mengenai hal ini. Kisahnya sederhana tapi bagi saya sangat menarik dan terasa menegur saya yang masih ada absennya. Si ibu masuk koran hanya karena satu hal: ia tidak pernah absen ke Gereja selama 20 tahun. Bukan satu-dua tahun, tapi 20 tahun! Itu jelas rentang waktu yang sangat panjang. Bagaimana ia bisa melakukan itu? Beberapa pertanyaan pun bisa muncul mengenai ibu ini.
- Apakah si ibu tidak pernah sakit atau kurang enak badan pada hari beribadah?
- Apakah ia tidak pernah kecapaian dan terlalu lelah untuk keluar di hari Minggu?
- Apakah ia tidak pernah berhalangan akibat ada kegiatan yang kebetulan jatuh di hari itu?
- Tidakkah ia pernah berlibur akhir pekan ke tempat lain?
- Apakah tidak pernah ada kendala cuaca sama sekali pada hari Minggu selama 20 tahun?
- Apakah ia tidak pernah ketiduran sehingga terlambat untuk berangkat?
- Atau mungkin, dia tidak punya sanak saudara, keluarga, teman atau tamu yang kebetulan datang pada hari itu?
- Apakah jemaat di gerejanya semuanya baik sehingga ia tidak punya ganjalan apapun jika harus bertemu mereka saat beribadah?
- Tidakkah ia pernah merasa bosan mendengar kotbah yang itu-itu lagi?
- Bagaimana ia bisa tidak pernah malas terhadap pendeta tertentu dan selalu hadir siapapun pendeta yang berkotbah?
- Tidak adakah satupun alasan yang bisa ia pakai untuk menghindari ibadah di pagi hari saat kebanyakan orang beristirahat sepuasnya?

Jumat, 02 Januari 2015

TAHUN BARU, RAHMAT BARU, HARAPAN BARU

Ayat bacaan: Ratapan 3:22-23
========================
"Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!"


Ada dua penjual roti yang lewat di depan rumah saya setiap pagi. Yang satu perusahaan tua, yang satu masih terhitung baru. Meski demikian, keduanya punya produk yang enak, terlebih jika dibeli pagi-pagi seringkali rotinya masih lumayan hangat. Jelas roti-roti mereka lebih nikmat jika dibandingkan dengan roti yang sudah berumur sehari lebih yang dipajang di mini market. Beberapa gerai roti di supermarket ada juga yang menawarkan produk-produk yang masih hangat, fresh from the oven karena memang diproduksi di tempat.

Kita menyukai hal-hal baru. Kita menanti film baru, lagu baru, tempat-tempat baru, kesuksesan, peningkatan dan pencapaian baru, bahkan hubungan kita pun akan terasa membosankan kalau hanya begitu-begitu saja tanpa adanya kejutan dan hal-hal baru yang dilakukan bersama. Tantangan-tantangan baru mampu membuat banyak orang bersemangat, karena disana mereka akan belajar hal baru dan menggapai keberhasilan yang baru pula.




« »
« »
« »
Get this widget