Di dlm Firman-Nya ada kepastian. Roh Kudus akan memimpin kita berjln di atas ketidakpastian. Ia hanya butuh kita percaya & taat Kisah 10:19-20

Sabtu, 30 November 2013

DUDUK DI KAKI TUHAN DAN MENDENGARKANNYA

Ayat bacaan: Lukas 10:39
=====================
"Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya"
Apa yang akan anda lakukan untuk menyenangkan ayah anda? Ayah saya sangat senang sebuah kebersamaan, pergi bersama anak-anaknya dan bisa ngobrol, tertawa bersama. Berhubung saya tinggal di kota lain, itu jarang bisa terjadi. Tapi saya kerap menelepon dan bercerita tentang hal-hal sehari-hari, dan ia pun demikian. Itu membuat ayah saya tetap bisa merasakan kebersamaan meski tidak bisa sering-sering bertemu secara fisik. Selain punya ayah di dunia, kita juga punya Bapa surgawi. Pernahkah anda berpikir apa yang bisa anda lakukan untuk menyenangkanNya? Ada banyak orang yang salah kaprah mengira bahwa mereka harus sibuk melayani. Semakin terlihat sibuk, semakin baik pula mereka pastinya di mata Allah. Tidak jarang pula orang berpikir untuk menyogok Allah lewat seabreg pelayanan mereka. Lewat kesibukan melayani, mereka pasti akan jauh dari masalah dan Tuhan akan memberikan mereka harta kekayaan di dunia. Ini sebuah konsep yang sangat keliru, karena lewat Yesus sendiri kita bisa melihat bahwa bukan kesibukan melayani yang membuat Tuhan senang, tetapi justru kerinduan kita untuk duduk di kakiNya dan mendengar perkataanNya.

Jumat, 29 November 2013

PERHENTIAN

Ayat bacaan: Ibrani 4:1
=================
"Sebab itu, baiklah kita waspada, supaya jangan ada seorang di antara kamu yang dianggap ketinggalan, sekalipun janji akan masuk ke dalam perhentian-Nya masih berlaku."
Seandainya diminta membayangkan sebuah suasana yang paling nyaman buat anda, apa yang muncul dibenak anda? Saya membayangkan sebuah tempat di pinggir pantai, angin sejuk berhembus sepoi-sepoi menerpa lembut saya yang tengah duduk dibawah pohon kelapa, menikmati suasana penuh kedamaian tanpa ada beban pikiran, tanpa tugas-tugas, tanpa ada masalah yang harus diselesaikan, tanpa kekurangan apapun. Itu adalah suasana yang paling nyaman yang akan langsung terbayang jika pertanyaan itu diberikan pada saya. Masing-masing orang tentu punya suasana favorit untuk refreshing. Mungkin anda membayangkan suasana pegunungan, ada yang berjalan-jalan dan hang out bersama sahabat di mal, pergi ke tempat-tempat rekreasi, atau mungkin juga yang paling nyaman adalah bisa menonton dvd di rumah sambil rebahan tanpa gangguan. Apapun yang anda bayangkan, tentu saja faktor yang akan selalu ada adalah situasi dimana tidak lagi ada kesulitan, beban hidup, masalah, kesedihan dan hal-hal berat lainnya yang menyita pikiran dan perasaan. Dan yang juga pasti, setelah anda bekerja keras selama beberapa waktu, sebuah perhentian, sebuah masa jeda, masa istirahat akan terasa sangat indah bahkan mewah bagi kita.

Kamis, 28 November 2013

SELA

Ayat bacaan: Mazmur 3:9
=======================
"Dari TUHAN datang pertolongan. Berkat-Mu atas umat-Mu! S e l a"
 
Kerja, kerja dan kerja. Itu ada dipikiran banyak orang hari-hari ini karena kebutuhan yang terus meningkat, baik dari segi jumlah barang maupun harga. Selain kebutuhan sehari-hari seperti makan, minum, pakaian, rumah, pendidikan anak, jaman ini manusia punya beban-beban tambahan yang seringkali malah menempati ranking lebih tinggi di atas apa yang dahulu kita kenal sebagai kebutuhan primer. Lifestyle of the rich and famous alias gaya hidup glamor, gadget, fashion, merek-merek mewah dan sebagainya terus mendominasi hidup banyak orang sebagai akibat dari penetrasi iklan-iklan yang terus membombardir kita dengan janji-janji kebahagiaan, dan semua ini membuat manusia memilih untuk bekerja ekstra agar bisa memenuhi semuanya. Kerja siang sampai sore, lanjut kerja lain sampai malam. Nonstop. Seperti seekor kuda yang tanpa rehat terus berlari membawa beban berat agar bisa sampai kepada sebuah tujuan yang sebenarnya tidak ada ujungnya. Sekuat-kuatnya manusia, semuanya punya batas.

Rabu, 27 November 2013

PANGGUNG SANDIWARA

Ayat bacaan: 2 Timotius 2:3-4
=======================
"Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng."
Ketika saya hendak menulis renungan hari ini sayup-sayup terdengar lagu Panggung Sandiwara lewat alunan suara rocker senior Achmad Albar. "Dunia ini panggung sandiwara.." demikian awal liriknya. Lagu ini mengajak kita untuk tidak terus hidup dalam kepalsuan dalam dunia yang mudah berubah. Pesan yang baik ini menyinggung salah satu sifat jelek manusia yang masih saja dilakukan oleh begitu banyak orang hingga hari ini, bahkan di kalangan gereja. Seorang pendeta pernah mengatakan bahwa ada banyak gereja yang mewanti-wanti agar kotbah hanya diisi dengan kotbah berkat alias yang baik-baik saja. "Supaya jemaat tidak tersinggung." katanya. Tersinggung? Itulah faktanya. Ada banyak orang percaya yang tampaknya tidak suka ditegur bahkan lewat kebenaran firman Tuhan. Mereka lebih suka terus hidup dalam pikirannya sendiri dan memaksakan kebenaran firman Tuhan untuk masuk ke dalam bingkai pemikiran mereka pribadi. Ironisnya ada banyak pula gereja yang malah ikut-ikutan karena takut kehilangan jemaat. Gereja bukan lagi dijadikan tempat untuk belajar mengenal kebenaran firman Tuhan dan membangun persaudaraan dengan rekan-rekan seiman tapi berubah menjadi sebuah panggung sandiwara. Gereja akan berusaha mencari pengkotbah yang pintar melawak dan terus bicara soal kekayaan untuk menyenangkan hati jemaatnya. Memanggil artis terkenal kemudian mempromosikan lewat media. Jika ini yang terjadi, gereja bukan lagi rumah Tuhan tapi berubah fungsi menjadi panggung hiburan yang penuh sandiwara.

Sabtu, 23 November 2013

TANGAN YANG BERSIH DAN HATI YANG MURNI : JUJUR DAN TULUS

Ayat bacaan: Mazmur 24:4-5
=======================
"Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu. Dialah yang akan menerima berkat dari TUHAN dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia."
Apa kriteria yang sering muncul dalam lowongan-lowongan kerja? Yang paling umum ada tiga, yaitu jenjang pendidikan, pengalaman dan batas usia. Ada beberapa lagi yang juga sering muncul yaitu sanggup bekerja sama secara tim dan bersedia ditempatkan dimanapun sesuai kebutuhan perusahaan, juga penguasaan beberapa kemampuan lain seperti menggunakan komputer dan bahasa. Seandainya saya membuka lowongan, maka yang akan saya jadikan syarat utama bukan itu semua melainkan jujur dan tulus. Mengapa? Karena ini merupakan kualitas manusia yang semakin lama semakin langka. Kejujuran dan ketulusan bukan lagi menjadi hal penting. Korupsi dan penipuan terjadi di setiap lini pekerjaan mulai dari atas sampai ke bawah. Orang pun tidak lagi tulus dalam mengerjakan sesuatu tapi pamrih. Hasil kerja tergantung bayaran, kalau tidak dibayar tidak dikerjakan, pendeknya semuanya tergantung uang. Selain langka, tulus dan jujur merupakan kualitas yang bagi saya tidak bisa dibeli dengan uang. Yang lain-lain bisa dipelajari seiring waktu.

Selasa, 19 November 2013

MENYAMBUT PENDATANG BARU

Ayat bacaan: Keluaran 23:9
====================
"Orang asing janganlah kamu tekan, karena kamu sendiri telah mengenal keadaan jiwa orang asing, sebab kamupun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir."
Semua kampus mengadakan masa orientasi untuk para calon mahasiswa baru. Secara teori masa orientasi ini diperlukan agar mereka mengenal lingkungan dimana mereka akan menempa diri untuk menjadi sarjana dalam beberapa tahun ke depan, sekaligus mengenal senior-senior yang sudah terlebih dahulu mengecap pendidikan disana. Entah kenapa dan siapa yang memulai, sebuah sarana yang baik ini diselewengkan menjadi saat menggojlok anak-anak baru dengan cara yang seringkali diluar kepantasan orang beradab. Sejak jaman dahulu bentuk perploncoan ini lebih menekankan penyiksaan secara fisik dan mental dengan alasan agar mental para mahasiswa baru ini bisa cukup kuat untuk menjalani pendidikan hingga sarjana. Bukan hanya di tingkat universitas, tapi anak-anak SD pun sekarang sudah tahu bagaimana mem-bully anak-anak baru di sekolah. Bukannya menyambut dengan ramah dan siap membantu mereka agar lebih cepat beradaptasi, anak-anak baru cendrung dibuat trauma terhadap lingkungan yang seharusnya nyaman untuk menimba ilmu. Kesalah-kaprahan ini sering berlanjut di kantor, instansi atau lembaga bahkan bentuk-bentuk organisasi kemasyarakatan. Apakah itu karena pergaulan yang salah, kurangnya pendidikan etika, sopan santun di rumah atau sebagai 'output' dari kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga, sikap seperti ini terus menjadi trend dimana-mana. Sebagai orang percaya, bagaimana kita seharusnya bersikap kepada pendatang?

Senin, 18 November 2013

SULIT BERSOSIALISASI

Ayat bacaan: Pengkotbah 4:12
=================
"Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan."

 
Saya mengenal beberapa orang yang sulit beradaptasi dengan lingkungan atau orang-orang baru. Mereka sulit bersosialisasi, merasa tidak nyaman ketika bertemu atau berada dengan orang-orang yang belum atau baru dikenal. Mereka memiliki 'lingkaran demarkasi' sendiri yang tidak boleh dilalui oleh orang yang tidak dekat dengan mereka. Mereka mudah terganggu dengan kehadiran orang lain dan akan sangat segan meminta bantuan. Bagi mereka, sendiri lebih baik. Menutup diri rapat-rapat jauh lebih baik. Kalaupun memang harus berada ditengah orang-orang baru mereka biasanya menyendiri mengambil posisi-posisi sudut yang relatif lebih sunyi. Dan energi mereka pun terkuras dengan cepat. Mereka lelah berada dalam situasi seperti itu meski tidak melakukan apa-apa. Bentuk sikap introvert yang berlebihan membuat orang sukar bersosialisasi dan pada akhirnya bisa saja berujung pada blocking diri atau mental yang menghambat mereka untuk meraih cita-cita, tujuan dan impian. Jika ingin merubah orang seperti ini dibutuhkan usaha yang tidak sedikit. Kitalah yang harus mencoba meraih mereka, membuat mereka perlahan-lahan merasa nyaman. Salah seorang yang dekat dengan saya hari ini bisa bersosialisasi dengan sangat baik setelah saya tangani. Saya mulai dengan sering berada di dekatnya tanpa menyentuh 'lingkaran demarkasi'nya, kemudian secara perlahan membawa beberapa teman lain untuk membuka hubungan. Pelan-pelan ia mulai membuka diri karena mulai merasa nyaman dengan orang-orang baru ini. Saya pun membawanya mengenal lebih banyak lagi, membawanya hang out ramai-ramai dan ia pun terbiasa dengan kehadiran orang. Meski ia masih mudah lelah setelahnya, ia tidak lagi punya masalah bertemu dengan orang-orang baru. Dan ia pun mengakui bahwa bersosialisasi ternyata jauh lebih bermanfaat ketimbang hidup sendiri menutup diri. Kalau tadinya ia hanya diperangkap oleh pola pikir sendiri, mau mengurus apa-apa harus sendiri, menghadapi masalah juga sendiri saja, sekarang ia merasakan bahagianya punya teman-teman yang mau saling bantu. Ia punya tempat sharing, tempat bertanya, bahkan untuk refreshing seperti nonton dan main game bareng, jalan-jalan, hang out dan sebagainya.

Sabtu, 16 November 2013

ADA UMAT TUHAN LAINNYA DISEKITAR KITA

Ayat bacaan: Kisah Para Rasul 18:10
==================
"...banyak umat-Ku di kota ini."
Menjadi bagian dari minoritas mungkin tidak mengenakkan, bahkan bisa mendatangkan kesulitan-kesulitan tersendiri. Ada seorang teman yang baru saja pindah ke sebuah daerah yang sama sekali asing baginya, dan ia pun bercerita bahwa ia merasa kesepian karena sulit mencari teman untuk berbagi terutama mengenai masalah keimanan. Mungkin ada diantara anda yang saat ini berada dalam lokasi-lokasi dimana anda kerap tersudut dan terpinggirkan. Mungkin anda mengalami hak-hak anda dibatasi/dikebiri atau malah mengalami beberapa tekanan. Di dunia hari ini situasi seperti itu bukan lagi hal baru. Meski diatur dalam undang-undang, pemerintah semakin lemah dalam melindungi warganegara minoritas dan cenderung membiarkan masalah-masalah kemanusiaan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang punya hak untuk mengatur, membatasi bahkan mengakhiri hidup orang yang berbeda dengan mereka. Kalau bukan seperti itu, mungkin anda berada dalam profesi-profesi tertentu yang cenderung banyak godaan. Saya sendiri berkecimpung di dunia entertainment yang dianggap banyak orang sebagai lingkungan yang tidak baik bagi kelangsungan pertumbuhan iman kita. Benar, ada banyak hal disana yang jika tidak hati-hati bisa cepat membuat kita jatuh dan hancur, bahkan dalam sekejap mata. Kita bisa melihat orang-orang yang tadinya hidup taat tapi kemudian menjadi korban akibat godaan dari kehidupan di dunia hiburan. Tapi percayakah anda, apabila saya berkata bahwa meski dunianya banyak godaan bahkan penyesatan, tetap saja ada orang-orang percaya yang tetap memilih untuk hidup lurus sesuai firman Tuhan? Percayakah anda meski sudah terlanjur mendapat cap buruk lewat banyak selebritis yang mempertontonkan sikap-sikap buruk, Tuhan masih memiliki 'orang-orang'Nya  untuk berkecimpung disana, dan masih akan terus menempatkan umatNya untuk menjadi lentera yang menerangi kegelapan? Listen to this: no matter where you are right now, wherever you're being placed, God still has His people to walk side by side with us. God still has his people wherever you go. 

Jumat, 15 November 2013

PELAKU BUKAN PENONTON

Ayat bacaan: 1 Petrus 2:9
==================
"Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib"

Siapa aktor atau aktris kesayangan anda? Ada yang ngefans karena penampilan atau wajah yang cantik/ganteng, dari perawakan tubuh yang sempurna, ada pula yang lebih mementingkan kehebatan berakting. Saya lebih tertarik kepada aktor watak yang bisa memerankan tokoh berbeda-beda dengan pendalaman sangat baik, yang bisa membawa penonton untuk masuk mendalami karakter kemudian lupa bahwa itu adalah hasil olah peran dari aktor yang bersangkutan. Ambil contoh peran almarhum Heath Ledger sebagai Joker dalam The Dark Knight sebagai tokoh antagonis dari seri Batman era baru. Ia melebur sempurna, mencekam dan terlihat menakutkan meski wajahnya dicat seolah badut sirkus. Atau lihat pula peran-peran Johnny Depp yang meski berwajah tampan tapi kerap menomorduakan penampilan secara fisik dan lebih mengedepankan seni peran. Teman saya masih tetap memfavoritkan Sylvester Stallone dan sangat bergembira dengan kembali suksesnya sang aktor lewat seri The Expandables dengan membawa segudang artis laga dari masa lalu digabung dengan tokoh-tokoh laga masa kini. Jika anda masih muda, mungkin anda akan lebih tertarik melihat aktor/aktris remaja baik dalam dan luar negeri. Anda tentu punya pilihan sendiri. Saya bukan hendak bercerita mengenai para pelaku industri perfilman Hollywood, Bollywood, Asia atau dalam negeri sendiri. Tapi ijinkan saya bertanya: bagaimana rasanya jika anda bukan hanya menonton aksi aktor/aktris kesayangan anda, tapi terlibat beradu akting secara langsung dengan mereka? Anda bukan lagi duduk di kursi empuk bioskop atau sambil mengunyah pop corn di depan televisi, tetapi anda ada di dalam layar, turut serta sebagai bagian dari cerita? Apakah anda berani atau tidak, itu soal lain. Tapi saya yakin itu akan anda rasakan sebagai sebuah pengalaman yang luar biasa membanggakan. Bagi saya yang berkecimpung di dunia musik, saya pernah tampil di atas panggung yang sama dengan para musisi luar biasa yang sebelumnya hanya saya lihat di layar kaca atau dengar lewat rekaman album mereka saja. Meski saya berada di sana bukan bermain musik bersama mereka, berada pada posisi seperti itu, bukan dari tempat penonton melainkan dari panggung melihat mereka yang bersorak dan bernyanyi, memberikan sebuah pengalaman baru yang sulit untuk dilupakan.

Kamis, 14 November 2013

BERMASALAH DENGAN MOOD JELEK

Ayat bacaan: 2 Korintus 10:5b
========================
"..Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus"

Apakah anda termasuk orang yang moodnya swing alias naik turun? Jika ya, tahukah anda bahwa mood seperti itu tidak saja merusak bagi anda sendiri tapi juga bisa berpengaruh kepada mood orang lain? Seorang teman saya tengah diambang perceraian bukan karena masalah-masalah besar seperti selingkuh, kondisi ekonomi yang tidak baik dan sejenisnya, tapi hanya karena sudah tidak tahan lagi menjalani bahtera rumah tangga yang terus panas. Saya menanyakan apakah ia sudah mencoba memeriksa dirinya sendiri, karena seringkali masalah justru hadir lewat perilaku kita sendiri yang mengganggu pasangan hidup kita tanpa kita sadari. Tapi menurutnya ia sudah berusaha memberi yang terbaik. Menurut pengakuannya ia telah menekan egonya sampai ke titik terendah, terus mengalah dan berusaha keras membuat suasana di rumah kembali harmonis dalam keseimbangan yang baik. "Setiap saya mengalah, ia akan terus menginjak lebih jauh lagi. Kalau saya melawan, ia malah makin keras. Ia tidak mau meminta maaf meski jelas-jelas salah, sayalah yang terus-terusan harus membujuknya walaupun saya yang tersinggung." kata teman saya. Mood istrinya yang swing membuat suasana rumah ia rasakan seperti ditimpa bara api. "Ada banyak hal yang sebenarnya seharusnya saya peroleh lewat istri. Ada kalanya saya butuh comfort jika sedang susah pikiran, tapi bukan comfort yang saya dapat melainkan sikap ego lewat emosinya yang liar. Yang lebih disayangkan lagi, ini terjadi bukan setelah pernikahan puluhan tahun, tetapi baru menginjak tahun ke 5. Saat ini saya masih berusaha agar ia mengurungkan niatnya karena perceraian biar bagaimanapun tidak akan mendapat pembenaran di hadapan Tuhan, tetapi hari ini mari kita belajar untuk menguasai mood agar tidak naik turun tanpa terkendali sehingga pada akhirnya hanya akan merugikan diri anda dan orang-orang yang anda sayangi.

Rabu, 13 November 2013

BELAS KASIH PERWIRA DARI KAPERNAUM

Ayat bacaan: Matius 8:6
====================
"Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita."

Ketika ada orang yang datang memohon bantuan, seberapa pedulikah kita? Semakin lama semakin sedikit orang yang mau mengulurkan tangan membantu sesama. Jangankan orang yang tidak dikenal, orang yang dekat pun enggan ditolong. Seribu satu macam alasan bisa dikemukakan. Ada yang langsung curiga, ada yang merasa tidak mampu, ada pula yang tega dengan mengusir langsung orang yang memohon bantuan karena merasa terganggu. Bahkan untuk membagi sedikit waktu untuk mendengarkan keluh kesah seseorang pun sudah terasa seperti buang waktu. Bantuan tenaga pun sama saja, berat rasanya berkeringat untuk orang lain. Ada tetangga yang mau pindah? Kunci pintu dan pura-pura tidak di rumah supaya tidak harus ikut repot. Kita pun tidak terkejut lagi ketika melihat orang bisa tega berlaku demikian terhadap saudara sendiri. Kalau terhadap yang dekat sudah begitu, jangan harap orang yang tidak dikenal bisa mendapat sedikit bantuan. Singkatnya, rasa belas kasih sudah semakin menipis, termasuk di kalangan orang-orang percaya yang sebenarnya tidak punya hak untuk menutup mata karena kasih Kristus yang mengalir seharusnya membuat hati penuh dengan belas kasih.

Senin, 11 November 2013

MENJADI PRAJURIT KRISTUS

Ayat bacaan: 2 Timotius 2:3
======================
"Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus."
 
 
Hari ini saya masih ingin melanjutkan mengenai sikap prajurit yang baik yang harus kita jadikan teladan. Dalam dunia ketentaraan kita ada sebuah sumpah yang disebut dengan Sumpah Prajurit,  berisi 5 butir janji. 5 butir itu adalah: (1) Setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang Berdasarkan Pancasila dan UUD 45, (2) tunduk pada hukum dan memegang teguh disiplin, (3) taat penuh kepada atasan dan tidak membantah perintah atau putusan, (4) menjalankan segala kewajiban dengan penuh tanggung jawab dan (5) memegang rahasia ketentaraan sekeras-kerasnya. Dalam pelaksanaannya tentu saja ada oknum-oknum yang perilakunya menyimpang dari sumpah yang telah mereka ucapkan, namun itu semua adalah perbuatan orang perorang dan bukan mewakili kelembagaan. Dari sudut kelembagaan, prajurit yang baik haruslah memegang teguh Sumpah Prajurit ini, termasuk juga Sapta Marga dan Delapan Wajib TNI.

Minggu, 10 November 2013

TAAT SEPERTI PRAJURIT YANG BAIK

Ayat bacaan: Matius 8:9
================
"Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya."

Apa kriteria prajurit yang baik? Melakukan yang terbaik dan rela mengorbankan nyawa demi negara dan bangsa itu tentu merupakan kriteria yang baik. Tidak melakukan pelanggaran hukum, disiplin, melindungi dan mengayomi warga negara, itu juga merupakan syarat utama. Jika anda penggemar film, maka anda bisa saja mengira bahwa prajurit yang baik adalah tokoh-tokoh seperti yang anda tonton, berani mati, tidak terkalahkan di medan pertempuran, gagah berani, tahu dan pintar menyusun strategi perang, menguasai jenis-jenis senjata dan hebat dalam bertarung dengan tangan kosong, dan terus bertempur meski sudah terluka. Itu pun bisa jadi menunjukkan kehebatan seorang prajurit. Tapi ada satu hal lagi yang mungkin sering luput dari kriteria kita, terutama apabila kita bukan tentara, yaitu ketaatan. Baik tidaknya seorang tentara atau prajurit bisa dilihat dari ketaatan mereka terhadap perintah atau instruksi komandannya. Mereka harus patuh mengikuti atasan sesuai garis komando. Jika diperintahkan maju mereka harus siap, jika disuruh mundur mereka pun harus melakukannya. Tidak protes, tidak membantah, tidak membangkang. Seperti itulah prajurit yang baik. Good soldiers obey orders/commands.  

Jumat, 08 November 2013

BELIEVE

Ayat bacaan: Yohanes 11:40
====================
"Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?"

 
Anda tentu masih ingat lagu yang dinyanyikan oleh Mariah Carey dan mendiang Whitney Houston yang menjadi hit besar pada tahun 1998 berjudul "When You Believe". Lagu yang dipakai sebagai soundtrack/themesong dari film animasi The Prince of Egypt berisi pesan yang sangat bagus, mengingatkan kita untuk percaya meski kita belum bisa melihat apa yang akan terjadi di depan. Awal refrainnya berbunyi: "There can be miracles, when you believe". Mukjizat bisa terjadi ketika kita percaya. Bagian dari refrain ini bagi saya sangat menarik, karena masalah percaya seringkali menjadi sumber penyebab gagalnya kita menyaksikan mukjizat Tuhan turun atas kita. Mukjizat Tuhan gagal terjadi bukan karena Tuhan enggan mendengar permohonan kita, tetapi justru karena keragu-raguan atau kekurangpercayaan kita sendiri.  Meski Alkitab sudah berulang kali menegaskan agar kita menepis keraguan dari hati kita, Yesus berulang kali mengingatkan kita agar percaya, bahkan menegur kita yang tidak atau kurang percaya, tetapi kita masih saja sulit melangkah dengan iman, percaya kepada Tuhan dengan segenap hati, lalu lebih tertarik untuk terus membiarkan keraguan menguasai hidup kita. Logika-logika kita yang terbatas seringkali kita kedepankan, kita sibuk memandang dan menimbang beratnya masalah, lalu membatasi sendiri terjadinya kuasa-kuasa keajaiban Tuhan yang sesungguhnya justru tidak terbatas oleh apapun.

Kamis, 07 November 2013

HINDARI SIKAP TAK ACUH

Ayat bacaan: Zefanya 2:1-2
====================
"Bersemangatlah dan berkumpullah, hai bangsa yang acuh tak acuh, sebelum kamu dihalau seperti sekam yang tertiup, sebelum datang ke atasmu murka TUHAN yang bernyala-nyala itu, sebelum datang ke atasmu hari kemurkaan TUHAN."
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering bertemu dengan tipe orang yang acuh tak acuh. Mereka ini adalah orang-orang yang tidak peduli terhadap orang lain, biasanya hanya diam ketika diajak berbicara dan tidak menunjukkan respon atas apa yang dikatakan oleh lawan bicaranya. Sikapnya dingin, sulit memuji dan seperti tidak 'konek'. Ini tentu bukan tipe orang yang enak untuk diajak ngobrol apalagi jika mengharap penghargaan hadir dari mereka. Jika anda memiliki atasan yang punya sikap seperti ini, anda tentu tahu bahwa anda tidak akan bisa mendapat apresiasi lewat ucapan dari mereka. Pokoknya kalau anda masih bekerja hari ini disana, tentu itu artinya anda masih dianggap baik dan layak, itu saja. Di rumah pun kita bisa saja berhadapan dengan orang-orang yang acuh tak acuh. Ada banyak orang tua yang terlalu sibuk bekerja dan diwaktu luangnya menghabiskan waktu dengan berbagai gadget mewahnya sehingga tidak punya waktu lagi untuk anak-anaknya. Mereka ini hanya dingin, tidak mentolerir kesalahan atau keributan, tapi tidak peduli terhadap kebutuhan anak-anak mereka untuk diperhatikan dan didengarkan. Sebuah sikap tidak acuh memang mengesalkan, tetapi sadarkah kita bahwa sikap ini bisa membawa dampak yang kurang baik bagi perkembangan kapasitas orang bahkan mampu merusak masa depan generasi selanjutnya?

Rabu, 06 November 2013

BERIBADAH TAPI TIDAK PERCAYA

Ayat bacaan: 2 Timotius 3:5
=====================
"Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya."
Ada seseorang yang saya kenal pernah menceritakan keheranannya terhadap cara berpikir dari teman-teman gerejanya. Setiap kali saya menceritakan mukjizat Tuhan yang saya alami, mereka menanggapinya dengan sinis. Ia ditertawakan malah dikatakan gila. "ah, kamu mengada-ada..mana ada yang seperti itu?" kata teman-temannya. Okelah kalau yang diceritakan itu mukjizat besar yang sulit diterima akal, tapi untuk yang sederhana sekalipun sulit mereka cerna. Ini adalah gambaran bahwa di kalangan orang percaya pun ternyata masih sangat banyak orang yang belum punya iman yang cukup untuk mempercayai kuasa dan kekuatan Tuhan. Mereka menganggap bahwa itu tidak mungkin dialami secara langsung dalam kehidupan nyata, sehingga apa yang dialami orang lewat kesaksian mereka tidak mengubahkan mereka untuk hidup lebih baik. Tidaklah heran apabila kita melihat orang-orang percaya yang masih saja hidup penuh kecemasan, kekhawatiran atau terus takut. Mereka mengukur kemungkinan untuk lepas dari masalah hanya dari besar kecilnya masalah yang mereka hadapi dan tidak menyadari bahwa Tuhan sanggup melakukan apa-apa. Kalau masalahnya kecil mungkin bisa, tapi kalau sudah terlalu berat maka berdoa pun pasti tidak membawa hasil apa-apa. Mereka beribadah rutin, mereka berdoa, tapi hanya sebatas liturgi atau kebiasaan saja. Ada yang berpikir bahwa itu harus dilakukan hanya karena takut masuk neraka, bukan karena ingin membangun hubungan yang erat dengan Tuhan sehingga memiliki kehidupan yang kuat ditengah badai kehidupan. Meski rajin menjalankan ibadah mereka tetapi mereka sendiri sulit atau bahkan tidak bisa percaya kepada kekuatan yang bisa hadir di dalamnya. Betapa ini merupakan hal yang ironis. Di satu sisi orang berharap mukjizat terjadi dalam hidupnya, tetapi di sisi lain mereka sendiri ragu dan memungkiri kekuatannya.

Minggu, 03 November 2013

TERGESA-GESA MENGAMBIL KEPUTUSAN

Ayat bacaan: Amsal 21:5
===================
"Rancangan orang rajin semata-mata mendatangkan kelimpahan, tetapi setiap orang yang tergesa-gesa hanya akan mengalami kekurangan."
Hanya karena terlalu cepat mengambil keputusan, orang bisa mengalami kerugian besar yang mungkin bisa sulit dipulihkan dalam waktu singkat. Ini terjadi pada seorang teman saya. Ceritanya begini. Pada suatu kali ia ditawari rekannya untuk berinvestasi pada sesuatu. Karena tergiur oleh janji keuntungan, ia buru-buru mengiyakan, meski istri dan anak-anaknya sudah mencoba mengingatkannya untuk berpikir baik-baik terlebih dahulu mengingat uang yang harus diinvestasikan tidaklah sedikit. Ironisnya belakangan ia mengaku kepada saya bahwa sebenarnya hatinya juga kurang sreg setiap kali berdoa tentang investasi ini. Tapi itu tadi, karena keuntungan yang dijanjikan tampaknya besar, ia takut tawaran keburu diambil orang lain dan mengambil keputusan untuk melakukan itu. Ia menjual tanah, mobil dan menggadaikan beberapa benda berharga bahkan sempat berhutang demi melunasi sesuai kesepakatan. Tidak butuh waktu lama baginya untuk menyadari bahwa ia melakukan kesalahan besar. Investasi gagal dan uangnya dibawa lari. Ia pun sadar sudah ditipu, tetapi penyesalan datang terlambat. Hingga saat ini ia masih berjuang menutupi hutangnya dan harus rela kehilangan begitu banyak harta, belum lagi rasa bersalah yang harus ia pikul di depan istri dan anaknya yang harus pula ikut menanggung dan menderita akibat kecerobohan yang ia lakukan.

Sabtu, 02 November 2013

PUJI-PUJIAN DI MALAM HARI

Ayat bacaan: Mazmur 42:9
=======================
"TUHAN memerintahkan kasih setia-Nya pada siang hari, dan pada malam hari aku menyanyikan nyanyian, suatu doa kepada Allah kehidupanku."
Malam hari merupakan saat yang paling rileks bagi saya. Setelah sibuk seharian, di malam hari saya relatif bisa lebih punya waktu untuk melakukan hal-hal yang saya anggap sebagai sebuah relaksasi yang bisa memberikan ketenangan dan kedamaian. Memang tidak jarang saya masih melanjutkan berbagai pekerjaan menulis pada malam hari, termasuk menulis renungan untuk dibagikan kepada anda semua, tapi suasana malam yang tidak seperti hiruk-pikuk siang hari membuat saya lebih santai dalam mengerjakan tulisan-tulisan yang belum sempat terselesaikan. Jika anda ada disini, anda akan melihat bahwa hampir setiap malamnya saya menulis dengan beratapkan bintang-bintang di langit gelap. Untuk bisa mendapatkan langit seperti ini saya memilih untuk tinggal jauh di pegunungan ketimbang di tengah kota, karena pemandangan indah di waktu malam ini sulit didapatkan jika berada ditengah gedung-gedung tinggi di perkotaan padat penduduk.

Jumat, 01 November 2013

CUMA IKUT-IKUTAN

Ayat bacaan: Amsal 1:10
====================
"Hai anakku, jikalau orang berdosa hendak membujuk engkau, janganlah engkau menurut"
"Saya hanya ikut-ikutan pak.. ampun.." ujar seorang pemakai narkoba dengan lirih sambil tertunduk lesu. Ia tertangkap tangan ketika tengah berpesta obat-obatan terlarang. Meski masih muda, ia menghadapi ancaman hukuman cukup lama akibat perbuatannya, bahkan menjadi tersangka pengedar yang tentu akan menambah masa hukumannya. Meski ada banyak yang berdalih hanya ikut-ikutan, tidak jarang pula ada yang memang benar-benar terjerumus akibat salah bergaul. Karena ingin dianggap hebat atau takut kehilangan teman, banyak orang yang akhirnya memilih untuk melakukan tindakan buruk yang bukan saja merusak masa depannya sendiri tetapi juga orang lain. Pemakai narkoba, perampok, koruptor atau bahkan pembunuh bisa berawal dari salah mengikuti ajakan teman yang tidak bertanggung jawab. Mereka lupa bahwa meski hanya ikut-ikutan, merekapun bisa mendapat ancaman hukuman yang sama apabila menjadi pelaku sebuah tindak kejahatan. Akan halnya si pemakai narkoba di atas, ia pun harus menanggung akibat perbuatannya, mendekam di penjara untuk waktu yang lama.




« »
« »
« »
Get this widget