Ucapkanlah kata – kata berikut
dengan keras : “Sesungguhnya, Tuhan telah bangkit !” atau : “Sungguh, Tuhan
telah bangkit !”
Mari kita bayangkan kembali
suasana ketika kalimat itu diucapkan. Ketika Kleopas dan temannya masuk
keruangan dengan maksud untuk menyampaikan suatu - belum sempat kedua orang itu
membuka mulutnya, mereka telah disambut dengan sebuah salam yang istimewa –
saya bayangkan, sebelas orang berjingkrak – jingkrak kegirangan, dan dengan
penuh semangat serta satu suara berteriak bersama – sama “Sesungguhnya, Tuhan
telah bangkit !”
Tetapi tidak Cuma itu. Mereka
juga berkata, ‘dan telah menampakkan diri kepada Simon”. Kepada orang yang
dalam keadaan kepepet pernah menyangkali Yesus – di depan Yesus sendiri! Saat
itu, saya bayangkan semua mata menatap kepada Simon yang berdiri di sudut,
masih merasa malu tetapi matanya bersinar – sinar!
Apa artinya, “dan telah
menampakan diri kepada Simon”? Padahal sebetulnya mereka juga bias mengatakan,
“dan telah menampakkan diri kepada Maria Magdalena, atau Tomas” – tetapi tidak
– kepada Simon! Simon yang bernah mengatakan pada hari Kamis dini hari itu,
“Aku tidak kenal Dia!”
Ini artinya, kalau Yesus
setelah bangkit berkenan untuk menjumpai Simon, kalau Simon setelah
penyangkalannya yang memalukan dan menyakitkan itu tidak dibuang oleh Yesus –
maka tidak ada seorang pun yang akan dibuang oleh Kristus. Saya yakin, saya
tidak akan dibuang oleh Yesus. Anda mesti yakin, bahwa anda tidak akan dibuang
oleh Yesus. Tidak ada seorangpun, walaupun dosanya besar seperti apapun, kalau
ia sungguh – sungguh menyesal dan bertobat, tidak akan dibuang oleh Yesus. Yang
bersangkutan mungkin akan merasa malu dan takut dating kepada Yesus, tetapi
Yesus tidak! Seperti Yesus yang terlebih dahulu menjumpai Simon, ia akan
menjumpai setiap orang yang membuka hatinya bagi Dia!
Tema renungan ini adalah “Aku
tahu Penebusku hidup!” Sama seperti kata – kata para murid Yesus, kalimat ini
juga tidak cukup hanya dibaca, tidak cukup hanya didengar, tetapi harus
diucapkan – diucapkan keras- keras dengan sepenuh hati kita. Aku tahu Penebusku
hidup!
Mari kita renungkan tema ini
lebih mendalam. “Aku tahu”. Setiap orang Kristen, maksud saya, “semua”, baik
anda maupun saya tanpa kecuali – harus merupakan orang yang mengaku, yang
menyaksikannya kepada orang lain, kepada dunia ini, tetapi terutama
mengatakannya terus – menerus kepada diri sendiri dengan iman, keyakinan dan
kepercayaan. “Aku tahu”. I have do doubt
for sure.
Pengakuan itu harus kita lakukan
secara pribadi. Masing – masing secara pribadi harus mengaku dan menyaksikan
apa yang diyakininya. Oleh karena itu, tidak cukup hanya dengan kata – kata.
Apa yang kita akui dan yang kita saksikan itu harus benar – benar keluar dari
hati kita, lebih tepat meluap dari hari kita. Hati kita ibarat gelas, penuh
dengan keyakinan, bahkan lebih dari penuh, sehingga luber. Oleh karena itu,
“Aku tahu” tidak kita ucapkan seperti “aku tahu bahwa 2 x 2 = 4 – yang kita
ucapkan tetapi tanpa makna dan penekanan apa – apa. Tetapi seperti luapan rasa
seorang perjaka yang dengan mata berbinar – binar berkata kepada temannya, “Aku
tahu, aku yakin, ia mencintai saya!” Itulah sebenarnya yang mesti ada pada hari
Paskah ; hati yang meluap – luap!.
Meluap – luap dengan apa? Meluap
– luap dengan sebuah keyakinan, Aku tahu, Penebusku hidup! Aku tahu, dan aku
ingin semua orang tahu, bahwa ; aku mempunyai Penebus yang hidup! Bukan Penebus
yang mati.
Ada perbedaan yang amat besar,
antara mempunyai Penebus yang hidup dan Penebus yang mati. Bagi Kristen, tentu
saja kelahiran Yesus di Betlehem itu penting, amat penting! Bagi orang Kristen,
tentu saja kematian Yesus di Golgota itu penting, dan lebih penting lagi.
Bisakah dibayangkan kalau Yesus tidak lahir? Atau lahir, tetapi tidak bersedia
memanggul salib sampai mati di Golgota?
Tetapi kelahiran Yesus di
Betlehem dan kematian Yesus di Golgota itu penting dan amat penting, karena
Yesus bangkit, Yesus hidup! Sekiranya saja Yesus itu lahir dan mati, tetapi
tidak bangkit, tidak hidup lagi – apa bedanya Yesus dengan orang – orang dan
pahlawan – pahlawan besar lainnya?
Bukankah itu yang terjadi pada
murid – murid Yesus setelah Yesus mati, dan sebelum mereka mengetahui bahwa
Yesus telah bangkit? Mereka mengurung diri dalam kesedihan, ketakutan,
kekecewaan, keputusasaan. Setelah mereka menaruh harapan begitu besar kepada
Yesus, sampai mereka bersedia meninggalkan segala sesuatu, namun semuanya Cuma berakhir
seperti itu, Yesus mati. Tamat. Tidak ada cerita apa – apa lagi. Sebab itu,
tampaknya benar sikap sementara murid yang daripada murung mengenang masa lalu
yang toh sudah berakhir, kembali saja kepada profesi semula sebagai nelayan. Mereka
mencoba melupakan bahwa Yesus pernah hadir dalam hidup mereka, karena ini Cuma menimbulkan
kekecewaan yang dalam.
Karena Yesus bangkit, karena
Yesus hidup, segala sesuatu menjadi berubah. Ada semangat baru, ada harapan
baru, ada masa depan yang baru, bahkan lebih besar daripada yang sudah – sudah.
Aku tahu, Penebusku hidup! Artinya
kesulitan – kesulitan dan tantangan – tantangan pasti masih ada, mungkin malah
lebih besar atau semakin besar, tetapi aku tahu Penebusku hidup, aku tak akan
gentar. Bias saja aku ada dalam bahaya, mungkin bahaya yang besar dan bahaya
yang makin besar, jiwa dan keselamatanku terancam, tetapi aku tahu Penebusku
hidup! Aku tidak takut.
Karena aku tahu Penebusku
hidup! Rasul Paulus dalam 1 Korintus 15 : 19 dapat mengatakan : Jikalau kita
hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah
orang – orang yang paling malang dari segala manusia.
Karena Penebusku hidup, aku
selalu punya masa depan, selalu punya pengharapan, bahkan juga ketika masa depan
dan pengharapan itu secara manusia sudah berakhir, yaitu pada kematian.
Semua yang kutulis ini tidak
ada yang belum kita ketahui. Tidak ada yang baru. Semua kita dan setiap kita
akan mengatakan, “aku sudah tahu”.
Namun aku ingin agar kita
masing – masing, kita bersama – sama, dapat mengucapkan kembali, aku tahu! Aku tahu
Penebusku hidup!.
Ini penting sekali, sebab kita
tahu sekarang ini posisi umat Kristen di Indonesia tidak mudah. Orang sedang
berusaha untuk menyudutkan kita, memojokan kita, menyingkirkan kita. Kita tahu
mendirikan gedung Gereja sudah amat sulit, dan itu akan semakin sulit lagi
kemudian hari. Sekarang muncul gejala baru. Kalau orang Kristen mau kontrak
rumah, kadang – kadang disertai syarat rumah itu tidak boleh dipakai kebaktian.
Jangan kata menjadi menteri, sekarang ini orang Kristen sudah semakin sulit
untuk memperoleh beasiswa, atau untuk menjadi pegawai negeri, atau bahkan untuk
ikut transmigrasi.
Tidak menggembirakan. Kita bisa
merasa patah semangat dan kecil hati. Mungkin juga putus asa. Perasaan seperti itu amat wajar. Amat
manusiawi. Tetapi jangan Cuma berhenti di situ. Ketahuilah, Penebus kita
hidup!. Katakanlah dengan sepenuh hati. Aku tahu Penebusku hidup!
Kalau kuasa maut pun mampu Ia
kalahkan, kuasa apa lagi yang tidak mampu ia patahkan? Dan sekali lagi, kalau
Simon saja Ia hampiri, Ia juga pasti bersedia menjumpai kita, menyertai kita. Bukan
untuk menjadikan hidup kita lebih mudah, tetapi untuk menjadikan kita lebih
tahan, lebih kuat, lebih gigih menghadapi hidup dan masa depan yang macam
apapun!
Sumber : Warta Jemaat GBI Demak