Di dlm Firman-Nya ada kepastian. Roh Kudus akan memimpin kita berjln di atas ketidakpastian. Ia hanya butuh kita percaya & taat Kisah 10:19-20

Selasa, 10 April 2012

AKU TAHU PENEBUSKU HIDUP ! SESUNGGUHNYA, TUHAN TELAH BANGKIT

Ucapkanlah kata – kata berikut dengan keras : “Sesungguhnya, Tuhan telah bangkit !” atau : “Sungguh, Tuhan telah bangkit !”
Mari kita bayangkan kembali suasana ketika kalimat itu diucapkan. Ketika Kleopas dan temannya masuk keruangan dengan maksud untuk menyampaikan suatu - belum sempat kedua orang itu membuka mulutnya, mereka telah disambut dengan sebuah salam yang istimewa – saya bayangkan, sebelas orang berjingkrak – jingkrak kegirangan, dan dengan penuh semangat serta satu suara berteriak bersama – sama “Sesungguhnya, Tuhan telah bangkit !”
Tetapi tidak Cuma itu. Mereka juga berkata, ‘dan telah menampakkan diri kepada Simon”. Kepada orang yang dalam keadaan kepepet pernah menyangkali Yesus – di depan Yesus sendiri! Saat itu, saya bayangkan semua mata menatap kepada Simon yang berdiri di sudut, masih merasa malu tetapi matanya bersinar – sinar!
Apa artinya, “dan telah menampakan diri kepada Simon”? Padahal sebetulnya mereka juga bias mengatakan, “dan telah menampakkan diri kepada Maria Magdalena, atau Tomas” – tetapi tidak – kepada Simon! Simon yang bernah mengatakan pada hari Kamis dini hari itu, “Aku tidak kenal Dia!”
Ini artinya, kalau Yesus setelah bangkit berkenan untuk menjumpai Simon, kalau Simon setelah penyangkalannya yang memalukan dan menyakitkan itu tidak dibuang oleh Yesus – maka tidak ada seorang pun yang akan dibuang oleh Kristus. Saya yakin, saya tidak akan dibuang oleh Yesus. Anda mesti yakin, bahwa anda tidak akan dibuang oleh Yesus. Tidak ada seorangpun, walaupun dosanya besar seperti apapun, kalau ia sungguh – sungguh menyesal dan bertobat, tidak akan dibuang oleh Yesus. Yang bersangkutan mungkin akan merasa malu dan takut dating kepada Yesus, tetapi Yesus tidak! Seperti Yesus yang terlebih dahulu menjumpai Simon, ia akan menjumpai setiap orang yang membuka hatinya bagi Dia!
Tema renungan ini adalah “Aku tahu Penebusku hidup!” Sama seperti kata – kata para murid Yesus, kalimat ini juga tidak cukup hanya dibaca, tidak cukup hanya didengar, tetapi harus diucapkan – diucapkan keras- keras dengan sepenuh hati kita. Aku tahu Penebusku hidup!
Mari kita renungkan tema ini lebih mendalam. “Aku tahu”. Setiap orang Kristen, maksud saya, “semua”, baik anda maupun saya tanpa kecuali – harus merupakan orang yang mengaku, yang menyaksikannya kepada orang lain, kepada dunia ini, tetapi terutama mengatakannya terus – menerus kepada diri sendiri dengan iman, keyakinan dan kepercayaan. “Aku tahu”. I have do doubt for sure.
Pengakuan itu harus kita lakukan secara pribadi. Masing – masing secara pribadi harus mengaku dan menyaksikan apa yang diyakininya. Oleh karena itu, tidak cukup hanya dengan kata – kata. Apa yang kita akui dan yang kita saksikan itu harus benar – benar keluar dari hati kita, lebih tepat meluap dari hari kita. Hati kita ibarat gelas, penuh dengan keyakinan, bahkan lebih dari penuh, sehingga luber. Oleh karena itu, “Aku tahu” tidak kita ucapkan seperti “aku tahu bahwa 2 x 2 = 4 – yang kita ucapkan tetapi tanpa makna dan penekanan apa – apa. Tetapi seperti luapan rasa seorang perjaka yang dengan mata berbinar – binar berkata kepada temannya, “Aku tahu, aku yakin, ia mencintai saya!” Itulah sebenarnya yang mesti ada pada hari Paskah ; hati yang meluap – luap!.
Meluap – luap dengan apa? Meluap – luap dengan sebuah keyakinan, Aku tahu, Penebusku hidup! Aku tahu, dan aku ingin semua orang tahu, bahwa ; aku mempunyai Penebus yang hidup! Bukan Penebus yang mati.
Ada perbedaan yang amat besar, antara mempunyai Penebus yang hidup dan Penebus yang mati. Bagi Kristen, tentu saja kelahiran Yesus di Betlehem itu penting, amat penting! Bagi orang Kristen, tentu saja kematian Yesus di Golgota itu penting, dan lebih penting lagi. Bisakah dibayangkan kalau Yesus tidak lahir? Atau lahir, tetapi tidak bersedia memanggul salib sampai mati di Golgota?
Tetapi kelahiran Yesus di Betlehem dan kematian Yesus di Golgota itu penting dan amat penting, karena Yesus bangkit, Yesus hidup! Sekiranya saja Yesus itu lahir dan mati, tetapi tidak bangkit, tidak hidup lagi – apa bedanya Yesus dengan orang – orang dan pahlawan – pahlawan besar lainnya?
Bukankah itu yang terjadi pada murid – murid Yesus setelah Yesus mati, dan sebelum mereka mengetahui bahwa Yesus telah bangkit? Mereka mengurung diri dalam kesedihan, ketakutan, kekecewaan, keputusasaan. Setelah mereka menaruh harapan begitu besar kepada Yesus, sampai mereka bersedia meninggalkan segala sesuatu, namun semuanya Cuma berakhir seperti itu, Yesus mati. Tamat. Tidak ada cerita apa – apa lagi. Sebab itu, tampaknya benar sikap sementara murid yang daripada murung mengenang masa lalu yang toh sudah berakhir, kembali saja kepada profesi semula sebagai nelayan. Mereka mencoba melupakan bahwa Yesus pernah hadir dalam hidup mereka, karena ini Cuma menimbulkan kekecewaan yang dalam.
Karena Yesus bangkit, karena Yesus hidup, segala sesuatu menjadi berubah. Ada semangat baru, ada harapan baru, ada masa depan yang baru, bahkan lebih besar daripada yang sudah – sudah.
Aku tahu, Penebusku hidup! Artinya kesulitan – kesulitan dan tantangan – tantangan pasti masih ada, mungkin malah lebih besar atau semakin besar, tetapi aku tahu Penebusku hidup, aku tak akan gentar. Bias saja aku ada dalam bahaya, mungkin bahaya yang besar dan bahaya yang makin besar, jiwa dan keselamatanku terancam, tetapi aku tahu Penebusku hidup! Aku tidak takut.
Karena aku tahu Penebusku hidup! Rasul Paulus dalam 1 Korintus 15 : 19 dapat mengatakan : Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang – orang yang paling malang dari segala manusia.
Karena Penebusku hidup, aku selalu punya masa depan, selalu punya pengharapan, bahkan juga ketika masa depan dan pengharapan itu secara manusia sudah berakhir, yaitu pada kematian.
Semua yang kutulis ini tidak ada yang belum kita ketahui. Tidak ada yang baru. Semua kita dan setiap kita akan mengatakan, “aku sudah tahu”.
Namun aku ingin agar kita masing – masing, kita bersama – sama, dapat mengucapkan kembali, aku tahu! Aku tahu Penebusku hidup!.
Ini penting sekali, sebab kita tahu sekarang ini posisi umat Kristen di Indonesia tidak mudah. Orang sedang berusaha untuk menyudutkan kita, memojokan kita, menyingkirkan kita. Kita tahu mendirikan gedung Gereja sudah amat sulit, dan itu akan semakin sulit lagi kemudian hari. Sekarang muncul gejala baru. Kalau orang Kristen mau kontrak rumah, kadang – kadang disertai syarat rumah itu tidak boleh dipakai kebaktian. Jangan kata menjadi menteri, sekarang ini orang Kristen sudah semakin sulit untuk memperoleh beasiswa, atau untuk menjadi pegawai negeri, atau bahkan untuk ikut transmigrasi.
Tidak menggembirakan. Kita bisa merasa patah semangat dan kecil hati. Mungkin juga  putus asa. Perasaan seperti itu amat wajar. Amat manusiawi. Tetapi jangan Cuma berhenti di situ. Ketahuilah, Penebus kita hidup!. Katakanlah dengan sepenuh hati. Aku tahu Penebusku hidup!
Kalau kuasa maut pun mampu Ia kalahkan, kuasa apa lagi yang tidak mampu ia patahkan? Dan sekali lagi, kalau Simon saja Ia hampiri, Ia juga pasti bersedia menjumpai kita, menyertai kita. Bukan untuk menjadikan hidup kita lebih mudah, tetapi untuk menjadikan kita lebih tahan, lebih kuat, lebih gigih menghadapi hidup dan masa depan yang macam apapun!

Sumber : Warta Jemaat GBI Demak




« »
« »
« »
Get this widget