Di dlm Firman-Nya ada kepastian. Roh Kudus akan memimpin kita berjln di atas ketidakpastian. Ia hanya butuh kita percaya & taat Kisah 10:19-20

Selasa, 30 April 2013

PERAN AKTIF BAGI BANGSA

Ayat bacaan: Yeremia 29:7
=================
"Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu."

Saya masih ingin melanjutkan peran dari umat Tuhan, orang-orang percaya terhadap kemakmuran kota, bangsa dan negara. Benar, negara ini masih jauh dari kestabilan apalagi kemakmuran. Hampir di setiap lini kita melihat orang tidak malu-malu melakukan korupsi, seakan-akan itu merupakan hal yang wajib dilakukan ketika mendapat kesempatan dengan memangku sebuah jabatan. Kondisi carut marut berlanjut dengan kondisi keamanan yang tidak kondusif di berbagai tempat. Orang-orang bersikap anarkis bisa melenggang bebas dengan mengatasnamakan agama dan pemerintah sepertinya membiarkan saja hal seperti itu terjadi. Lantas apa yang bisa kita buat untuk memperbaiki itu semua? Secara individual mungkin sulit atau bahkan mustahil, tetapi seperti yang sudah saya sampaikan dalam beberapa renungan terdahulu, kita bisa menjadi pendoa-pendoa syafaat bagi bangsa. Itu peran kita yang sangat vital sebagai anak-anakNya. Tapi perhatikan, itu bukan satu-satunya cara bagi kita untuk berperan aktif secara nyata demi kesejahteraan bangsa. Ayat bacaan hari ini menyatakan hal tersebut dengan jelas.

Minggu, 28 April 2013

BELAJAR ARTI KESETIAAN DARI “HACHIKO: A DOG’S STORY”

Sungguh menarik Film Hachiko:A Dog Story yang dibintangi oleh bintang Hoolywood yang punya nama Richard Gere. Film yang telah diluncurkan pada bulan Januari yang lalu dapat dinikmati dalam bentuk asli melalui bioskop atau juga bajakan via pedagang DVD di pinggir jalan. Film ini merupakan re-make dari film aslinya, Hachiko Monogatari tahun 1987.
Film yang diangkat dari kisah nyata ini mengisahkan tentang “arti kesetiaan” dari seekor anjing yang bernama Hachiko (seekor anjing ras Akita asli Jepang) kepada majikannya. Hachiko lahir bulan November 1923 di Odate, Jepang. Tahun 1924, Profesor Hidesaburo Ueno yang mengajar di bidang pertanian membawanya ke Tokyo dan memelihara Hachiko. Setiap hari mereka selalu pergi bersama-sama. Hachiko selalu menemani Profesor Ueno ke stasiun kereta Shibuya untuk pergi mengajar di kampus, dan pada sore hari Hachiko kembali datang ke sana untuk menanti majikannya pulang.
Pada bulan Mei 1925, Profesor Ueno terserang stroke fatal saat mengajar, ia pun meninggal dunia. Hachiko yang tidak mengetahui hal itu tetap datang menjemput majikannya di stasiun Shibuya dan menunggu dengan sabar meskipun Profesor Ueno tidak akan datang lagi. Akhirnya istri Profesor Ueno memberikan Hachiko ke saudara untuk dirawat, tetapi Hachiko selalu melarikan diri dan datang kembali menunggu kehadiran Profesor di depan stasiun Shibuya setiap sore. Lama-kelamaan, pengguna kereta yang lain mulai memperhatikan kehadiran Hachiko yang selalu ada di sana pada jam yang sama, yaitu jam kedatangan kereta sore. Mereka sebelumnya sudah sering melihat Hachiko, mereka tahu bahwa Hachiko adalah anjing milik Profesor Ueno. Akhirnya mereka pun merasa kasihan dan memberikan makanan dan minuman bagi Hachiko selama ia menunggu.

PERAN UMAT TUHAN BAGI PEMULIHAN NEGERI : MIKHA

Ayat bacaan: Mikha 7:7
======================
"Tetapi aku ini akan menunggu-nunggu TUHAN, akan mengharapkan Allah yang menyelamatkan aku; Allahku akan mendengarkan aku!"
Beberapa hari terakhir saya mengajak teman-teman semua untuk merenungkan apa yang sebenarnya bisa dilakukan oleh orang percaya dalam memulihkan kondisi bangsa yang sudah carut marut, retak bahkan hancur di sana-sini. Kita cenderung membandingkan kemampuan kita secara perorangan terhadap kondisi yang sudah terlanjur berantakan sedemikian rupa, sehingga rasanya tidak ada lagi yang bisa kita lakukan untuk memperbaikinya. Doa orang benar dikatakan sangat besar kuasanya (Yakobus 5:16b), sehingga doa-doa syafaat yang dipanjatkan oleh umat Tuhan yang benar akan membawa dampak yang besar bagi terjadinya pemulihan sebuah bangsa. Dalam 2 Tawarikh 7:14 Tuhan sudah mengingatkan: "dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka." Karena itulah Paulus pun mengingatkan akan pentingnya doa syafaat dari para orang percaya dalam 1 Timotius 2:1-2. Kita juga bisa belajar dari kehancuran Sodom yang terjadi karena pada masa itu semua orang sudah begitu jahat sehingga bahkan 10 orang benar pun tidak ada lagi di dalam kota itu. (Bacalah Kejadian 18). Kita sudah melihat dalam renungan terdahulu bagaimana Daniel berdoa bagi bangsanya dengan melibatkan dirinya yang sebenarnya tidak ikut-ikutan hidup buruk sebagai bagian terintegrasi dari bangsanya sendiri. Ini adalah sebuah contoh yang sangat baik tentang bagaimana seharusnya sikap umat Tuhan dalam menyikapi kehancuran bangsanya. Hari ini mari kita lihat contoh lain di masa Mikha yang ada di dalam Alkitab.

PERANG UMAT TUHAN BAGI PEMULIHAN NEGERI : DOA DANIEL

Ayat bacaan: Daniel 9:16
====================
"Ya Tuhan, sesuai dengan belas kasihan-Mu, biarlah kiranya murka dan amarah-Mu berlalu dari Yerusalem, kota-Mu, gunung-Mu yang kudus; sebab oleh karena dosa kami dan oleh karena kesalahan nenek moyang kami maka Yerusalem dan umat-Mu telah menjadi cela bagi semua orang yang di sekeliling kami."

Dalam renungan kemarin kita sudah melihat bahwa berpangku tangan jelas bukan pilihan dalam menyikapi kerusakan yang melanda bangsa dan negara kita. Ada banyak orang yang merasa tidak aman dalam melihat bangsanya memutuskan untuk melarikan diri ke luar negeri. Mereka lebih memilih untuk menyelamatkan diri sendiri ketimbang turut memikirkan nasib bangsanya. Itu bukanlah solusi menurut Firman Tuhan, apalagi kalau ditambah dengan keluh kesah, protes atau mengutuki pemimpin dan bangsa sendiri. Bukan itu hal yang harus dilakukan oleh orang percaya. Ada tugas bagi kita semua karena bukanlah kebetulan kita ditempatkan menjadi bagian dari sebuah bangsa yang masih terus bergulat menghadapi begitu banyak masalah. Turun ke jalan dan membuat keonaran? Memukuli orang yang tidak sepaham atau kita anggap salah? Itu kejahatan berat di mata Tuhan. Salah satu yang bisa dan WAJIB kita lakukan adalah terus memanjatkan doa untuk bangsa ini. Berdoa dan terus mendoakan bangsa. Bukan hanya berdoa untuk diri sendiri dan keluarga, tetapi terlebih untuk bangsa ini. Karena selain itu menjadi panggilan wajib bagi kita, tetapi sadar atau tidak sesungguhnya kesejahteraan kita akan sangat tergantung dari kondisi bangsa dimana kita berdiam.

Jumat, 26 April 2013

PERAN UMAT TUHAN BAGI PEMULIHAN NEGERI

Ayat bacaan: 2 Tawarikh 7:14
========================
"dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka."

Betapa sulitnya membersihkan negara ini dari tikus-tikus koruptor yang tanpa tedeng aling-aling terus mengeruk uang negara tanpa memikirkan nasib bangsa yang semakin carut marut seperti sekarang ini. Ketika kemiskinan melanda, maka tingkat kriminalitas pun menjadi meningkat pula. Kondisi rawan terjadi dimana-mana. Orang bisa membunuh di tempat umum tanpa rasa takut, pencurian disertai kekerasan terus menjadi berita di berbagai media. Lembaga dimana kita mencari keadilan justru menjadi salah satu sarang bercokolnya tikus-tikus ini, yang membuat tidak adanya jaminan keadilan atau keamanan yang cukup bagi warga negara sendiri. "Saya angkat tangan saja...apa yang bisa saya buat? Kondisinya sudah terlalu parah, apalah artinya satu orang dibanding kerusakan yang sudah begitu luas merusak negara ini.." kata seorang teman dengan pasrah. Seperti itulah pemikiran banyak orang yang merasa bahwa tidak ada satupun lagi yang bisa dibuat untuk memperbaiki kerusakan yang sudah sedemikian parah. Tapi benarkah kita tidak bisa berbuat apa-apa lagi? Apakah kita hanya tinggal pasrah melihat bangsa ini terus meluncur cepat ke dalam jurang kehancuran?

Kamis, 25 April 2013

NO MAN IS AN ISLAND

Ayat bacaan: Kejadian 2:18a
======================
"TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja."

Di tahun 1624 seorang penyair bernama John Donne menulis sebait syairnya "no man is an island" yang sampai sekarang masih sangat familiar di telinga kita. Kalimat ini mengacu kepada jati diri manusia yang memang diciptakan bukan untuk hidup sendirian, terisolir dari lingkungannya dan menjadi orang-orang bersifat individualis melainkan untuk hidup dalam hubungan kekerabatan dengan orang lain, berkelompok atau dalam komunitas. Sudah menjadi sifat dasar manusia untuk hidup sebagai mahluk sosial yang harus membangun hubungan dengan orang lain agar bisa maju dan hidup lebih baik. Sulit sekali membayangkan jika harus menjalani hidup sendirian tanpa teman. Keterbatasan-keterbatasan kita sebagai manusia jelas membutuhkan pertolongan orang lain. Tidak ada satupun orang yang bisa bertahan hidup dengan baik jika hanya sendirian. Contoh kecil saja, apabila kita hidup tanpa adanya teman, saudara atau keluarga, tentu sangatlah sulit bagi kita untuk menjalani hidup. Tidak ada yang menegur, tidak ada tempat curhat atau sharing, tidak ada yang mengingatkan, tidak ada yang membantu.

Rabu, 24 April 2013

PENGHALANG PANDANGAN

Ayat bacaan: Lukas 24:16
=====================
"Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia."
Ada beberapa teman saya yang punya kebiasaan melamun ketika tengah berjalan di tengah keramaian, sehingga ia sering tidak melihat orang yang dikenalnya meski orang tersebut berada tepat disampingnya. Bukan matanya yang salah makanya ia tidak melihat, tapi itu terjadi karena matanya tidak terpakai dengan baik sebab tertutupi oleh lamunannya. Ada kalanya mata yang berfungsi normal menjadi berkurang kemampuan melihatnya karena ada sesuatu yang menutupi. Turunnya abu vulkanik akibat kebakaran hutan, kabut tebal yang turun misalnya, itu bisa membuat jarak pandang menurun, bahkan membuat kita tidak bisa melihat apa-apa di dekat kita. Dalam kehidupan rohani, berbagai hal seperti ketakutan dan kekuatiran pun bisa membuat kita tidak lagi bisa melihat janji-janji Tuhan dan kebenaran yang terkandung di dalam FirmanNya. Jika itu yang terjadi, maka kita pun menjadi sulit untuk mengenal Tuhan yang padahal tetap berada bersama dengan kita dalam setiap langkah.

Senin, 22 April 2013

KEBUTAAN ROHANI PARA MURID DAN ORANG FARISI

Ayat bacaan: Yohanes 9:2
=====================
"Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?"

Alangkah ironisnya ketika kita mudah menjatuhkan komentar-komentar miring karena merasa diri sudah hidup baik. Melihat orang yang hidupnya susah atau memiliki cacat tubuh, selintas pikiran bahwa itu akibat dosanya atau dosa orang tuanya, akibat kutuk dan sebagainya bisa muncul dengan mudah kalau hati tidak dijaga kondisinya dengan baik. Tanpa melihat lebih jauh mengenai kebenarannya dulu kita sudah buru-buru menghakimi orang lain. Hal seperti ini bukan saja terjadi di antara orang-orang dunia, tetapi juga di antara orang percaya. "Kasihan, dia hidupnya susah..pasti dia atau orang tuanya punya dosa yang belum dibereskan..." begitulah kata seorang teman pada suatu kali dengan ringannya yang membuat saya kaget. Mungkin ia tidak sadar, tapi ucapan itu sama sekali tidak pantas untuk diucapkan, apalagi ketika ia tidak mengenal betul siapa orang yang ia bicarakan. Dalam kesempatan lain ada seorang teman yang mampir ke sebuah persekutuan sahabatnya, dan ia bercerita bagaimana dalam doa sekalipun mereka bisa-bisanya menghakimi orang lain tanpa rasa bersalah. "Tuhan, ampuni si A, karena dosa-dosanya banyak sehingga ia menjadi seperti itu.. bebaskan si B karena pasti ia kena kutuk turunan.." dan lain-lain. Seperti itulah bentuk doa mereka yang membuat teman saya bingung karena ia merasa aneh mendengar doa menghakimi seperti itu. Mendoakan orang lain itu tentu baik, tapi haruskah disertai dengan perkataan-perkataan menuduh seperti itu? Di dunia saja itu tidak pantas dilakukan apalagi ketika disampaikan dalam doa yang notabene kepada Tuhan. Bayangkan jika di gereja ada pola seperti ini, tidakkah itu ironis? Jika dibiarkan, gereja bukan lagi menjadi tempat dimana orang bisa merasakan hadirat Tuhan dan bertumbuh bersama-sama saudara/saudari seiman, tapi akan menjadi sekumpulan orang eksklusif yang merasa diri paling benar dan merasa punya hak untuk menghakimi orang lain seenak hati mereka.

Minggu, 21 April 2013

BUTA ROHANI

Ayat bacaan: Mazmur 119:130
=======================
"Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh."

Punya sepasang mata yang berfungsi baik tidak serta merta membuat kita bisa melihat segalanya dengan baik. Ketidak-awasan karena meleng bahkan bisa berakibat fatal. Belum lama saya membaca berita mengenai supir sebuah bus meleng saat menyalakan rokok mengakibatkan busnya jatuh masuk jurang. Berapa lama sih waktu yang dibutuhkan untuk menyalakan rokok? Namun meleng beberapa detik itu ternyata bisa sangat membahayakan. Dalam banyak hal kita pun bisa meleng meski mempunyai sepasang mata yang sempurna. Terpeleset karena tidak melihat lantai yang licin, tersandung batu, bertubrukan dengan orang lain merupakan contoh-contoh lainnya yang mungkin tidak separah supir bus di atas. Saya pernah pula melihat orang yang sibuk melihat wanita berjalan di sisi jalan ketika sedang mengendarai motornya lalu menubruk mobil yang berhenti tepat didepannya. Bukan mata yang salah, tetapi ketika kita tidak mempergunakan mata dengan baik untuk melihat, itu bisa membawa masalah. Dalam hidup sehari-hari seperti itu, dalam kerohanian ketidakmampuan untuk melihat dengan baik pun bisa pula mendatangkan masalah.

Sabtu, 20 April 2013

DIMAHKOTAI KEMULIAAN DAN HORMAT

Ayat bacaan: Mazmur 8:6
===================
"Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat."

Ada begitu banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya diciptakan dengan teramat sangat istimewa. Entah akibat tekanan hidup, kesulitan ekonomi, tinggal di pelosok terpencil dan sebagainya mereka pun kemudian menganggap bahwa mereka cuma orang yang tidak berharga. Hari ini saya bertemu dengan seseorang yang berasal dari desa. Ia terus menunduk tak berani menatap wajah lawan bicaranya, bahkan lebih parah lagi ia tidak mau duduk di kursi melainkan hanya di lantai. Ketika diminta untuk pindah ke kursi ia berujar, "Saya cuma orang rendahan pak, tidak pantas duduk di atas kursi seperti majikan." Aduh, betapa tidak teganya melihat orang yang berpikir seperti ini terhadap dirinya sendiri. Dalam kesempatan lain saya pun sudah bertemu dengan banyak orang yang mengira bahwa masa lalu yang kelam membuat dirinya sangatlah rendah dan hina. Saya pernah kaget ketika ada seseorang yang berkata bahwa dirinya lebih rendah dari hewan sekalipun. Ini bukan saja tidak sehat bagi hidupnya sendiri, tetapi sebenarnya juga merupakan sebuah pengingkaran terhadap gambaran manusia dalam benak Tuhan ketika Dia menciptakan kita.

Jumat, 19 April 2013

MINTA MAAF

Ayat bacaan: Matius 5:23-24
=====================
"Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu."

Dalam banyak hal bukan saja memaafkan yang sulit, tapi mengakui kesalahan dan meminta maaf ketika kita bersalah pun seringkali sama sulitnya. Apakah itu dalam hubungan antara orang tua dengan anak, sesama saudara, atasan dan bawahan, antar pasangan suami istri, antar teman dan lain-lain, ada banyak orang yang sulit untuk tetap dengan kerendahan hati meminta maaf jika melakukan kesalahan karena takut wibawanya hilang, malu, gengsi atau alasan-alasan lainnya. Padahal seringkali rasa bersalah itu terasa begitu menyiksa. Kita terus tertuduh, hidup tidak nyaman, tapi demi alasan-alasan tadi kita ternyata lebih suka hidup dengan berbagai perasaan yang tidak nyaman itu ketimbang segera minta maaf dan memperbaiki hubungan dengan orang yang telah kita sakiti. Sehebat-hebatnya kita melawan perasaan bersalah itu, hati kecil kita akan selalu menegur kita yang jika kita abaikan akan membuat kita menjadi gelisah. Belum lagi iblis akan dengan senang hati memanfaatkan itu sebagai celah untuk menyiksa kita. Jika dengan membereskan masalah dan berdamai dengan orang akan membuat hidup kembali damai, jika mengakui kesalahan dengan jujur bisa membuat hubungan yang terluka kembali pulih, mengapa kita harus malu dan gengsi untuk mengambil langkah itu? Bahkan Tuhan pun tidak pernah menganjurkan kita menjadi pribadi-pribadi yang tinggi hati, angkuh dan keras hati. Justru kita diminta untuk menjadi orang-orang yang penuh kasih, memiliki hati yang lembut, jujur dan berani mengakui kesalahan secara jantan.

Kamis, 18 April 2013

BESAR PENGAMPUNAN

Ayat bacaan: Lukas 7:47
===================
"Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih."

Hari ini saya bertemu dengan seseorang yang bertanya apakah masih ada kesempatan bagi dirinya untuk selamat mengingat serangkaian dosa yang pernah ia perbuat rasanya sudah terlalu besar untuk diampuni. Masa lalunya memang cukup kelam dengan serangkaian catatan buruk, yang rasanya tidak etis apabila saya bagikan disini. "Dosa-dosaku sudah terlalu banyak, saya tidak akan pernah layak untuk diselamatkan... sepertinya semua sudah terlambat" katanya. Ia terus merasa sebagai terdakwa dan membayangkan pintu gerbang surga sudah tertutup rapat bagi dirinya tak peduli meski ia sudah menyesal dan ingin bertobat. Begitulah terkadang manusia sulit menangkap konsep pengampunan yang disediakan Tuhan pada manusia. Maka pertanyaan yang muncul dalam renungan hari ini mungkin menjadi pertanyaan banyak orang. Seberapa besar batas maksimal pengampunan dari Tuhan? Sampai titik mana Tuhan tidak lagi sanggup atau bersedia mengampuni? Jawaban untuk itu sebenarnya sudah berulang kali disebutkan di dalam Alkitab, dan salah satunya adalah lewat ayat bacaan yang saya ambil dari sebuah perikop dalam Lukas pasal 7.

Rabu, 17 April 2013

MENGAMPUNI



Ayat bacaan: Matius 18:35
======================
"Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu."

Kekesalan terhadap seseorang adalah hal yang biasa kita alami dalam kehidupan sehari-hari. Seringkali kekesalan yang awalnya sedikit lama-lama bisa menjadi semakin parah apabila terus dibiarkan berada dalam hidup kita. Sadar atau tidak, kekesalan yang berlarut-larut terhadap seseorang  membuat bisa mengakibatkan kasih yang ada di dalam diri kita semakin compang camping. Hampir setiap hari kita berhadapan dengan orang-orang yang seakan sengaja ingin membuat kita marah. Jika itu terjadi, maka reaksi mengumpat, memaki bahkan mengutuk pun keluar dari diri kita. Bahkan dendam pun bisa timbul apabila kerugian yang kita alami terasa besar sekali. Berhadapan dengan situasi sulit, dengan orang-orang sulit akan membuat kita semakin sulit pula mengampuni. Ada yang dengan sadar tidak kita maafkan, ada pula yang secara tidak sengaja. Kita lupa bahwa mereka belum kita ampuni. Itu bisa saja terjadi. Jika kita tidak mempertebal kasih dalam diri kita dan tidak menyadari betapa besarnya kasih Tuhan kepada kita, maka akan semakin banyak orang-orang yang tidak kita ampuni, dan akibatnya bisa fatal, karena hal itu akan menghambat pengampunan Tuhan untuk turun atas diri kita.

Selasa, 16 April 2013

BERDOA DISERTAI DENGAN UCAPAN SYUKUR

Ayat bacaan: Filipi 4:6
=======================
"Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur."

Seperti apa bunyi doa yang kita panjatkan setiap hari kepada Tuhan? Kebanyakan orang hanya mengisi doanya dengan daftar permintaan, keluhan dan hal-hal lain yang dirasa perlu agar hidup bisa lebih baik lagi. Kalau hidup sedang baik-baik saja maka doa pun jarang dilakukan. Buat apa? Toh semua sedang berjalan aman. Begitu masalah muncul, maka doa pun kembali hadir berisikan list permintaan agar kiranya Tuhan menolong mereka keluar dari masalah. Bayangkan seandainya orang yang anda kenal hanya datang mengunjungi anda karena ingin meminta sesuatu atau omongannya hanya berisi keluhan, protes atau hal-hal sejenis lainnya. Tidak kah anda akan kesal dan malas bertemu dengan mereka? Kita sering melupakan hal tersebut dan mengira bahwa doa hanyalah merupakan sarana dimana kita bisa meminta sesuatu, mengeluh atau menyampaikan berbagai keberatan kita dalam menjalani hidup. Apakah itu artinya kita tidak boleh meminta apa-apa dari Tuhan? Atau kita tidak boleh secara jujur mengutarakan isi hati kita kepada Tuhan? Tentu saja tidak. Kapanpun kita boleh datang kepadaNya untuk itu. Tapi jangan biarkan doa kita hanya berisi permintaan dan keluhan saja, karena kita sebenarnya sudah diingatkan agar senantiasa mengisi doa-doa kita dengan ucapan syukur.

Senin, 15 April 2013

HINDARI SIKAP ACUH TAK ACUH

Ayat bacaan: Zefanya 2:1-2
========================
"Bersemangatlah dan berkumpullah, hai bangsa yang acuh tak acuh, sebelum kamu dihalau seperti sekam yang tertiup, sebelum datang ke atasmu murka TUHAN yang bernyala-nyala itu, sebelum datang ke atasmu hari kemurkaan TUHAN."

Acuh itu artinya peduli, mengindahkan. Kebalikannya adalah acuh tak acuh, cuek atau bersikap masa bodoh. Ini jelas sikap yang tidak disukai banyak orang. Bayangkan kita sudah berusaha membantu atau berbuat baik kepada mereka, tapi balasan yang didapat adalah sikap dingin, acuh tak acuh seperti tidak menghargai jerih payah kita. Bukankah itu menyebalkan jika kita alami? Kita menjumpai orang-orang bersikap seperti ini dimana-mana. Bukan saja di luar, tapi juga di lingkungan terdekat kita yaitu keluarga. Orang tua yang berat untuk mengucapkan terima kasih kepada anaknya atau malah masih tega mengkritik usaha anak-anaknya, saudara yang lebih tua terhadap adiknya dan sebagainya. Itu bukanlah hal yang sulit kita jumpai disekitar kita.

Minggu, 14 April 2013

KOMUNIKASI DENGAN TUHAN

Ayat bacaan: Efesus 2:18
====================
"karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh beroleh jalan masuk kepada Bapa."

Sangatlah menarik jika kita melihat bagaimana perkembangan teknologi komunikasi di dunia hingga hari ini. Komunikasi jarak jauh dimulai dengan hadirnya telegram optik oleh Abbe Claude Chappe (1791) yang mendirikan 120 buah menara berjajar dengan jarak tertentu yang mampu mengirim pesan dari Paris dan Laut Tengah dalam waktu kurang dari satu jam yang berarti lebih cepat dari kecepatan kuda yang sebelumnya dipakai untuk mengirim pesan. Dari sana berbagai usaha yang lebih efisien terus dikembangkan hingga pada tahun 1938 Samuel FB Morse merancang sebuah kode yang disebut dengan Kode Morse, yaitu serangkaian ketukan kunci yang membuat kontak listrik. Dalam waktu singkat kota-kota besar di Amerika dan Eropa pun mulai terhubung lewat telegram. Tahun 1850an Inggris dan Swedia dihubungkan dengan Eropa daratan lewat sarana kabel bawah laut, yang kemudian berlanjut dengan dibangunnya hubungan dari Eropa menuju Amerika Serikat. Alexander Graham Bell pada tahun 1876 menciptakan telepon yang semakin mempermudah orang dalam melakukan komunikasi antar pribadi dengan orang yang berada jauh di tempat lain. Komunikasi semakin dipermudah dengan adanya mobile phone atau telepon genggam yang sangat memudahkan untuk berhubungan ketika kita sedang berada di luar rumah. Aplikasi SMS membuat kita bisa mengirim pesan via teks yang jauh lebih murah. Adanya internet membuat kita semakin dipermudah karena bisa chatting atau bahkan berkomunikasi sambil melihat lawan bicara yang berada di belahan bumi lainnya dengan mempergunakan videocam. Kita tidak perlu bingung lagi untuk menghubungi teman atau keluarga yang berada di belahan dunia lain, karena selain kita bisa dengan mudah menghubungi mereka, biaya yang harus dikeluarkan juga sangat minim bahkan bisa gratis.

KENAL MAKA PERCAYA



Ayat bacaan: Mazmur 9:11
====================
"Orang yang mengenal nama-Mu percaya kepada-Mu, sebab tidak Kautinggalkan orang yang mencari Engkau, ya TUHAN."

Bisakah kita percaya kepada orang tanpa terlebih dahulu mengenalnya? Sebuah contoh, jika anda hendak bepergian lalu ingin menitipkan rumah kepada seseorang, anda tentu hanya akan menitipkannya kepada orang yang sudah anda kenal dengan baik. Dari deretan tetangga anda pun hanya akan memilih tetangga yang sudah akrab dan bisa anda percaya. Anda tidak akan mungkin menitipkan rumah kepada seseorang yang kebetulan melintas di depan pagar bukan? Dalam menjalin hubungan cinta pun sama. Ada masa berpacaran yang bisa dipakai untuk lebih saling mengenal satu sama lain sebelum hubungan itu dilanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Saya melihat sendiri begitu banyak contoh dari sebuah pernikahan yang terburu-buru yang kemudian melahirkan begitu banyak permasalahan dalam rumah tangga mereka. Semua berawal dari ketidaktahuan atau tidak saling mengenalnya mereka dengan cukup sebelum menikah. Kembali kepada masalah bisa percaya atau tidak, semua tentu dimulai dari sebuah proses saling kenal yang bisa jadi memakan waktu cukup lama terlebih dahulu sampai sebuah rasa saling percaya itu bisa timbul. Kesimpulannya,kita bisa percaya apabila kita mengenal seseorang dengan baik.

Jumat, 12 April 2013

MENGENAL TUHAN

Ayat bacaan: Hosea 4:6a
===================
"Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah"

Bagi anda yang bekerja di pabrik dengan banyak mesin, anda tentu perlu mengenal terlebih dahulu bagaimana cara kerja masing-masing mesin, begitu juga dengan proses pengerjaannya mulai dari satu mesin ke mesin lain hingga akhirnya menjadi produk jadi. Tanpa mengetahui itu semua bukan saja kita tidak bisa bekerja dengan baik, tapi juga riskan karena bisa menimbulkan kecelakaan dalam bekerja. Dalam menjaga hubungan dengan orang lain pun demikian. Kita perlu mengetahui banyak hal tentang mereka agar tidak salah bersikap atau salah kata. Ada yang cepat tersinggung, ada yang suka bercanda, ada yang serius, ada yang sensitif perasaannya, sehingga kita perlu benar-benar tahu terlebih dahulu tentang mereka agar bisa menjadi teman yang baik.

Rabu, 10 April 2013

MENYEPELEKAN SEBUAH JANJI



Ayat bacaan: Matius 5:37
==================
"Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat."

Ada beberapa teman yang suka berjanji hanya karena tidak tega menolak. Mereka mencari gampangnya dengan mengatakan ya ketika diajak atau diminta datang, tapi seringnya mereka tidak hadir pada waktu yang ditetapkan. Semudah mereka berjanji, semudah itu pula mereka melupakannya. Selalu saja ada alasan yang dikemukakan, sehingga lama-lama saya pun tidak lagi menganggap jawaban ya mereka sebagai sebuah janji. Anda pun tentu pernah bertemu orang-orang yang punya sifat seperti ini. Itu kita anggap hanyalah kebohongan kecil yang tidak terlalu merugikan. Mungkin kita kecewa, mungkin kita kesal, tapi biasanya hanya sampai sebatas itu saja, dan itu jauh lebih ringan dibanding banyak kebohongan-kebohongan yang lebih besar dengan daya rusak yang lebih besar pula.

Sabtu, 06 April 2013

MEWASPADAI BENDA BERBAHAYA DALAM HATI

Ayat bacaan: Amsal 4:23
===================
"Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan."
Secara fisik kita akan dengan cepat belajar mengenai berbagai hal yang bisa menimbulkan rasa sakit terhadap diri kita, yang bisa menghadirkan luka atau penderitaan pada tubuh. Tentu tidak butuh waktu lama bagi kita untuk mengetahui bahwa api, baranya atau bahkan peralatan-peralatan panas lainnya seperti alat panggang menyala atau setrika dapat mengakibatkan luka serius pada bagian tubuh kita apabila terkena. Kita mengajar anak-anak agar tidak bermain dengan benda-benda tajam seperti gunting, pisau, atau korek api dan sebagainya yang bisa menimbulkan masalah serius baik bagi diri mereka sendiri maupun orang lain. Dengan kecepatan yang sama pula kita akan mengetahui hal-hal yang bisa menimbulkan kenyamanan atau kenikmatan fisik. Kedua hal itu seringkali menjadi faktor yang paling memotivasi kita untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

Kamis, 04 April 2013

YUSUF : DARI SUMUR MENUJU ISTANA

Ayat bacaan: Ulangan 28:13-14
========================
"TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia, dan apabila engkau tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri dari segala perintah yang kuberikan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti allah lain dan beribadah kepadanya."
Semua orang ingin mengalami peningkatan-peningkatan dalam hidup. Berhasil dalam pekerjaan, karir meningkat, kesejahteraan semakin baik merupakan dambaan semua orang. Tidak ada orang yang mau mengalami stagnasi dalam karirnya, apalagi jika merosot. Tentu menyenangkan jika pekerjaan kita berhasil dan kita terus mendapat promosi untuk naik lebih tinggi lagi. Dalam berusaha apapun kita selalu ingin berhasil. Kita ingin berhasil membangun keluarga yang berbahagia, kita ingin jadi anak yang berhasil di mata orang tua, kita ingin berhasil mendidik anak-anak dan sebagainya. Tidak ada orang yang memimpikan kegagalan. Namun ada banyak orang yang masih bergumul dengan itu. Usaha terus gagal. Bangkrut lagi, lagi-lagi terlilit hutang, keluarga berantakan dan sebagainya. Bukannya mendapatkan promosi, bukannya jalan ditempat tapi malah melorot ke dalam keadaan yang lebih rendah. Tidak apa-apa jika itu merupakan bagian dari proses karena kita tidak bisa selamanya berharap semuanya akan baik-baik saja, tetapi itu seharusnya tidak berlaku selamanya. Apa yang diinginkan Tuhan adalah menempatkan setiap kita menjadi kepala, bukan ekor. Tetap naik dan bukan turun. Jika masih naik turun atau tetap berada di bawah posisi seperti yang dikehendaki Tuhan, itu bisa jadi pertanda bahwa masih ada yang harus kita benahi dari diri kita.

Rabu, 03 April 2013

NAIK JABATAN

Ayat bacaan: Mazmur 75:7-8
==========================
"Sebab bukan dari timur atau dari barat dan bukan dari padang gurun datangnya peninggian itu,tetapi Allah adalah Hakim: direndahkan-Nya yang satu dan ditinggikan-Nya yang lain."

Segala daya upaya dilakukan orang untuk bisa naik pangkat atau naik jabatan. Menyuap atau memberi uang pelicin, bingkisan-bingkisan, menjilat atasan dan berbagai upaya lain sudah biasa dilakukan agar promosi bisa mengalir lancar pada karir seseorang. Menjegal atau menjelekkan teman sendiri pun jika terpaksa apa boleh buat, yang penting kenaikan jabatan bisa diperoleh. Semua itu sudah dianggap sebagai hal yang lumrah untuk dilakukan di jaman sekarang, apalagi di negara kita yang tingkat korupsinya lumayan 'mantap'. Ada banyak orang berdalih bahwa itu terpaksa dilakukan, karena itu memang sudah menjadi kebiasaan di mana-mana. "Kalau tidak ikut korupsi rugi dong, atau malah kita justru bakal terkena masalah di kantor.." demikian ujar salah seorang pegawai negeri sambil cengengesan kepada saya pada suatu kali.  Kita seringkali terpaku pada kebiasaan dunia dan cenderung menyerah mengikutinya, meski tahu bahwa itu salah di mata Tuhan. Kita melupakan sebuah fakta bahwa masalah mengalami peningkatan atau tidak itu sesungguhnya bukanlah tergantung dari dunia, atau dari manusia, tapi sesungguhnya berasal dari Tuhan. Tanpa berlaku curang dan berkompromi dengan hal buruk yang sudah dianggap lumrah di dunia ini, kita tetap bisa mengalami peningkatan karir, dan saya bisa katakan itu akan terasa luar biasa indahnya jika itu berasal dari Tuhan.

Selasa, 02 April 2013

RELATIFNYA SEBUAH UKURAN

Ayat bacaan: 2 Korintus 4:17
======================
"Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami."

Sebutir nasi itu tentu sangat kecil bagi kita, yang biasanya bisa memakan puluhan atau bahkan ratusan butir itu dalam sekali suap. Tapi ketika anda melihat seekor semut mengangkut sebutir nasi, butiran itu terlihat sangat besar bagi semut. Contoh berikutnya, besar atau kecilkah bola tenis menurut anda? Jawabannya pun bisa beragam. Bola tenis akan terlihat kecil jika dibandingkan dengan bola sepak atau bola bowling, tetapi akan terlihat besar dibanding bola pingpong atau gundu. Sebuah jeruk bisa terlihat besar kalau dibandingkan dengan anggur, tapi kecil kalau berada di dekat buah semangka. Dalam satuan ukur setiap benda punya ukurannya masing-masing, tapi untuk memutuskan besar atau tidaknya benda itu tentu akan sangat relatif. Nilai mata uang pun demikian. Dua puluh tahun yang lalu lima ribu rupiah sudah sangat besar, tapi hari ini kita hanya bisa makan pas-pasan di warung dengan jumlah itu. Seperti itulah gambaran relativitas nilai atau ukuran sebuah benda.

Senin, 01 April 2013

KESETIAAN

Ayat bacaan: Wahyu 2:10
==================
"..Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan."

Kemarin kita melihat bagaimana kesetiaan Daniel kepada Tuhan membawa turunnya terang ke dalam bangsa dimana ia tinggal. Kesetiaan sayangnya semakin lama menjadi semakin langka untuk ditemukan di muka bumi ini. Alangkah sulitnya mencari orang yang bisa benar-benar setia untuk waktu yang panjang. Apakah itu dalam sebuah hubungan cinta, pekerjaan dan sebagainya, hampir setiap hari kita menyaksikan orang-orang yang tidak menganggap kesetiaan sebagai sesuatu hal yang penting lagi untuk dipertahankan dan dipegang teguh.  Berita pasangan bercerai, kedapatan selingkuh terjadi dimana-mana. Orang yang berpindah-pindah pekerjaan karena mendapat tawaran yang lebih baik atau sedikit saja tersinggung, itu pun dengan mudah kita dengar. Tidak jarang mereka bahkan tega menghianati tempat mereka bekerja untuk satu dan lain hal. Kesetiaan merupakan sebuah unsur di dalam integritas. Jika kesetiaan saja sudah semakin langka, tidak heran jika integritas pun menjadi hal yang semakin langka pula.




« »
« »
« »
Get this widget