Di dlm Firman-Nya ada kepastian. Roh Kudus akan memimpin kita berjln di atas ketidakpastian. Ia hanya butuh kita percaya & taat Kisah 10:19-20

Senin, 04 Februari 2013

ORANG BENAR : SEPERTI POHON KORMA DAN POHON ARAS

Ayat bacaan: Mazmur 92:13
======================
"Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon"

Ada dua jenis pohon yang disebutkan berbarengan di dalam Alkitab untuk menunjukkan seperti apa seharusnya orang benar itu berperan di lingkungannya masing-masing, atau bahkan di dunia. Kedua pohon yang menggambarkan peran dari orang benar ini tertulis di dalam kitab Mazmur. Dalam Mazmur 92:13 yang saya ambil sebagai ayat bacaan hari ini, Pemazmur mengatakan "Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon" (Mazmur 92:13). Adalah menarik melihat bahwa orang benar dikatakan akan:
1. Bertunas seperti pohon korma, dan
2. Tumbuh subur seperti pohon aras.
Mengapa dikatakan bertunas seperti pohon korma, dan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon? Bagaimana sebenarnya karakteristik kedua pohon ini dan bagaimana hubungannya dengan sebuah kehidupan orang benar di dunia?

Mari kita lihat pohon korma terlebih dahulu. Para pengembara di gurun pasir tentu akan sangat bergembira jika melihat pohon korma tentu akan sangat menggembirakan. Tentu saja, karena ketika mereka melihat pohon korma, maka itu artinya mereka akan segera bertemu dengan oase atau mata air. Seringkali ditengah panas terik, yang mereka hadapi adalah sebuah fenomena yang dikenal sebagai fatamorgana. Fatamorgana adalah sebuah tipuan mata yang acap kali dialami oleh para pengembara yang berada di tengah terik gurun pasir yang menyengat. Maka mereka pasti sangat gembira saat bertemu dengan pohon korma yang nyata dalam perjalannya. Korma dikenal sebagai buah yang mengandung begitu banyak nutrisi di dalamnya sehingga menjadi sebuah makanan yang memberi kekuatan dan kesehatan jika dikonsumsi. Sebuah pohon korma tidak akan mungkin hidup tanpa air. Artinya, dimana ada pohon korma, maka sumber air pasti ada disekitar sana. Itulah sebabnya para pengembara sangat senang karena pasti sebentar lagi akan menemukan mata air.

Bagaimana pohon korma bisa tumbuh di gurun pasir yang tandus? Itu karena cara hidupnya yang unik. Ketika biji korma di tanam, akarnya akan terus menembus tanah untuk mencari air, bahkan hingga puluhan meter. Setelah mendapatkan air, barulah pohon korma ini mulai tumbuh. Dan sekali lagi, dimana pohon korma berada, biasanya disana akan terdapat oase atau mata air. Inilah yang digambarkan oleh Pemazmur dengan mengatakan bahwa orang benar akan bertunas seperti pohon korma. Orang benar akan memiliki akar yang kuat. Orang benar akan mampu tegar berdiri ditengah berbagai hambatan, dan akan mampu untuk terus bertumbuh dan menghasilkan buah. Seperti layaknya pohon korma yang menyegarkan, orang-orang benar pun seharusnya bisa menjadi penyegar bagi lingkungan yang "tandus", menjadi oase di tengah padang gurun, menjadi berkat yang mendatangkan sukacita bagi sesama.

Sekarang mari kita lihat apa yang digambarkan Pemazmur tentang orang benar sebagai pohon aras yang tumbuh subur di Libanon. Pada masa itu pohon aras, atau kita kenal dengan pohon cemara memang tumbuh subur di Libanon. Pohon aras ini dikenal sangat kuat dan tidak mudah lapuk. Semakin tua kayunya akan semakin kuat. Pohon ini juga tahan terhadap perubahan cuaca. Tidaklah mengherankan kalau masa itu pohon aras sering dipakai untuk tiang penyangga istana bahkan Bait Allah.
 
Dalam kitab Raja Raja kita dapat mendapatkan gambaran mengenai pohon aras ini. Salomo banyak menggunakan pohon aras yang berasal dari Libanon ini dalam membangun istananya. Di dalam istananya, "Ia mendirikan gedung "Hutan Libanon", seratus hasta panjangnya dan lima puluh hasta lebarnya dan tiga puluh hasta tingginya, disangga oleh tiga jajar tiang kayu aras dengan ganja kayu aras di atas tiang itu. Gedung itu ditutup dari atas dengan langit-langit kayu aras, di atas balok-balok melintang yang disangga oleh tiang-tiang itu, empat puluh lima jumlahnya, yakni lima belas sejajar." (1 Raja Raja 7:2-3). Istana Salomo yang megah ternyata disangga oleh tiang-tiang kayu aras. Jadi demikianlah orang benar, diharapkan untuk menjadi pribadi-pribadi yang kuat yang bisa bertindak sebagai tiang penyangga bagi kehidupan sesama kita, demi kemuliaan Tuhan.

Dengan demikian jelaslah bahwa Pemazmur tidak sembarangan mengambil perumpamaan. Ada tujuan yang sangat jelas dalam menggunakan kedua jenis pohon ini untuk menggambarkan pribadi orang benar. Seperti itulah orang benar diharapkan untuk hidup. Berakar kuat, mampu mengatasi hambatan untuk terus bertumbuh, mampu hidup di tengah kesulitan, mampu berbuah dan menjadi penyegar yang mendatangkan sukacita bagi orang-orang disekitarnya. Kemudian mampu pula menjadi tiang penyangga yang kuat dalam kehidupan. Inilah yang bisa dicapai dan seharusnya dilakukan oleh orang-orang benar.

Bagaimana agar kita bisa tumbuh dan berbuah? Yesus memberikan caranya. "Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku." (Yohanes 15:4). Yesus kemudian melanjutkan, "Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa." (Ay 5). Untuk bisa berbuah dan menjadi berkat bagi sesama, kita hendaklah tinggal dan berakar kuat di dalam Kristus. Tanpa itu, semua hanyalah akan sia-sia. Hanya ketika kita berbuah banyaklah kita bisa memuliakan Tuhan. "Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku." (ay 8).

Lantas panggilan untuk menjadi garam (Matius 5:13) dan terang (ay 14-16) pun menjadi keharusan bagi orang-orang benar. Agar bisa menjadi garam dan terang kita harus mampu memiliki prinsip bertunas seperti pohon korma dan tumbuh subur pohon aras. Orang-orang benar akan mampu menjadi saluran berkat bagi sesamanya, dan tidak akan pernah menyimpan berkat itu sendirian saja untuk kepentingan diri sendiri. Ingatlah firman Tuhan bahwa hakekat kita menerima berkat sesungguhnya adalah untuk memberkati orang lain. "....hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat." (1 Petrus 3:9)

Sudahkah kita menjadi oase di padang gurun, menjadi pohon korma berbuah lebat yang memberi sukacita dan berkat bagi banyak orang atau kita malah ikut-ikutan menjadi tandus dan kering? Sudahkah kita menjadi tiang penyangga yang kuat bagai kayu pohon aras, tumbuh subur dengan kekuatan yang luar biasa, atau kita masih gampang goyang diterpa angin kecil sekalipun, dan justru selalu goyah butuh penyangga dari orang lain? Orang benar pada hakekatnya haruslah bisa mengacu kepada pertumbuhan pohon korma dan kesuburan pohon aras. Disanalah kita akan mampu memuliakan Tuhan lewat segala sesuatu yang kita kerjakan.

Bertunaslah dan berbuahlah subur agar menjadi berkat dan penyangga yang kuat bagi lingkungan kita




Sumber : http://renungan-harian-online.blogspot.com




« »
« »
« »
Get this widget