Di dlm Firman-Nya ada kepastian. Roh Kudus akan memimpin kita berjln di atas ketidakpastian. Ia hanya butuh kita percaya & taat Kisah 10:19-20

Sabtu, 16 Februari 2013

LOVE NEVER FAILS

Ayat bacaan: 1 Korintus 13:8
===================
"Love never fails" (Amplified Bible)

Ada empat ekor anjing di rumah saya yang cukup terlatih sehingga mengerti ketika disuruh, dipuji atau ditegur jika salah. Saya tidak bisa mengkomunukasikannya langsung karena tentu saja bahasa kita dengan hewan seperti anjing itu berbeda. Beberapa jenis hewan yang pintar memang bisa dilatih untuk mengerti beberapa dari bahasa kita, tapi itu tidak akan bisa sepenuhnya. Lantas bagaimana caranya menjembatani komunikasi untuk bisa saling mengerti? Apa yang menjadi dasar atau awalnya? Tentu hubungan personal antara kita dan hewan peliharaan harus dibina terlebih dahulu. Jika tidak, maka mustahil mereka mau menuruti apa yang kita perintahkan. Membina hubungan memerlukan sebuah awal pula, dan awal yang terbaik untuk itu menurut pengalaman saya adalah kasih. Itu yang kami terapkan di rumah, dan kini keempat anjing ini sangat mengerti apa yang benar dan salah. All started with love. Mereka tahu bahwa mereka dikasihi, dan mulai belajar segalanya bermula dari kasih. Jika kepada hewan saja kasih mampu menciptakan sebuah ikatan dengan tujuan kebaikan, apalagi kepada sesama manusia. Singkatnya, saya percaya satu hal yang juga ditekankan oleh alkitab, dan rasanya ini tepat untuk diangkat di hari kasih sayang tahun ini, yaitu bahwa sebuah Kasih tidak akan pernah gagal.

Kita bisa membaca ayat tersebut dalam 1 Korintus 13:8. Benar, dalam Alkitab kita ayatnya berbunyi: "Kasih tidak berkesudahan." Tetapi jika kita melihat versi Amplified Bible, disana ayat ini berbunyi "Love never fails". Kasih atau love tidak akan pernah gagal untuk membuat perubahan-perubahan dalam kehidupan kita menuju ke arah yang lebih baik. Seorang pendeta pernah berkata bahwa apabila Alkitab ini seperti sebuah jeruk, apabila diperas habis maka sari yang akan kita peroleh adalah kasih. Dan itu benar adanya. Semua bermuara kepada kasih. Kasih pula yang menjadi dua hukum yang terutama yang diberikan Yesus sendiri. "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." (Matius 22:37-40).

Tuhan telah menganugerahkan kasih kepada setiap manusia sejak semula. Mulai dari ciptaan yang pertama, yang pernah ada, yang hidup saat ini sampai kepada generasi-generasi selanjutnya. Ini adalah sebuah pemberian yang luar biasa besarnya dan indahnya, karena bisa kita bayangkan apa jadinya hidup ini tanpa kasih. Tidak saja memberikan kasih kepada manusia, tapi Tuhan sendiri telah terlebih dahulu menunjukkan kasihNya yang teramat sangat besar justru di kala manusia masih hidup berselubung dosa. "Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa." (Roma 5:8). Sebagai bukti kasihNya kepada kita, Yesus pun hadir di dunia ini, rela mengorbankan segalanya demi diri kita semua. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16). Itu sebentuk kasih yang sungguh besar yang bahkan sulit untuk ditiru oleh manusia. Dan lihatlah bahwa adalah kasih pula yang sanggup menggerakkan Allah untuk rela melakukan hal seperti itu. Mungkin kita mau mengorbankan nyawa demi anak atau istri/suami, orang tua atau saudara, tapi maukah kita memberikan nyawa bagi orang yang tidak kita kenal sama sekali? Atau kepada orang yang berperilaku jahat? Rasanya tidak satupun dari kita yang mau, tapi Tuhan mau. Itu adalah bukti dari kasihNya yang begitu besar, yang sudah Dia lakukan bagi kita semua. Jika hari ini kita hidup dalam sebuah kehidupan yang dekat secara pribadi dengan Tuhan, jika hari ini kita memiliki Roh Kudus yang senantiasa menuntun kita agar tidak salah melangkah, jika hari ini kita sudah diberikan kunci kerajaan Surga, artinya diberikan keselamatan lengkap dengan petunjuk melangkah agar semua itu terjadi dalam kepastian, itu semua adalah berkat Yesus yang rela turun ke dunia mengambil rupa seorang hamba, dan itu adalah penggenapan dari kehendak Allah yang didasari kasih kepada semua manusia.

Jika Allah mengasihi kita sebegitu besar, bukankah kita pun harus mengasihi Tuhan kembali, dan harus pula bisa mengaplikasikan kasih yang sama kepada sesama? Tidakkah keterlaluan apabila kita justru lebih tertarik mengisi hidup dengan banyak kebencian, iri hati, dengki dan sejenisnya? Firman Tuhan tegas berkata: "Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih." (1 Yohanes 4:8). Dan itu wajar mengingat Allah sendiri mengasihi kita semua dengan kasih setiaNya yang melimpah. Lalu jika ada yang berkata bahwa ia tidak memiliki kasih seperti itu dalam hidupnya? Alkitab sudah menyebutkan bahwa kita semua telah memiliki bentuk kasih yang seperti itu dalam hidup kita! Dalam Roma 5:5 kita bisa membaca dengan jelas bahwa kasih Tuhan telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. Lihatlah bahwa yang dipakai adalah "telah dicurahkan", bukan akan, bakal atau mudah-mudahan dicurahkan. Artinya, semua itu sebenarnya sudah kita miliki sepenuhnya lewat Roh Kudus. Tinggal kita yang memutuskan apakah kita mau berjalan dalam hidup ini dengan digerakkan oleh kasih atau kita masih terus berpusat pada kepentingan diri sendiri dan sulit untuk mengasihi dan bersyukur buat orang lain.

Kasih merupakan elemen terpenting yang seharusnya menjadi pola dasar kehidupan kekristenan, dan dengan sendirinya menjadi cerminan nyata dari kehidupan orang percaya. Ketika yang lain akan berakhir, tidak demikian halnya dengan kasih. "Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap...Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih." (1 Korintus 13:8,13). Kasih akan terus menuntun kita ke dalam koridor yang benar menuju keselamatan, dan masih akan berlaku di kehidupan kekal nanti. Seperti itulah pentingnya kasih yang telah dikaruniakan Tuhan kepada kita semua.

Adakah diantara anda yang saat ini tengah frustasi karena keluarga anda tidak kunjung mengalami pemulihan? Apakah anda mulai putus asa melihat anggota keluarga yang terus terjerumus dalam dosa? Komunikasi yang sepertinya sulit terbangun diantara anda, atau anda stres akibat berbagai permasalahan yang seakan tidak selesai? Ingatlah bahwa firman Tuhan sudah berkata bahwa kasih tidak pernah gagal. Kasih mampu mengatasi berbagai permasalahan dan menjaga agar sukacita senantiasa hadir dalam kehidupan kita. Jika anda lelah menghadapi orang-orang yang sulit, frustasi karena mereka tidak kunjung berubah, merasa putus asa dalam kesedihan, atau bahkan kecapaian sendiri dengan membenci atau iri hati terhadap orang lain, mengapa tidak menggantikannya dengan kasih? Ingatlah kasih tidak pernah gagal. Kasih mampu membawa berbagai berkat dari Tuhan, damai sukacita bahkan pemulihan dalam hidup kita.Sentuhlah orang lain dengan kasih yang berasal dari Tuhan, dan saksikanlah bagaimana kasih mampu mengubahkan segalanya menjadi sangat baik. Apapun yang anda alami saat ini, tetaplah dasarkan segalanya dalam kasih. Keep living in/with love, because love never fails.

Bertumbuhlah dalam kasih sebab kasih tidak pernah gagal 
Sumber : http://renungan-harian-online.blogspot.com




« »
« »
« »
Get this widget