Ayat bacaan: Matius 19:14======================
"Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga."
Bagi para orang tua dengan anak-anak yang masih kecil, kewaspadaan dalam mengawasi apa yang mereka dengar atau tonton menjadi hal yang sangat krusial di jaman sekarang. Berbagai tayangan atau lirik-lirik lagu yang menyesatkan atau berisi hal-hal buruk seperti kekerasan, pornografi, ketidaksetiaan dan sebagainya jika tidak diperhatikan bisa membuat mereka mendapatkan pengajaran yang salah mengenai cara hidup yang benar. Begitu banyak hal jahat yang bisa menyesatkan mereka sejak dini. Kasihan sekali melihat anak-anak yang masih polos dan lugu kemudian terkontaminasi dengan hal-hal yang berpotensi besar merusak masa depan mereka. Anak kecil butuh bimbingan, karena mereka masih seperti kertas kosong yang akan berisi tergantung apa yang ditulis di atasnya. Seorang pendeta mengatakan bahwa kita sebagai orang tua seharusnya tahu pentingnya menanamkan nilai-nilai kebenaran akan firman Tuhan sejak dini agar mereka bisa memilah sendiri apa yang baik dan menghindari hal buruk. Para orang tua, dengarlah, anak-anak anda butuh bimbingan, dan mereka pun perlu untuk mengenal Yesus sejak dini.


Seorang
teman yang berulangkali kecewa terhadap pasangannya bercerita bahwa ia
mulai merasa putus asa dalam menanti kehadiran pria yang bisa dipercaya
dan setia. "Jujur, sekarang saya trauma dan sulit untuk bisa percaya."
katanya. Berkali-kali ia dikhianati sehingga ia cenderung menutup diri
jika ada pria yang mulai mendekatinya. "Orang baik itu banyak mas.. tapi
yang setia itu langka.. mungkin malah tidak ada lagi." katanya. Apa
yang ia katakan mungkin ada benarnya jika melihat tendensi di jaman
modern ini. Lewat berbagai media hiburan seperti lagu, film dan kejadian
sehari-hari kita seolah diajarkan bahwa ketidaksetiaan adalah sesuatu
yang manusiawi dan lumrah. Tidak heran maka semakin lama semakin sulit
saja menemukan sosok manusia yang bisa setia, baik dalam pekerjaan,
pertemanan, organisasi dan tentu saja seperti yang dialami teman saya,
dalam hubungan seperti berpacaran atau pernikahan. termasuk tentunya
pada Tuhan. Ada banyak alasan yang bisa dijadikan dasar untuk melegalkan
ketidaksetiaan itu. Membesar-besarkan kekurangan pasangan, mencari-cari
kejelekan misalnya, sampai kepada menyalahkan pihak ketiga, itu contoh
alasan klasik yang sering dikemukakan. Padahal soal setia atau tidak itu
tergantung pilihan dan keputusan kita sendiri.
Guru killer
adalah istilah yang sering diberikan terhadap guru yang cepat tersulut
amarahnya, cenderung bersikap kasar atau dingin. Untuk murid-murid
bandel, mungkin seorang guru killer bisa efektif dalam meredam sikap
mereka. Tapi dari pengalaman saya dan banyak teman lainnya, kita sulit
menangkap pelajaran secara baik karena sikap tidak bersahabat mereka
bisa mengganggu konsentrasi dan membuat orang anti pati terhadap mereka
dan pelajarannya. Sebagai seorang pengajar saya mencoba menempatkan diri
seperti siswa-siswa saya. Saya berbaur dengan mereka, duduk bersama di
kantin, mengobrol dan mengajar dengan santai. Sebagai manusia biasa, ada
kalanya saya merasa lelah baik secara fisik atau ketika menghadapi
pertanyaan yang berulang-ulang, tetapi saya segera mengatasinya. Tidak
ada gunanya saya membiarkan rasa lelah atau kesal menguasai saya, karena
saya yakin kekesalan tidak akan menyelesaikan masalah, malah sebaliknya
akan membuat mereka akan semakin tidak mengerti. Justru dengan
ketenangan dan keramahan, mereka akan bisa menangkap pelajaran dengan
lebih baik, meskipun saya harus meluangkan lebih banyak waktu.
















