Di dlm Firman-Nya ada kepastian. Roh Kudus akan memimpin kita berjln di atas ketidakpastian. Ia hanya butuh kita percaya & taat Kisah 10:19-20

Sabtu, 12 Oktober 2013

BERIBADAH KE GEREJA ITU PENTING

Ayat bacaan: Ibrani 10:25
==================
"Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat."
Seorang tetangga saya adalah orang percaya, tapi ia tidak mau ke gereja. Ia menganggap itu buang-buang waktu karena ia merasa bahwa Tuhan bukan hanya ada di gereja saja. Hari Minggu ia anggap hanya untuk beristirahat. Ia terlalu malas untuk keluar rumah dan malas untuk berkumpul atau bertemu dengan orang-orang lain. Ia merasa sudah paham isi Alkitab, tahu kebenaran dan suatu kali berkata bahwa cukup dengan berbuat baik maka itu artinya ia sudah menjalankan esensi kebenaran dan karenanya pasti diselamatkan. "Yang penting saya hidup baik, tidak menipu, tidak jahat dan selalu rajin membantu orang yang kesusahan. Itu sudah cukup, tidak perlu ke gereja." katanya pada suatu hari. Ini adalah sebuah pemahaman keliru tentang iman dalam hubungannnya dengan beribadah di gereja, yang kalau terus dipelihara dalam pikiran bisa sangat merugikan kita. Benar, Tuhan itu omnipresent alias berada dimana-mana. Dan pendapat bahwa pentingnya menjaga hati dan hidup baik itu tidaklah salah. Kita memang diminta untuk mempersembahkan seluruh tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah, dan itu bahkan dikatakan sebagai ibadah yang sejati. (Roma 12:1). Tapi itu sama sekali bukan berarti bahwa kita tidak perlu beribadah ke gereja, karena ada banyak hal yang sebetulnya luput dari kita jika kita melakukan itu.

Perhatikan ayat berikut ini: "Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus." (Roma 10:17). Iman itu tumbuh dari pendengaran oleh firman Tuhan, dan gereja adalah salah satu tempat yang terbaik bagi kita untuk mendengar. Kotbah-kotbah yang disampaikan oleh hamba-hamba Tuhan yang sudah mempergunakan sebagian hidupnya untuk mendalami kebenaran. Berbagai korelasi dan hubungan antar ayat dengan aplikasi dalam hidup yang disertai contoh-contoh sederhana bisa kita peroleh dengan mudah lewat mereka. Para hamba Tuhan ini akan dengan senang hati membimbing kita untuk mengenal Tuhan dan kebenaranNya lebih jauh lagi. Jadi, bukan saja iman kita yang akan bertumbuh terus dengan baik dalam pengenalan Firman lewat pendengaran, kita pun bisa disegarkan atau di-recharge setelah mengalami kelelahan jiwa dan roh selama seminggu.

Segala sisi kehidupan yang sulit ini cepat atau lambat bisa membuat roh kita lelah. Setiap hari kita berhadapan dengan berbagai situasi yang bisa membuat daya tahan kita melemah. Selain bisa direcharge atau disegarkan lewat firman, kita pun tentu butuh teman-teman seiman yang bisa mengingatkan kita, menolong dalam kesesakan dan bertumbuh bersama-sama. Kita butuh tempat dan lingkungan dimana iman kita bisa terjaga dan terus bertumbuh, dan kita akan kehilangan kesempatan untuk itu jika kita mengabaikan saat-saat untuk beribadah di gereja.

Ada banyak alasan yang kerap dipakai orang untuk tidak menghindari beribadah di gereja. Banyak yang mengira bahwa hari Minggu seharusnya dipakai total untuk beristirahat karena merasa sudah habis-habisan banting tulang dan otak selama 6 hari penuh. Ada juga yang menjadikan cuaca sebagai alasan. Cuaca seperti apapun sama salahnya. Terlalu panas, hujan, mendung, atau juga jarak yang jauh dan sebagainya. Kemalasan sering menjadi penghambat utama. Kalaupun akhirnya pergi, itu karena terpaksa, karena motivasi-motivasi yang mengarah kepada keuntungan instan pada saat butuh. Itupun datang terlambat dan terkantuk-kantuk. Ini seringkali terjadi karena orang datang ke gereja dengan motivasi yang salah. Bukan karena kerinduan untuk mendapat asupan firman Tuhan, bukan karena ingin bertumbuh iman, tapi karena alasan-alasan yang keliru. Mereka menunjukkan sikap yang seolah menanggap ibadah di gereja bukanlah sesuatu yang penting sehingga bisa diremehkan saja. Kalau ke gereja saja sudah malas, apalagi ikut persekutuan. Banyak orang percaya yang tidak menangkap esensi penting dari bersekutu dan bertumbuh bersama saudara-saudari seiman. Ini dianggap hanya buang-buang waktu dan tidak ada gunanya. Padahal kita diciptakan sebagai mahluk sosial yang butuh berinteraksi dengan orang lain untuk bisa mengalami peningkatan dalam hidup. Apalagi Tuhan Yesus sendiri sudah mengatakan bahwa "Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." (Matius 18:19-20).

Jika untuk bekerja atau sekolah kita menjaga hati-hati agar tidak terlambat, mengapa untuk urusan yang lebih penting kita malah malas? Kita takut melanggar peraturan dan kedisplinan kerja yang bisa membuat kita kehilangan pekerjaan karena dipecat, atau setidaknya takut ditegur pimpinan. Bagi yang masih mengenyam bangku pendidikan, apakah berani datang terlambat sesuka kita setiap hari? Bukankah kita diharuskan untuk datang tepat waktu dan tidak boleh bolos karena itu merupakan salah satu peraturan atau disiplin yang harus ditaati? Biasanya orang akan malas jika tidak mengetahui tujuan dari apa yang dilakukan. Kalau kerja dianggap penting karena nanti tidak memiliki penghasilan dan sekolah dianggap penting karena takut tidak bisa bekerja, sesungguhnya ibadah dikatakan membawa manfaat bukan hanya dalam beberapa tapi dalam segala hal, dan itu karena ibadah mengandung janji baik untuk hidup saat ini maupun yang akan datang nanti. (1 Timotius 4:8). Ini adalah hal yang wajib kita pertimbangkan ketika rasa malas atau alasan lainnya mulai menggoda kita untuk melewatkan saat-saat beribadah raya bersama teman-teman seiman di hari Minggu. Kita akan kehilangan banyak kesempatan baik. Iman kita akan sulit bertumbuh, kita  tidak mengetahui rahasia Kerajaan dan isi hati Tuhan, kita tidak punya teman-teman yang bisa membantu atau mensupport kita dan sebagainya. Bukan saja kerugian dalam fase hidup dunia yang akan dirugikan, tapi janji Tuhan akan keselamatan, fase berikutnya yang kekal akan luput pula dari kita jika kita mengabaikan hal ini.

Dalam Ibrani kita diingatkan seperti berikut: "Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat." (Ibrani 10:25). Janganlah menjauhkan diri dari pertemuan ibadah, dan jangan ikuti kebiasaan beberapa orang yang bersikap seperti itu. Mengapa? Karena kita perlu saling menasihati satu sama lain. Bahkan seharusnya kita makin giat dalam beribadah karena waktunya sudah sangat singkat. Merubah sikap malas atau menganggap tidak penting ini tidak mudah jika kita sudah terlanjur memiliki pemahaman yang salah; Oleh karena itu seperti yang dikatakan dalam 1 Timotius 4:8 diatas, kita harus tekun melatih ketaatan kita, seperti halnya kita terus berlatih untuk membiasakan diri dalam berolah raga. Ketika kedisplinan dalam bekerja, belajar, berolah raga atau hal-hal lain dalam hidup ini penting, latihan beribadah sesungguhnya jauh lebih penting dari itu, karena di dalamnya terkandung janji yang akan sangat bermanfaat bukan saja dalam hidup saat ini tetapi juga dalam hidup yang akan datang.

Yesus berkata: "Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada." (Matius 6:21). Jika kita menjadikan Tuhan sebagai harta yang paling berharga, tentu hati kita pun akan melekat kepadaNya sehingga mempergunakan waktu 2 jam untuk bersekutu mendengar firman Tuhan akan menjadi sesuatu yang tidak bisa tergantikan dengan apapun juga. Disana kita bisa merasakan kasih Tuhan bersama dengan saudara-saudari lainnya. Disana kita bisa mendapat siraman rohani yang akan sangat berguna untuk menguatkan kita selama hari kerja di minggu berikutnya. Disana kita bisa menunjukkan ketaatan dan kasih kita kepada Tuhan, bahwa kita menghormati Tuhan lebih dari segalanya. Disana kita bisa memuji dan menyembah Tuhan bersama-sama dan menyenangkan hati Tuhan, dan disana kita bisa berbaur dan bergaul dengan jemaat lainnya, sehingga kita bisa saling mengingatkan dan saling bantu setelah kita mengenal mereka dengan baik.
Bangun pagi-pagi di hari Minggu mungkin berat, terlebih bagi yang bekerja keras selama hari kerja. Kita seringkali harus berperang melawan kemalasan untuk pergi keluar dari rumah apalagi ketika cuaca sedang kurang baik. Tapi kita harus melatih diri kita untuk menghindari kemalasan dalam beribadah. Bukan cuma ke gereja saja, tapi jangan abaikan pula pentingnya untuk hadir di persekutuan-persekutuan di gereja anda.

Jangan lewatkan waktu-waktu dimana kita bisa saling menguatkan dan bersama-sama bertumbuh, menikmati hadirat Tuhan bersama saudara-saudara kita. Ingatlah bahwa Tuhan mengasihi orang yang bersungguh hati kepadaNya, dan terus mengarahkan pandangannya untuk mencari orang-orang seperti ini. "Karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatanNya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia." (2 Tawarikh 16:9). Jangan biarkan mata Tuhan berlalu dari kita. Adalah kekeliruan besar untuk mengabaikan waktu-waktu beribadah bersama-sama ini, karena selain kita sendiri yang rugi, itu juga menunjukkan ke-egoisan kita dengan berpikir bahwa kita tidak perlu mempedulikan orang lain dan hanya mau berkat untuk diri sendiri. Mulai sekarang mari kita disiplinkan diri kita untuk tidak menyepelekan waktu-waktu beribadah.

Disiplinlah dalam beribadah, karena itu sesungguhnya mengandung janji baik di hidup sekarang maupun yang akan datang




Sumber : http://www.renunganharianonline.com




« »
« »
« »
Get this widget