Di dlm Firman-Nya ada kepastian. Roh Kudus akan memimpin kita berjln di atas ketidakpastian. Ia hanya butuh kita percaya & taat Kisah 10:19-20

Senin, 09 September 2013

BLESSED TO BLESS OTHERS

Ayat bacaan: 2 Korintus 9:8 (BIS)
=======================
"Berilah kepada orang lain, supaya Allah juga memberikan kepadamu; kalian akan menerima pemberian berlimpah-limpah yang sudah ditakar padat-padat untukmu. Sebab takaran yang kalian pakai untuk orang lain akan dipakai Allah untukmu."
Tidak satupun orang yang ingin hidup berkekurangan. Kita ingin kebutuhan bisa tercukupi dengan sisa yang masih bisa ditabung. Terutama menghadapi masa-masa sulit di bidang ekonomi dimana harga terus melambung tinggi sementara pendapatan begitu-begitu saja, ditambah suasana politik yang semakin memanas menuju pemilihan umum tahun depan, kita akan membutuhkan berkat dari Tuhan lebih dari sebelumnya. Pertanyaannya, apakah berkat Tuhan itu semata-mata hanya untuk mencukupi kebutuhan kita? Apa tujuan Tuhan dalam menurunkan berkat bagi kita, memulihkan perekonomian kita bukan hanya sekedar pas-pasan tetapi dikatakan dalam kelimpahan? Apakah itu diberikan agar kita bisa memiliki banyak rumah mewah, tanah yang luas, mobil-mobil terbaru, selusin smart phones, berlibur ke luar negeri sesuka kita dan lain-lain? Bukan, bukan itu tujuannya. Benar, Tuhan memang ingin agar kita senantiasa berkecukupan atas segala kebutuhan hidup, tetapi ada satu tujuan lain yang sangat penting tapi sering kita abaikan, yaitu agar kita bisa memberkati.

Hal ini dengan jelas disampaikan oleh Paulus dalam surat 2 Korintus. "Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan." (2 Korintus 9:8) Dalam versi Bahasa Indonsia sehari-hari dikatakan demikian: "Allah berkuasa memberi kepada kalian berkat yang melimpah ruah, supaya kalian selalu mempunyai apa yang kalian butuhkan; bahkan kalian akan berkelebihan untuk berbuat baik dan beramal." Jadi jelas kita lihat bahwa Tuhan melimpahi kita dengan segala kasih karunia bukan saja agar kita tidak berkekurangan melainkan agar kita bisa menjadi saluran berkat bagi orang lain.
Kenyataannya ada banyak orang yang menjadi sombong ketika memiliki kelebihan secara materi. Semakin kaya, semakin sombong dan semakin pelit. Kalaupun memberi itu akan dipakai sebagai sebuah etalase kebanggaan pribadi, agar kemakmurannya bisa dipamerkan didepan banyak orang. Lihatlah artis-artis yang memanggil wartawan untuk meliput mereka beramal atau menunjukkan rumah mereka yang mewah. Mereka memberi demi keuntungan pribadi, dan itu sangat bertentangan dengan tujuan Tuhan memberkati.

Kita bisa lihat salah satu contoh menarik dari ayat bacaan dalam renungan kemarin, yaitu ketika beberapa orang perempuan dicatat Lukas aktif dalam mengikuti Yesus melayani bersama murid-muridNya. "Tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid-Nya bersama-sama dengan Dia, dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat, Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana dan banyak perempuan lain. Perempuan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka." (Lukas 8:1-3). Lihatlah kembali ayat ini baik-baik. Lukas menjelaskan bahwa para perempuan yang ikut itu adalah mereka yang sebelumnya sudah menerima pertolongan, kesembuhan, pemulihan dan berbagai berkat lain. Maria yang disebut Magdalena dibebaskan dari tujuh roh jahat, dan beberapa lainnya juga mengalami kesembuhan dari berbagai penyakit dan roh-roh jahat. Mereka mengalami jamahan Tuhan dan dipulihkan, dan kemudian mereka turut serta dalam pelayanan. Singkatnya, mereka tahu pasti bahwa berkat yang mereka terima harus dipakai untuk memberkati orang lain. Mereka bergerak aktif dalam mencukupi keperluan Yesus beserta tim selama menjalankan misi pelayanan dari kota ke kota.

Melanjutkan renungan kemarin, hari ini mari kita lihat lebih jauh mengenai tujuan Tuhan memberkati kita, kali ini lewat apa yang dikatakan Yesus sendiri. "Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." (Lukas 6:38). Dalam versi Bahasa Indonesia Sehari-hari dikatakan "Berilah kepada orang lain, supaya Allah juga memberikan kepadamu; kalian akan menerima pemberian berlimpah-limpah yang sudah ditakar padat-padat untukmu. Sebab takaran yang kalian pakai untuk orang lain akan dipakai Allah untukmu."  Dari ayat ini terlihat jelas korelasi antara diberi dan memberi, antara diberkati dan memberkati. God gives us so we can give others. Kita diberi untuk memberi. Bahkan dikatakan bahwa ukuran atau takaran yang kita pakai untuk orang lainlah yang akan dipakai Allah untuk kita.

Selanjutnya kita bisa melihat hal yang sama dalam kitab Amsal. "Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum." (Amsal 11:24-25). Perhatikanlah bahwa bersikap pelit tidak akan membuat kita bertambah kaya. Apa yang saya maksud dengan kaya disini tidaklah hanya mengacu kepada nilai harta materi saja melainkan juga kekayaan non materi seperti yang sudah saya singgung dalam beberapa renungan sebelumnya seperti kepandaian, ilmu pengetahuan, hikmat dan sebagainya. Ada orang yang pelit dalam membagi ilmu atau pengetahuan/keahliannya karena tidak ingin orang bisa lebih hebat dari mereka. Dan sikap seperti ini tentu juga tidak benar karena sama saja menyalahi ketetapan Tuhan.

Kembali kepada ayat dalam kitab Amsal ini, kita tentu sudah melihat banyak bukti dalam kehidupan sehari-hari ketika orang yang pelit ternyata tetap saja berkekurangan, sebaliknya orang yang rajin memberkati akan tetap berada dalam perlindungan Tuhan, tidak kurang suatu apapun.

Selain itu, Yesus juga mengingatkan: "Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir sajapun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya." (Matius 10:42). Lihatlah bahwa Tuhan selalu menekankan pentingnya membagi berkat kepada orang lain. Yesus sudah mengingatkan bahwa kita tidak akan pernah kehilangan upah ketika memberi kepada orang yang membutuhkan selama dilakukan karena menyadari benar posisi kita sebagai orang percaya, sebagai muridNya. Apa yang Tuhan berikan kepada kita, bukanlah untuk kita simpan sendiri, namun haruslah dipakai untuk bisa memberkati sesama kita, siapapun mereka. Dan Tuhan tidak pernah membebankan kita sehingga kita malah menjadi kekurangan karena menolong. Itu tidak akan terjadi selama kita memberi dengan tulus karena kasih bukan karena mencari keuntungan-keuntungan pribadi.

Sekarang kita lihat lebih jauh lagi. Kita sudah tahu kewajiban kita membantu mereka yang membutuhkan, memberkati orang lain lewat berkat yang kita terima dari Tuhan. Lalu bagaimana dengan orang-orang yang menyakiti kita? Apakah kita boleh mengabaikan mereka, atau bahkan bersyukur ketika mereka berada dalam kesulitan? Firman Tuhan mengatakan hal yang justru sebaliknya. Ini diingatkan lewat Petrus "dan janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat." (1 Petrus 3:9). Perhatikan bahwa bahkan terhadap yang jahat pun kita dianjurkan untuk memberkati mereka, memohonkan berkat dari Allah agar turun atas mereka, karena itulah alasannya kita dipanggil untuk menerima berkat daripadaNya. Ini tentu berbeda dengan apa yang dijalankan di dunia, dan akan sangat sulit untuk dilakukan. Tetapi itulah tingkatan yang harus dicapai oleh orang percaya, yang akan sangat menentukan seberapa besar berkat Tuhan akan tercurah bagi kita.

Apa yang penting untuk kita perhatikan adalah motivasi kita dalam memberi/membagi berkat untuk orang lain. Paulus mengingatkan kita agar "Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita." (2 Korintus 9:7). Tuhan tidak akan pernah merugikan kita ketika memberi, sebab "Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan." (ay 8). Sebuah penekanan penting diberi Paulus dalam awal dari perikop yang berbunyi "Memberi dengan sukacita membawa berkat" ini (2 Korintus 9:6-15) yaitu "Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga."

Apa yang dikehendaki Tuhan adalah kita harus mau memberkati orang lain dengan segala berkat dari Tuhan, atas dasar kasih kita kepada mereka dan Tuhan sendiri, dimana Tuhan dipermuliakan didalamnya. Sudah sejauh mana kita telah mempergunakan berkat yang telah kita terima dari Tuhan? Tidak akan pernah berakhir sia-sia pemberian yang kita lakukan dengan tulus didasari kerinduan dan kasih kita pada Tuhan dan sesama. Tidak peduli berapapun yang bisa anda berikan saat ini, sekalipun sangat kecil jumlahnya, atau bukan dalam bentuk materi, semua itu akan sangat bernilai di mata Tuhan jika dilakukan dengan motivasi yang benar. Tuhan selalu sanggup mencukupkan, bahkan memberkati berkelimpahan. Ketika kita memberi, kita akan diberi. Ketika kita memberi minum, kita akan diberi minum. Ketika kita banyak menabur berkat, kita akan menuai kelimpahan. Paulus mengingatkan hal ini juga. "Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima." (Kisah Para Rasul 20:35). Jangan pernah merasa bosan untuk memberkati, karena Tuhan pun tidak pernah merasa bosan untuk memberkati anda.

We are blessed to bless others




Sumber : http://renungan-harian-online.blogspot.com




« »
« »
« »
Get this widget