Di dlm Firman-Nya ada kepastian. Roh Kudus akan memimpin kita berjln di atas ketidakpastian. Ia hanya butuh kita percaya & taat Kisah 10:19-20

Selasa, 03 Juni 2014

PENGUASA HATI

Ayat bacaan: 1 Petrus 3:15
==================
"Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan!"

Hati bisa diibaratkan sebagai sebuah 'pabrik' yang mencetak 'produk-produk jadi' yang keluar dari diri manusia. Hati bisa mencetak produk-produk rendah hati, jujur, berintegritas, ramah, sopan, sabar, ulet dan tabah, tapi hati yang sama bisa juga memproduksi bentuk-bentuk sikap seperti mengesalkan, mau menang sendiri, memaksakan kehendak, ketus, congkak, penuh kebencian, pendendam, senang menggerutu, bereaksi negatif terhadap segala sesuatu, mudah putus asa, gampang kecewa dan berbagai kepahitan baik terhadap orang lain, situasi/keadaan maupun kepada Tuhan. Hati akan sangat menentukan wawasan manusia, cara pandang dalam menyikapi berbagai hal maupun keputusan-keputusan yang diambil dalam hidup.

Apa yang menentukan bentuk produk yang dihasilkan hati adalah siapa yang bertahta/berkuasa disana. Secara umum ada tiga yang mungkin mengambil posisi sebagai pemimpin hati, yaitu: diri sendiri, Tuhan dan iblis. Orang yang berpusat pada diri sendiri akan merasa dirinya adalah paling absolut, pusat dari segalanya. Keputusan yang mereka ambil mutlak, absolut, tidak bisa dibantah, tidak menerima masukan dan meski salah, mereka tetap merasa paling benar. Orang yang self centered akan tampil penuh ego, mementingkan diri sendiri dan tidak akan ragu mengorbankan orang lain apabila perlu. Tingginya ilmu, kepintaran atau talenta yang diberikan Tuhan secara istimewa sering secara ironis membuat orang lupa kepada Sang Pemberi lalu mengarah kepada sikap bermegah berlebihan terhadap diri sendiri. Merekalah yang berkuasa, paling hebat dan yang lain berada di bawah mereka.

Orang yang dipengaruhi si jahat tentu akan mencerminkan perbuatan-perbuatan si jahat. Hidup yang dikuasai iblis akan membuat orangnya terus berkubang dalam berbagai dosa. Dosa dinikmati tanpa perasaan bersalah. Hati nurani tertutup, berbagai pelanggaran terasa wajar. Mereka terus mengemplang kebenaran, sanggup bersikap kejam terhadap orang lain, menghalalkan segala cara demi kepuasan diri sendiri. Ada banyak pula yang berusaha menyesatkan orang lain. Mencuri, membunuh (kalau tidak secara fisik, membunuh karakter atau harga diri orang lain), menyakiti orang lain, bentuk-bentuk pemuasan hawa nafsu dalam berbagai bentuk mudah dilakukan tanpa pikir panjang. Berbohong atau menipu jadi kebiasaan sehari-hari yang biasa saja atau bahkan terasa lucu. Dalam kondisi-kondisi ekstrim, orang-orang yang hatinya dikuasai iblis cenderung bergantung/dikuasai atau terhubung dengan kuasa gelap atau okultisme. Tidak jarang mereka ini akan membawa persembahan-persembahan kepada si jahat atau sering dibawah pengaruh iblis seperti mendengar bisikan-bisikan untuk melakukan kejahatan dan sebagainya.

Perhatikan bahwa Efesus 6 sudah mengatakan tentang struktur kerajaan iblis ini. "karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara." (Efesus 6:12). Kerajaan iblis tampil mulai dari pemerintah tertingginya hingga jajaran dibawahnya sampai ke penghulu-penghulu. Itulah yang harus kita waspadai, karena bentuk-bentuk terkecil yang bisa luput dari perhatian kita justru bisa menjadi penghancur utama. Kerajaan yang tidak kelihatan ini berisi banyak tipu muslihat yang membawa dampak kerusakan parah pada manusia. Kita sering kali memperhatikan kondisi tubuh dan jiwa, tetapi manusia juga dibangun atas roh, yang akan menjadi titik serang paling rawan. Perjuangan melawan kuasa si jahat akan terus berlangsung. Oleh karenanya sangatlah penting untuk mengetahui strategi dan prinsip-prinsip iblis untuk memenangkan pertarungan.

Apa yang baik adalah mengijinkan Kristus memerintah dalam diri kita. Bukan berpusat pada diri sendiri apalagi pada iblis, tetapi berpusat pada Kristus beserta kebenaran Kerajaan Surga. Petrus mengatakan sebuah pesan penting yang berbunyi sangat tegas: "Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan!" (1 Petrus 3:15). Dalam bahasa Inggris (amplified) ayat ini berbunyi: "But in your hearts set Christ apart as hold (and acknowledge Him) as Lord." Ada versi lainnya yang ditulis sebagai berikut: "Sanctify the Lord God in your hearts." Ini adalah sebuah panggilan untuk menguduskan, menjadikan dan mendeklarisasikan Yesus sebagai Penguasa tertinggi dalam hidup kita. Dan Petrus jelas mengatakan bahwa itu harus dilakukan pada hati sebagai sumber kehidupan. Hatilah yang menjadi pusat kerajaan, dan siapa yang berkuasa disana akan sangat menentukan siapa dan bagaimana diri kita hari ini.

Alkitab berbicara banyak mengenai pentingnya menjaga hati. Dalam Amsal tertulis: "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan." (Amsal 4:23). Mengapa hati harus dijaga dengan segala kewaspadaan? Yesus mengatakan alasannya. "sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan." (Markus 7:21-22). Matius menuliskannya seperti ini: "Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat." (Matius 15:19). Keduanya berisi yang cukup mengerikan bukan? Dan Yesus berkata: "Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang." (Markus 7:23).

Kalau begitu jelas sangat penting bagi kita untuk menguduskan hati kita lalu terus mempertahankan dan menjaga kekudusannya. Kita tidak mungkin bisa menjaga kemurnian atau kekudusan hati kalau masih membiarkan hal-hal selain Tuhan Yesus untuk menjadi Penguasa di dalamnya. Nasib sebuah negara atau kerajaan akan sangat tergantung dari siapa pemimpin atau rajanya. Kualitas produk akan tergantung dari produsennya. Seperti itu pulalah hidup kita. Dan hati, sebagai pusat dari kehidupan butuh Sosok Pemimpin yang benar agar bisa mengeluarkan produk-produk yang benar pula.

Ada seruan penting yang harus kita camkan. "sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus." (1 Petrus 1:16). Tuhan itu kudus, jadi tidak akan bisa dihampiri oleh yang cemar. Hal ini tidaklah main-main. Kita harus mengejar kekudusan, "sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan." (Ibrani 12:14). Untuk menjadikan Yesus sebagai Raja yang bertahta dalam hati kita, kita harus mematikan segala sesuatu yang bisa merusak atau menggagalkan hal itu. Keinginan daging, hawa nafsu, godaan-godaan, pengaruh-pengaruh buruk dan lain-lain, semua itu haruslah bisa kita matikan. Tanpa itu hati kita tidak akan pernah bisa menjadi tempat Yesus memerintah sebagai Raja. Dan kita harus sadar bahwa semua ini bergantung dari kita sendiri.

Seperti apa kondisi hati kita saat ini? Siapa yang memerintah disana? Ada banyak hal di dalam diri kita masing-masing yang ingin memegang kendali atas hidup kita. Jangan-jangan tanpa disadari Tuhan sudah terpinggirkan sejak lama dalam hati kita. Hanya menempati sebagian kecil saja disana atau bahkan tidak punya tempat lagi, sementara hal-hal lainnya justru lebih berkuasa atas diri kita. Banyak orang terpengaruh oleh pengajaran dunia yang mengatakan bahwa itu adalah sebuah wujud kebebasan, tetapi sesungguhnya sebuah kebebasan sejati hanya akan datang jika kita mengijinkan Yesus sendiri untuk berkuasa atas hati dan hidup kita. Mari periksa hati kita masing-masing, dan tetapkanlah penguasa disana dengan benar. Bukan saja itu akan menentukan produk seperti apa yang kita tampilkan dalam hidup, tapi itu juga akan sangat menentukan masa depan dan kelangsungan hidup kita.

Hati yang dipimpin Kristus akan menghasilkan produk-produk dengan kualitas Kerajaan




Sumber : http://www.renunganharianonline.com




« »
« »
« »
Get this widget