Di dlm Firman-Nya ada kepastian. Roh Kudus akan memimpin kita berjln di atas ketidakpastian. Ia hanya butuh kita percaya & taat Kisah 10:19-20

Sabtu, 21 Juni 2014

MEWASPADAI KEINGINAN DAGING

Ayat bacaan: Roma 8:7
=====================
"Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya."

Kemarin kita sudah melihat sebuah seruan penting dari Yohanes akan pentingnya memiliki paradigma yang benar dalam menjalani hidup yang bisa kita baca dalam perikop 1 Yohanes 2:7-17. Apa yang ia sampaikan seperti sebuah perintah baru tetapi sebenarnya tidak baru-baru amat juga. Baru bagi yang sudah lama melupakan perintah-perintah tersebut apalagi setelah Yesus sendiri menunjukkan seperti apa hidup menurut paradigma Kerajaan dalam masa kedatanganNya turun ke bumi, tidak baru karena semuanya sudah pernah disampaikan jauh sebelumnya. Apa yang membuat banyak orang melenceng dari ketetapan Tuhan yang sebenarnya sudah seharusnya diketahui tidak lain adalah pola kehidupan menurut cara dunia yang bertentangan dengan semua itu. Dunia terus menggiring kita kepada hal-hal yang dianggap bisa mendatangkan kebahagiaan atau kepenuhan yang sebenarnya bertolak belakang dengan prinsip-prinsip Kerajaan. Masalahnya, kita hidup di dalamnya sehingga kalau tidak hati-hati paradigma kita pun akan menerima semua itu sebagai sebuah kebenaran. Kita menghidupi berbagai 'ajaran' dunia' selama bertahun-tahun, mengadopsi tawaran-tawarannya sebagai sebuah gaya dan cara hidup sampai-sampai kita merasa aneh ketika diingatkan mengenai prinsip yang benar yang ditetapkan Allah sejak semula. Banyak yang menganggap orang-orang yang hidup sesuai dengan prinsip Allah sebagai orang yang aneh atau bahkan bodoh. Itu menunjukkan betapa paradigma manusia secara umum sudah terlalu jauh melenceng dari kebenaran dan sudah berakar terlalu kuat dalam diri mereka sehingga sudah terlalu sulit untuk diubah.

Secara umum ada tiga hal yang menjadi 'titik serang' yang harus kita waspadai seperti yang disebutkan Yohanes dalam 1 Yohanes 2 ayat 15-16. "Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia." Dari ayat ini Yohanes menyebutkan ketiga hal tersebut yaitu: keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan/kesombongan hidup. Hari ini mari kita lihat yang pertama, yaitu keinginan daging.

Apakah yang dimaksud dengan keinginan daging? Keinginan daging adalah rupa-rupa keinginan yang berasal dari tubuh kita, penuh jebakan yang sangat menggoda dan sangat berpotensi untuk membuat manusia jatuh dalam dosa. Dalam Galatia Paulus dengan jelas menyebutkan dengan terperinci jenis-jenis keinginan daging. "Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah." (Galatia 5:19-21) Keinginan daging ini terus mencoba masuk ke dalam diri kita lewat banyak cara. Jika anda menonton televisi maka anda akan menemukan salah satu atau sebagian bahkan seluruhnya dalam tayangan-tayangan disana. Iklan, sinetron, acara promosi, talk show dan lain-lain, banyak yang sudah disusupi dengan paradigma-paradigma duniawi sehingga saking terbiasanya dengan itu semua kita menganggap bahwa itu hal lumrah atau bahkan dianggap benar.  Lagu-lagu yang ada banyak yang berisi pesan yang mengarah kepada kedagingan juga, baik yang nyata-nyata lewat liriknya maupun pesan-pesan subliminal yang masuk ke alam bawah sadar kita. Tidak heran apabila orang-orang percaya dan hamba Tuhan pun bisa terkontaminasi. Ada diantara mereka yang  aktif melayani sementara masih pula terikat dengan berbagai keinginan daging. Ada diantara mereka yang jatuh akibat dosa selingkuh, korupsi, minum minuman keras, kesombongan, ego centris dan sebagainya. Beberapa dari keinginan-keinginan daging ini sepintas terlihat nikmat, wajar, manusiawi sehingga kerap tidak dianggap sebagai sebuah dosa besar. Seiring masuknya pesan-pesan sesat lewat banyak media, orang pun bisa terjebak dengan berkompromi dengan itu semua lalu lupa bahwa itu bisa menjadi pintu masuk bagi berbagai dosa lainnya dalam jumlah dan ukuran yang lebih besar sehingga pada akhirnya berakibat fatal dan mematikan. mampu menjatuhkan kita, cepat atau lambat. Dengan tegas dalam ayat 21 dikatakan bahwa orang-orang yang melakukan perbuatan-perbuatan daging tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.

Alkitab memberi banyak contoh kejatuhan pelayan-pelayan Tuhan akibat terjerumus dalam keinginan daging. Misalnya imam besar Eli (1 Samuel 2:11-17) atau Simson yang jatuh akibat godaan Delila (Hakim Hakim 13-17). Daud seorang yang berkenan di hati Allah pun tidak luput dari dosa akibat keinginan daging. Lihat apa yang terjadi ketika Daud menyuruh Yoab dan seluruh orang Israel pergi berperang sementara ia santai-santai di istana. Apa akibatnya? Ketika itulah Daud mengintip Batsyeba mandi, dan selanjutnya berzinah, bahkan sampai membunuh Uria, suami Batsyeba. Kisah ini dapat dibaca pada 2 Samuel 11. Bagaimana pandangan Tuhan mengenai perbuatan Daud? "Tetapi hal yang telah dilakukan Daud itu adalah jahat di mata TUHAN." (2 Samuel 11:27). Ada banyak lagi contoh kejatuhan tokoh-tokoh alkitab yang disebabkan oleh keinginan daging, dan ini harusnya bisa menjadi pelajaran bagi kita bahwa tidak satupun dari kita yang benar-benar kebal terhadap kecemaran lewat keinginan daging. Oleh karena itu kita benar-benar harus waspada.

Firman Tuhan dengan jelas berkata bahwa kita seharusnya hidup sesuai keinginan Roh, bukan daging. "Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera." (Roma 8:6). Paulus menyampaikan bahwa menuruti keinginan daging berarti perseteruan terhadap Allah, dan siapapun yang hidup dalam daging tidak mungkin berkenan kepada Allah. (ay 7-8). Jika kita terus memberi kelonggaran untuk memenuhi berbagai keinginan daging, kita akan mati. Sebaliknya jika Roh lebih berkuasa dalam hidup kita, kita akan hidup. "Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup." (ay 13).

Jika kita hidup oleh Roh, kita tidak akan lagi menuruti keinginan daging (Galatia 5:16). Kalau keinginan daging dijabarkan dalam pasal 19 sampai 21, maka buah Roh bertolak belakang dengan itu semua. "Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu." (ay 22-23). Kita harus ingat bahwa "Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh." (ay 24-25). Jadi kalau kita hidup oleh Roh, maka hidup kita sudah seharusnya dipimpin oleh Roh. Dan kalau kita memang mengaku sebagai milik Kristus, maka sudah seharusnya pula kita menyalibkan kedagingan beserta segala nafsu dan keinginan di dalamnya. Keduanya tidak akan bisa dijalankan bersama-sama. Kita tidak bisa mengaku sebagai pengikut Yesus tapi tetap memuaskan keinginan-keinginan daging. Kita tidak bisa terus mencari kenikmatan disana lantas berharap mendapat bagian dalam KerajaanNya juga.

Salah satu pintu masuknya dosa yang paling utama adalah lewat keinginan-keinginan daging. Ini merupakan salah satu celah favorit yang dipergunakan untuk mengalihkan pandangan kita dari kebenaran sampai kita benar-benar rontok dibuatnya. Ingatlah bahwa Yesus sudah menyatakan bahwa roh memang penurut tetapi daging  lemah (Matius 26:41). Daging itu lemah, itulah sebabnya hal-hal yang dianggap nikmat oleh daging kerap menjadi pintu masuknya dosa. Pemahaman kebenaran yang lemah dan toleransi yang besar yang diberikan kepada keinginan-keinginan daging ini akan membuat kita terus jatuh semakin jauh dan tenggelam semakin dalam, sampai-sampai kita tidak lagi sadar bahwa pemuasan keinginan daging ini sudah membuat kita kehilangan bagian dalam Kerajaan Allah kelak. Oleh karena itulah dalam ayat yang sama ini Yesus mengajak kita untuk terus berjaga-jaga dan berdoa supaya titik lemah ini tidak mudah disusupi oleh berbagai dosa yang bisa mendatangkan konsekuensi buruk. Tidak bisa tidak, kita harus benar-benar menyalibkan daging supaya kita bisa mengalami sebuah hidup yang dipimpin oleh Roh, bukan dikuasai oleh segala yang diinginkan daging. Godaan akan selalu hadir untuk menjebak kita. Pastikan agar kita jangan sampai kalah terhadap segala yang diinginkan daging tetapi hidup penuh dengan buah Roh.

Kita harus menolak godaan keinginan daging yang menjadi pintu masuk favorit si jahat dan penghulu-penghulunya untuk menghancurkan kita




Sumber :  http://www.renunganharianonline.com




« »
« »
« »
Get this widget