Di dlm Firman-Nya ada kepastian. Roh Kudus akan memimpin kita berjln di atas ketidakpastian. Ia hanya butuh kita percaya & taat Kisah 10:19-20

Minggu, 11 Agustus 2013

SEQUENCE

Ayat bacaan: Mazmur 17:5
==============
"langkahku tetap mengikuti jejak-Mu, kakiku tidak goyang."
Kemarin saya melakukan perenungan pribadi melihat kembali apa saja yang sudah saya lakukan, langkah-langkah atau keputusan-keputusan yang saya ambil sampai hari ini, apa yang masih harus diperbaiki dan apa yang harus ditingkatkan. Ditengah prosesnya saya diingatkan bahwa hidup ini merupakan sebuah rangkaian bersambung yang terkait satu sama lain. Satu langkah menentukan langkah berikutnya, one thing leads to another. Dan ini biasanya disebut dengan sequence atau sekuens. Itu artinya, setiap langkah akan sangat menentukan keberhasilan kita. Jika kita menjalani satu persatu dengan baik, maka peningkatan kesuksesan pun bisa kita alami. Sebaliknya satu langkah yang salah akan mempengaruhi langkah selanjutnya. Bisa dibayangkan bagaimana kesalahan pengambilan keputusan terjadi dalam beberapa langkah dari rangkaian perjalanan hidup kita. Waktu bisa terbuang sia-sia, kegagalan atau kerugian akan semakin besar dan yang lebih buruk lagi, kita bisa terjatuh kepada hal-hal yang bisa sangat merugikan masa depan atau bahkan keselamatan kita. Satu langkah yang tersendat akan menghalangi rangkaian selanjutnya sehingga memperlambat pencapaian ke depan.

Jika anda gemar bermain catur, anda tentu tahu bahwa anda harus bisa memperkirakan beberapa langkah ke depan termasuk alternatif-alternatif atau kemungkinannya. Satu langkah bidak yang salah bisa membuat anda kalah, atau jika anda mengambil jeda maka permainan pun terpaksa berhenti sampai anda melanjutkannya. Seperti itulah kira-kira gambaran dari sequence yang kita jalani dalam hidup. For me, life is full of adventure. Ada jumlah kemungkinan yang tidak terbatas dalam setiap langkah dan itu membuat hidup menjadi sangat menarik dan penuh tantangan.

Jika demikian anda tentu sepakat dengan saya bahwa setiap langkah yang diambil harus benar-benar diperhatikan dengan pertimbangan matang. Jangan grusa-grusu, jangan terburu-buru dan jangan pula asal-asalan. Tapi yang paling penting adalah dengan menetapkan langkah tepat seperti rencana Tuhan dan tidak menyimpang sedikitpun dari ketetapanNya. Lihatlah ayat bacaan kita hari ini mengatakan tepat seperti itu. "langkahku tetap mengikuti jejak-Mu, kakiku tidak goyang." (Mazmur 17:5). Daud tahu pasti bahwa jika ia hidup menurut petunjuk Tuhan, by following His paths, kakinya tidak akan terpeleset atau terjebak pada langkah yang salah. Jika ini yang mau kita lakukan, maka kita harus tahu betul apa saja petunjuk-petunjuk Tuhan yang disampaikan dalam banyak Firman yang tertulis di dalam Alkitab. Kalau kita malas membaca Alkitab tentu kita akan buta akan semua ketetapanNya. We have to know how things should work according to God which can lead us to amazing achievements and the salvation. Jika anda membaca renungan kemarin maka anda bisa melihat bahwa perjalanan hidup kita diisi dengan perlombaan yang diwajibkan bagi setiap orang, dan kita diingatkan Paulus untuk berlomba dengan tekun, melepaskan segala yang merintangi dan memberatkan langkah kita agar dapat mencapai garis akhir dengan baik. (Ibrani 12:1).

Jadi jika hidup adalah bagian dari sequence yang saling terkait, berhubungan, tidak terputus dimana satu langkah berpengaruh besar terhadap langkah selanjutnya, kita harus memperhatikan betul bagaimana setiap langkah diambil agar kita bisa menyelesaikan perlombaan yang diwajibkan itu dengan baik, tepat seperti yang diinginkan Tuhan atas kita.

 Ada banyak contoh yang bisa kita pelajari lewat tokoh-tokoh di dalam Alkitab mengenai sekuens kehidupan ini. Ada yang berhasil mencapai garis akhir dengan baik, ada pula yang pada akhirnya binasa. Saul mengawali dengan baik tapi kemudian harus berakhir tragis karena sekuens-sekuens hidupnya tersusun dari pengambilan keputusan hidup yang salah. Untuk yang baik, kita bisa belajar dari Yusuf.

Mari kita lihat sekuens-sekuens dari Yusuf. Kisah Yusuf diawali dengan cerita bahwa ia diperlakukan berbeda, lebih dikasihi dibanding saudara-saudaranya. (Kejaian 37:3). Ini membuat saudara-saudaranya cemburu dan ia pun mulai dipenuhi penderitaan. Karena ia menceritakan visi Allah atas hidupnya, ia kemudian hampir dibunuh. Lepas dari masalah pembunuhan, ia dilemparkan ke dalam sumur. Selamat dari sumur, ia malah dijual sebagai budak dan dibawa ke Mesir. Yusuf kemudian dibeli oleh Potifar, seorang kepala pengawal istana raja. Posisi budak, itu artinya ia bekerja tanpa digaji. Itu bukanlah posisi strategis dan bisa dibanggakan, tapi Yusuf ternyata berprestasi dan mendapat promosi untuk menjadi orang kepercayaan Potifar dan tinggal dirumah mewah tuannya itu. Dalam sekuens ini kita mulai melihat bahwa langkah Yusuf yang tidak menyimpang dari ketetapan Tuhan membawa pencapaian baik, bahkan ketika hidup sedang berada di titik bawah. Alkitab menyebutkan hal itu dengan jelas. "Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya;" (Kejadian 39:2).

Sekuens selanjutnya adalah ketika Yusuf yang gagah mulai digoda oleh istri tuannya. Tapi Yusuf tidak mau tergoda. Ia memastikan sekuens ini tetap baik seperti sebelumnya, meski penolakannya berbuah hasutan yang membawanya ke penjara. Dari budak menuju penjara, ini bukanlah peningkatan. Tapi lagi-lagi Alkitab mencatat penyertaan Tuhan membuatnya berhasil. "Tetapi TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu. Sebab itu kepala penjara mempercayakan semua tahanan dalam penjara itu kepada Yusuf, dan segala pekerjaan yang harus dilakukan di situ, dialah yang mengurusnya. Dan kepala penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada Yusuf, karena TUHAN menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN berhasil." (ay 21-23).

Berada di penjara selama dua tahun lalu menjadi bagian dari sejarah hidupnya. Singkat cerita, Yusuf kemudian berhasil mengartikan mimpi Firaun dan mendapat lompatan tinggi. Dari budak, tawanan ia tiba-tiba menjadi orang yang berkuasa atas seluruh tanah mesir (ay 40-41). Kita bisa melihat bagaimana sekuens demi sekuens yang diambil Yusuf selalu berada dalam ketetapan Tuhan. Dia tidak menyimpang sedikitpun dalam pengambilan keputusan, oleh karena itu ia bisa menggenapi visi yang telah ditanam Tuhan sejak semula. Seandainya Yusuf salah dalam melangkah, tentu kisahnya berakhir berbeda. Tapi kita bisa melihat bahwa berjalan seturut kehendak Allah dengan memperhatikan segala petunjuk, arahan maupun ketetapanNya, tidak melanggar laranganNya dan berteguh iman yang percaya kepada janji Tuhan membawa Yusuf menggenapi rencana Tuhan atasnya. Jika anda membaca kisah hidup Saul, anda akan menemukan gambaran yang sebaliknya. Both of them had sequences in their lives, the way the filled each one resulted different endings.

Maka tepatlah apabila Daud mengatakan bahwa apabila "langkahku tetap mengikuti jejak-Mu, kakiku tidak goyang." (Mazmur 17:5). If my steps held closely to God's paths, my feet wouldn't slipped. Daud juga mengingatkan bahwa "Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepadaNya." (37:23).  Jadi penting bagi kita untuk memastikan bahwa kita memiliki cara dan gaya hidup yang berkenan kepada Tuhan agar dalam setiap langkah kita dibimbing langsung oleh Tuhan.  Being directed and established by God Himself. Itulah yang akan membuat kita tidak terjatuh dalam pengambilan keputusan yang keliru agar setiap sekuens tidak terbuang sia-sia atau malah mendatangkan kerugian yang tidak sedikit bagi kita. 


Jika kemarin saya sudah menulis bahwa mengetahui bunyi Firman-firman Tuhan di dalam Alkitab sangat penting, adalah penting juga bagi kita untuk memastikan bahwa pikiran dan perasaan (mind and heart) kita harus selaras berjalan dalam koridornya Tuhan. Peringatan akan pentingnya hal ini sudah disebutkan dalam Filipi 2:5 yang bunyinya: "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus". Seperti yang saya sampaikan dalam beberapa renungan terdahulu, ada hubungan antara pikiran dan perasaan dimana kondisi salah satu atau keduanya bisa sangat menentukan perjalanan pertumbuhan keimanan kita. Tidak menjaga salah satu atau keduanya, atau ketika keduanya tidak selaras dalam ketetapan Tuhan, kita pun bisa mengambil langkah yang salah dalam setiap sekuens. Karena itu pikiran dan perasaan harus sejalan, dan menuju kepada kebenaran. Selaraskan dengan Yesus Kristus, lantas pelihara dengan memiliki damai sejahtera Allah (bacalah Filipi 4:7).

Sekarang, bagaimana jika kita sudah terlanjur mengambil langkah yang keliru? Kerugian baik kecil maupun besar akan menjadi bagian kita, itu pasti. Tapi kabar baiknya, Tuhan masih membuka kesempatan bagi kita untuk memperbaiki sebelum lebih banyak lagi sekuens yang hancur yang bisa membawa kerugian yang lebih besar. Pernah suatu kali ketika saya mengambil keputusan yang keliru dan menderita kerugian finansial cukup besar, Tuhan berkata dalam hati saya bahwa Dia adalah "The God of second chance." Artinya Tuhan memberi kesempatan dan siap memulihkan kita. Tidak lama berselang saya mengalami langsung pemulihan yang luar biasa, sehingga saya tidak harus menanggung kerugian besar akibat satu sekuens yang salah itu. Dalam Mazmur itu disebutkan dengan jelas. "Aku sangat menanti-nantikan TUHAN; lalu Ia menjenguk kepadaku dan mendengar teriakku minta tolong.Ia mengangkat aku dari lobang kebinasaan, dari lumpur rawa; Ia menempatkan kakiku di atas bukit batu, menetapkan langkahku" (Mazmur 40:1-2). Jadi ketika anda terperosok dan meminta (menantikan) pertolongan Tuhan, Tuhan bisa mengangkat kita keluar, meski dari kerugian yang tampaknya sulit untuk dilepaskan karena melengket bagai lumpur rawa, dan kemudian menempatkan kita di atas bukit batu agar kita bisa kembali mengambil langkah mantap dalam sekuens selanjutnya. Meski kita bisa mengalami kesalahan langkah dalam suatu ketika, Tuhan selalu siap membuka kesempatan bagi kita untuk berbalik dan kemudian memulihkan kita. That's how amazing and full of love He is to us.

Sebuah kehidupan berjalan dalam sebuah sekuens yang bersambung, saling berhubungan dan berkaitan satu sama lain. Salah satu sekuens akan memberi pengaruh besar pada sekuens berikutnya. Jika anda menunda satu sekuens, itu artinya anda memperlambat sekuens selanjutnya untuk terjadi. Jika anda melakukan kesalahan dalam banyak sekuens, anda bisa membayangkan berapa besar kerugian yang bisa anda derita. Anggaplah setiap sekuens ini sebagai bagian dari perlombaan lari, dimana satu sekuens diisi dengan satu ayunan kaki dan tangan, maka setiap ayunan itu akan menentukan bagaimana anda mencapai garis akhir. Perbaiki segera sekiranya sekuens anda saat ini berisi pengambilan keputusan yang keliru dan kembalilah segera sesuai jalan yang benar. Pekalah terhadap suara Tuhan, hindari segala hal yang bisa membuat anda sulit mendengar suaraNya seperti ketakutan, rasa panik, ragu  dan berbagai hal yang masih belum dibereskan, dan isilah setiap sekuens dengan langkah yang benar. Make sure to make the right decision in every sequence, because it will affect the next one all the way to the finish line.

Isi setiap sekuens kehidupan anda dengan benar agar bisa mencapai akhir sesuai rencana Tuhan




Sumber : http://renungan-harian-online.blogspot.com




« »
« »
« »
Get this widget