Di dlm Firman-Nya ada kepastian. Roh Kudus akan memimpin kita berjln di atas ketidakpastian. Ia hanya butuh kita percaya & taat Kisah 10:19-20

Jumat, 02 Agustus 2013

CARA MENGATASI MASALAH ALA DAUD

Ayat bacaan: 1 Samuel 17:45
=================
"Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: "Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu."
Disebuah pagi kira-kira 1000 tahun Sebelum Masehi, tepat di lembah Tarbantin yang terletak di tengah dua bukit. Disana sedang berhadapan dua orang yang sangat jomplang baik dari segi ukuran tubuh maupun kelengkapan peralatan dan persenjataan. Di sudut yang satu berdiri sosok bertubuh raksasa dengan tinggi kurang lebih tiga meter, memakai perisai lengkap yang mahal dan bersenjata lembing terbuat dari tembaga. Mata tombaknya saja sudah sekitar tujuh kilogram. Di sudut lain ada seorang anak muda berwajah kemerahan, tanpa perisai atau pelindung tubuh apapun dan hanya bersenjatakan umban yaitu sejenis ketapel. Sebuah pertarungan tidak seimbang sepertinya bakal tersaji di depan mata. Sudah kalah ukuran tubuh, kalah perlengkapan perang, kalah senjata pula. Ketidakseimbangan bertambah jelas jika mengetahui bahwa sudah 40 hari lamanya raksasa ini beserta tentaranya sukses mengintimidasi tentara Israel. Suasana mencekam memenuhi lembah itu. Anda bisa membayangkan bagaimana situasi disana pada waktu itu, tapi anda pun tentu tahu apa yang menjadi hasilnya. Benar, ini adalah kisah yang sangat terkenal ketika Daud muda berhadapan dengan raksasa dari Gat bernama Goliat. Hanya dengan ketapel Daud mampu menumbangkan lawannya. Sebuah kemenangan fenomenal yang tercatat dalam tinta emas hingga hari ini.



Kita mungkin sudah tahu apa yang menjadi rahasia Daud untuk mengalahkan raksasa bersenjata lengkap seperti itu. Tapi apa hubungannya buat kita? Coba ganti sosok raksasa dan prajuritnya itu dengan permasalahan yang menekan kita, maka anda akan melihat hubungannya. Bukankah kita seringkali diterpa masalah sebesar raksasa sehingga kita kelabakan, hilang akal dan sudah menyerah duluan sebelum menghadapi? Jangankan berani menghadapi, memikirkan saja mungkin kita takut. Kita merasa tidak punya kemampuan untuk mengatasinya karena secara logika itu tidak mungkin. Kita berpikir, inilah akhir dari diri kita. Mungkin secara manusia itu terjadi, tapi jangan lupa bahwa ada Tuhan di belakang kita yang tidak pernah kehabisan cara untuk menolong kita, mengangkat kita keluar dari permasalahan seberat apapun dan meletakkan kita kembali di tempat yang baik untuk kembali melangkah dengan mantap.

Dari kisah Daud vs Goliat ini kita bisa mengambil teladan tentang bagaimana menghadapi masalah sebesar raksasa, berdasarkan cerita lengkapnya yang dicatat dalam 1 Samuel 17:1-31. Setidaknya ada empat poin yang bisa kita teladani dalam menghadapi masalah besar, mari kita lihat satu persatu.

1. Jangan memandang masalah, tapi fokuskan pandangan kepada Tuhan

Seperti halnya Daud, berhentilah memandang besarnya masalah dan alihkan dengan memandang besarnya Tuhan yang ada bersama kita. Memandang besarnya masalah, itulah yang dilakukan oleh para tentara Israel, dan itu melemahkan mental dan moral mereka, tapi tidak demikian dengan Daud. Ia tidak memandang kepada besarnya masalah tapi memandang kepada siapa yang menyertainya. Lihat bagaimana reaksi Daud ketika mendengar intimidasi Daud yang menakutkan seluruh prajurit ISrael. "Lalu berkatalah Daud kepada orang-orang yang berdiri di dekatnya: "Apakah yang akan dilakukan kepada orang yang mengalahkan orang Filistin itu dan yang menghindarkan cemooh dari Israel? Siapakah orang Filistin yang tak bersunat ini, sampai ia berani mencemoohkan barisan dari pada Allah yang hidup?" (ay 26).

Daud bisa berkata seperti ini karena ia tidak memandang masalah melainkan memfokuskan pandangannya kepada Tuhan yang hidup, yang berada bersamanya. Sebesar apa masalah anda hari ini, akankah itu lebih besar dari Tuhan sehingga Tuhan tidak lagi mampu menolong kita? Tentu saja tidak, tidak ada masalah apapun yang bisa mengatasi kuasa Tuhan. Jadi jika kita memandang Tuhan, kita tidak akan terintimidasi lagi oleh masalah meski yang sangat besar, sehingga kita bisa tetap tenang dalam menghadapinya. Selama kita tetap hidup sesuai ketetapanNya, kita hanya perlu memenangkan diri, karena Firman Tuhan berkata "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." (Yesaya 30:15).

 2. Jangan merasa tawar hati

Dalam ayat 32 tertulis "Berkatalah Daud kepada Saul: "Janganlah seseorang menjadi tawar hati karena dia; hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu." Perhatikan bagaimana Daud bisa percaya diri menghadapi orang Filistin bertubuh sangat besar itu, dan bandingkan dengan perasaan para tentara Israel yang berisi orang-orang terlatih dan berpengalaman. Bukankah rasanya aneh apabila ada seorang anak kecil yang dikeluarganya saja tidak dianggap, sehari-hari kerjanya hanya menggembalakan ternak milik ayahnya, tapi berani menasihati raja Israel pada waktu itu beserta bala tentaranya. Tapi itulah yang terjadi. Daud berani karena ia tahu siapa yang ada dibelakangnya. Daud tahu bahwa jika Tuhan ada bersamanya ia tidak perlu tawar hati terhadap apapun. Ini adalah sebuah sikap iman yang ternyata mampu memberi hasil gemilang, jauh melebihi segala kelengkapan, kuat dan hebat kita sebagai manusia dan lain-lain yang menurut kita layak untuk dibanggakan.

Dalam menghadapi beban masalah besar, yang juga perlu kita jaga adalah jangan sampai kita tawar hati. Jika merujuk pada kitab Amsal, disana kitapun diingatkan bahwa dengan tawar hati ketika menghadapi situasi sulit, kekuatan kita akan segera menyusut sehingga kita tidak punya daya lagi untuk menghadapinya. "Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu." (Amsal 24:10).

3. Ingat bagaimana luar biasanya pertolongan Tuhan di masa lalu

Sangatlah menarik jika kita ingin tahu bagaimana Daud bisa sebegitu yakin dalam menghadapi persoalan besar. Daud ternyata merujuk pada pengalaman-pengalaman pribadinya dimana ia sudah merasakan sendiri bagaimana Tuhan melindunginya ketika sedang menggembala. Mari kita baca bagaimana Daud menyatakan hal ini.
"Tetapi Daud berkata kepada Saul: "Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya. Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya, maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya. Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini. Dan orang Filistin yang tidak bersunat itu, ia akan sama seperti salah satu dari pada binatang itu, karena ia telah mencemooh barisan dari pada Allah yang hidup. Pula kata Daud: "TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu." (ay 34-37).

Ketika berhadapan dengan masalah, Daud segera membuka buku perjalanan hidupnya, museum pribadinya yang berisi pengalaman-pengalamannya terdahulu ketika merasakan kuasa penyertaan Tuhan. Bagi tentara Israel Goliat terlihat sebagai raksasa yang tidak akan mungkin dikalahkan, tetapi bagi Daud, Goliat tidaklah lebih dari beruang atau singa yang sudah pernah ia taklukkan bersama Tuhan. Kalau Tuhan sanggup membuat Daud kecil mampu mengalahkan binatang-binatang buas, kenapa dia harus gentar menghadapi Goliat?

Dalam Mazmur dikatakan: "Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti." (Mazmur 46:2). Kata 'sangat terbukti' menunjukkan sesuatu yang sudah pernah terjadi berulang kali. Pemazmur tahu bahwa museum pribadinya pun berisikan begitu banyak bukti bagaimana kuasa Allah sanggup menolong dalam kesesakan, bagaimana Allah mampu menjadi tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai solusi atau jawaban dari setiap permasalahan yang kita alami. Alkitab jelas berkata: "Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah.." (Maleakhi 3:6). Dan Yesus pun demikian. "Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya." (Ibrani 13:8). Tetap sama, kemarin, hari ini dan sampai selamanya, tidak berubah. Itu artinya, jika dahulu Tuhan bisa, hari ini pun sama, besok lusa dan sampai kapanpun Dia bisa!

4. Periksa dan pergunakanlah apa yang ada

Senjata apa yang dipakai Daud untuk melawan Goliat? Daud tidak memilih pedang atau tombak karena secara ukuran saja ia pasti akan kesulitan mengangkatnya, apalagi jika harus beradu dengan Goliat. Daud ternyata memilih apa yang ada pada dirinya dan apa yang tersedia disana. "Lalu Daud mengambil tongkatnya di tangannya, dipilihnya dari dasar sungai lima batu yang licin dan ditaruhnya dalam kantung gembala yang dibawanya, yakni tempat batu-batu, sedang umbannya dipegangnya di tangannya. Demikianlah ia mendekati orang Filistin itu." (ay 40). Tidak masalah senjata apa yang ia miliki, karena ia tahu ditangan Tuhan senjata yang terlihat sepele itu bisa berkekuatan luar biasa.

Mengenai memeriksa dan mempergunakan apa yang ada kita bisa belajar pula dari cerita tentang Yesus yang menggandakan 5 roti dan 2 ikan utuk memberi makan ribuan orang seperti yang bisa kita baca dalam injil Markus ayat 6. Murid-muridNya ketika itu memandang kepada problema yang muncul dan fokus kepada apa yang tidak ada, tetapi Yesus mengajarkan mereka untuk melakukan hal yang sebaliknya, yaitu mencari tahu apa yang ada dan bisa dipergunakan untuk menyelesaikan masalah. "Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!" Sesudah memeriksanya mereka berkata: "Lima roti dan dua ikan." (Markus 6:38).

Bandingkan dengan reaksi kita pada umumnya ketika menghadapi masalah besar. Bukankah pikiran kita sering tertutupi oleh rasa takut dan kepanikan sehingga kita lebih cenderung fokus kepada apa yang tidak kita miliki ketimbang memeriksa terlebih dahulu apa yang ada pada kita? Akan sangat baik apabila kita bisa tetap tenang dan melihat dahulu apa yang kita punya sebelum kita buru-buru panik? Kita sering berpikir terlalu jauh lalu mengabaikan bahwa solusinya mungkin saja bisa timbul lewat penyelesaian sederhana. Mungkin hanya sesuatu yang sederhana, tetapi seperti Daud, kita harus percaya bahwa ditangan Tuhan itu bisa menjadi senjata luar biasa untuk mengatasi persoalan.

Demikianlah langkah-langkah yang diambil Daud untuk bisa mengatasi sosok besar dengan perlengkapan perang komplit seperti Goliat. Dengan bentuk iman yang percaya seperti ini Daud bisa mengatasi apa yang dianggap mustahil bagi dunia. Daud siap menambahkan pencapaian baru dalam catatan pribadinya, dan Daud pun siap mempergunakan itu sebagai sebuah kesaksian. Demikian kata Daud: "Hari ini juga TUHAN akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku dan aku akan mengalahkan engkau dan memenggal kepalamu dari tubuhmu; hari ini juga aku akan memberikan mayatmu dan mayat tentara orang Filistin kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang liar, supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel mempunyai Allah, dan supaya segenap jemaah ini tahu, bahwa TUHAN menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Sebab di tangan Tuhanlah pertempuran dan Iapun menyerahkan kamu ke dalam tangan kami." (ay 46-47).

Sebuah kesaksian bisa menginspirasi banyak orang dan mengenalkan kuasa Kristus kepada orang lain. Jika merujuk pada kitab terakhir yaitu Wahyu, kita akan tahu bahwa musuh hanya bisa dikalahkan oleh darah Anak Domba dan oleh perkataan kesaksian (Wahyu 12:11). Itu akan jauh lebih efektif dibandingkan jika anda harus berkotbah di pinggir jalan untuk menjangkau jiwa.

Adakah diantara teman-teman yang hari ini tengah berhadapan dengan masalah yang rasanya besar seperti raksasa? Anda tengah panik, kelabakan dan mengira bahwa anda tidak akan mampu mengatasinya? Belajarlah dari Daud untuk menghadapinya. Daud berkata: "Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: "Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu." (1 Samuel 17:45). Dengan hal yang sama anda bisa berkata kepada masalah yang tengah mengintimidasi anda. Masalah boleh menghampiri anda lengkap dengan segala 'persenjataan' yang lengkap, tapi anda siap untuk mendatangi masalah dalam nama Tuhan. Masalah besar boleh datang, tapi ingatlah bahwa tidak ada satupun masalah yang lebih besar dari Tuhan. Kelak pada suatu ketika anda bisa mempergunakan hal ini sebagai kesaksian yang bisa menjangkau banyak jiwa.

Tuhan tetap lebih besar dari masalah yang terbesar, tidak perlu takut jika anda berjalan bersamaNya




Sumber : http://renungan-harian-online.blogspot.com




« »
« »
« »
Get this widget