Di dlm Firman-Nya ada kepastian. Roh Kudus akan memimpin kita berjln di atas ketidakpastian. Ia hanya butuh kita percaya & taat Kisah 10:19-20

Minggu, 25 Agustus 2013

MENGASIHI JANGAN PURA PURA

Ayat bacaan: Roma 12:9
=================
"Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik."
Suatu kali seorang teman saya memutuskan untuk berhenti dari tempatnya bekerja karena merasa tidak nyaman disana. Ia bercerita bahwa suasana di kantornya penuh kepalsuan. Di permukaan semua tampak baik-baik saja. Senyum, sopan, tapi di belakang ada banyak intrik dengan kepentingan masing-masing. Uang yang digelapkan, menyebarkan isu-isu miring terhadap rekan sekerja, cari muka kepada pimpinan agar mendapat posisi tinggi lewat gaya menjilat tapi dibelakang mereka menghujat dan menghina bahkan dari hal-hal yang sama sekali tidak perlu seperti model pakaian, cara jalan dan lain-lain. "Daripada saya lama-lama gila disana, lebih baik saya keluar dan mencari tempat kerja lain dengan suasana yang lebih nyaman." katanya. Di sisi lain saya mendengar pula teman lain yang bercerita tentang kantornya yang penuh kemunafikan. "Bayangkan, mereka melakukan doa pagi sebelum mulai bekerja lho.. tapi ketika sampai pada urusan duit, mereka bisa melakukan mark-up atau menipu tanpa rasa bersalah sedikitpun." kata teman saya ini. Tipikal orang-orang 'bermuka dua' seperti ini tentu tidak asing bagi kita karena tentu kita pernah berjumpa dengan mereka dalam kehidupan sehari-hari, bahkan mungkin di antara orang-orang yang dekat dengan kita. Ironisnya hal seperti ini bukan hanya terjadi diluar tapi gereja pun mulai terjangkit hal yang sama. Saya sudah sering mendengar keluhan jemaat yang dinomorduakan, dikucilkan atau dihakimi karena satu dan lain hal. Ada gereja yang menyediakan kursi berbeda, di depan bagi jemaat kaya, VIP, orang penting sedangkan jemaat biasa dibelakang saja, meski kursi di depan masih kosong. Ada yang tampil hebat di depan tetapi dibelakang penuh iri hati dan gemar mengeluarkan kata-kata negatif, termasuk menjelek-jelekkan teman sendiri kepada orang lain. Bahkan tidak jarang kita bertemu dengan orang yang seperti terpaksa senyum lantas mengabaikan kita.

Inilah contoh-contoh kasih yang pura-pura. Kasih yang pura-pura membungkus segala motivasi terselubung, keinginan-keinginan daging dan berbagai kejahatan lainnya dengan perbuatan atau sikap yang baik. Kasih yang pura-pura adalah kasih yang ditunjukkan kalau ada maunya, pamrih atau sekedar karena terpaksa saja. Jadi jika ditanya apakah ada kasih yang pura-pura? Jawabannya tentu saja ada. Selain beberapa contoh di atas, ada banyak lagi contoh lain yang akan sangat panjang jika disebutkan disini.

Alkitab pun mengatakan bahwa bentuk kasih yang pura-pura itu memang ada. Bahkan ketika Paulus mengunjungi jemaat di Roma, ia merasa perlu untuk mengingatkan para jemaat disana akan bahayanya kasih pura-pura. Jika Paulus menasihati akan hal ini, tentu artinya hal semacam ini terjadi disana. Sebagian jemaat disana tampaknya belum mengerti tentang bagaimana bentuk kasih yang sesungguhnya, mengira bahwa kasih cukuplah hanya berupa ucapan mulut atau tampak depan saja tanpa disertai oleh bentuk-bentuk tindakan nyata. Sebagian dari kita hari ini ternyata masih sama seperti jemaat di Roma, oleh karena itulah pesan Paulus ini tetap relevan dan penting untuk kita ketahui dan renungkan.

Paulus mengingatkan jemaat dengan pesan seperti yang tertulis dalam ayat bacaan kita hari ini: "Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik." (Roma 12:9). Kalau mengasihi hendaklah tulus. Hindari yang jahat dan perbuat yang baik. Demikian kata Paulus. So if you want to love, you should be sincere and real. Kenapa? Sebab kasih seperti itulah yang ditunjukkan Tuhan kepada kita. Sebuah kasih yang tidak mencari kepentingan sendiri, kasih yang peduli, tidak kenal batas dan berisi pengorbanan. Tuhan sudah melakukan kasih seperti itu kepada kita, alangkah memalukannya apabila kita masih tidak menyadari dan merasa boleh untuk mengasihi secara palsu.

Jika demikian, bagaimana sebenarnya bentuk-bentuk kasih yang sesungguhnya dan tidak pura-pura ini? Paulus menyebutkan sederetan bentuk kasih yang sungguh-sungguh dalam rangkaian ayat selanjutnya dari perikop yang sama.
- Saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat (ay 10)
- Bekerjalah dengan rajin. Jangan malas. Bekerjalah untuk Tuhan dengan semangat dari Roh Allah (ay 11)
- Tetap bersukacita dalam pengharapan, sabar dalam kesesakan dan terus berdoa dengan tekun (ay 12)
- Bantu orang-orang yang dalam kekurangan, beri mereka tumpangan dengan keramahan dan senang hati (ay 13)
- berkati orang-orang yang jahat kepada kita, jangan mengutuk mereka (ay 14)
- turutlah bersukacita dengan orang yang sedang bersukacita, menangislah dengan orang yang sedang menangis, ini menunjukkan sikap berbagi rasa dengan tulus (ay 15)
- jangan sombong merasa lebih pintar dari yang lain, tetapi sesuaikan diri kita dengan orang lain dan hiduplah rukun (ay 16)
- jangan balas kejahatan dengan kejahatan, tetapi fokuslah dengan melakukan hal yang baik (ay 17)
- hiduplah dalam damai bukan hanya dengan sesama saudara/i seiman tetapi dengan semua orang (ay 18)
- jangan hidup dengan keinginan untuk membalas dendam (ay 19)
- bahkan seandainya orang yang jahat kepada kita sedang mengalami kesusahan, kita harus siap membantu mereka (ay 20)
- jaga diri baik-baik agar tidak kalah terhadap hasutan-hasutan jahat tetapi kalahkan dengan kebaikan (ay 21)

Jika kita memperhatikan baik-baik sederetan kriteria di atas, kita bisa melihat bahwa sebenarnya kasih yang sungguh-sungguh tidaklah mudah untuk dilakukan. Untuk mengadopsi kasih yang sungguh-sungguh menurut kriteria Allah kita perlu melibatkan niat yang serius, mengalahkan kepentingan-kepentingan diri sendiri dan melakukan usaha ekstra yang memerlukan kerja keras dan pengorbanan. Jika itu belum menjadi bagian dari kita, artinya kita termasuk dalam golongan orang-orang yang belum bisa mengamalkan kasih sungguh-sungguh dalam standar Kerajaan Surga.

Kasih yang didasari kepura-puraan seharusnya tidak boleh ada dalam kehidupan orang percaya. Kita diminta untuk melakukan kasih yang sejati seperti halnya Tuhan sendiri mengasihi kita. Untuk bisa terhindar dari kasih pura-pura ini, kita terlebih dahulu harus tahu dari mana sumbernya, dari mana itu sebenarnya berasal. Kepura-puraan atau kepalsuan merupakan salah satu ciri dari sifat iblis dan antek-anteknya seperti yang disebutkan dalam 2 Korintus 11:14 ("Sebab orang-orang itu adalah rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus. Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang."). Oleh sebab itu kita harus menjaga agar kepalsuan atau kepura-puraan menjadi bagian dari kasih yang kita berikan kepada sesama, apalagi kepada Tuhan.

Bentuk kepura-puraan atau kepalsuan biasanya menyelinap dalam hati dan pikiran kita. Seperti yang sudah pernah saya singgung sebelumnya, hati (perasaan) dan benak (pikiran) merupakan lahan terbuka yang berpotensi menjadi pintu masuk iblis untuk merusak kita. Kita bisa lihat dalam Perjanjian Lama, hal ini sudah diingatkan Tuhan melalui Yeremia. "Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?" (Yeremia 17:9). Hati kita sangat mudah diliputi kelicikan karena gampang tercemar oleh dosa. Itulah sebabnya penting bagi kita untuk tetap memeriksa hati dan meminta Tuhan untuk menyelidiki isi hati kita hingga kepada bagian yang terdalam. Selain ayat selanjutnya dalam kitab Yeremia menyebutkan bahwa Tuhan menyelidiki hati dan menguji batin (ay 10), Daud pun menunjukkan hal yang sama. " Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!" (Mazmur 139:23-24). Lihatlah bagaimana Daud merasa penting untuk memastikan bahwa hati dan pikirannya tidak tercemar oleh hal-hal yang bisa membuatnya terlempar keluar dari jalan yang kekal.

Pikiran dan perasaan kita haruslah kita tundukkan ke dalam Kristus, ini disebutkan dalam Filipi 2:5. Ini adalah cara agar pikiran dan perasaan kita terhindar dari berbagai kecemaran dan pengaruh iblis untuk menyuntikkan sifat-sifatnya ke dalam diri kita. Selain itu tidak kalah pentingnya bagi kita untuk menyucikan diri lewat ketaatan kepada kebenaran yaitu lewat pemahaman dan kesetiaan kepada ajaran-ajaran dan ketetapan-ketetapan Allah. Petrus mengatakan sebagai berikut: "Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu. Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal." (1 Petrus 22:23-24). Kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, kasih yang sejati dan bukan kasih yang pura-pura akan menjadi bagian hidup kita ketika kita menyucikan diri kepada ketaatan akan kebenaran. Kita harus ingat bahwa kita sudah dilahirkan kembali menjadi manusia baru bukan lewat benih fana tetapi benih kekal oleh Firman yang hidup. Bagi kita yang sudah mengalami hal ini, tidak ada satupun alasan lagi untuk merasa boleh melakukan kasih yang pura-pura.

Jangan cemari lagi diri kita yang sudah disucikan dengan berbagai bentuk kepalsuan, terlebih dalam kaitannya dengan pernyataan kasih. Sebuah kasih yang sungguh-sungguh, yang tulus dan ikhlas pada hakekatnya merupakan cerminan dari kasih Allah kepada kita, yang seharusnya bisa kita perlihatkan untuk menunjukkan bahwa kasih seperti ini sungguh ada dan nyata. Jangan beri ruang bagi iblis untuk kembali meracuni pikiran dan perasaan kita. Tundukkan selalu pada Kristus dan mintalah Roh Kudus untuk memampukan anda mencapai tingkatan atau standar kasih seperti yang diwajibkan Tuhan. If you're a believer, don't show fake love. Instead, show the kind of real love which reflects God's love to others.

Kasih sejati nyata adanya, dan harus tercermin lewat pernyataan kasih kita terhadap sesama
 




Sumber :  http://renungan-harian-online.blogspot.com




« »
« »
« »
Get this widget