Di dlm Firman-Nya ada kepastian. Roh Kudus akan memimpin kita berjln di atas ketidakpastian. Ia hanya butuh kita percaya & taat Kisah 10:19-20

Selasa, 18 Desember 2012

SIBUK

Ayat bacaan: Matius 9:35
==================
"Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan."

Ada peribahasa yang mengatakan "Waktu Adalah Uang" atau juga dikenal dengan "Time is Money". Peribahasa ini sebenarnya bagus untuk mengingatkan kita agar tidak membuang waktu secara sia-sia tetapi memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Sayangnya ada banyak orang yang sepertinya mengartikan peribahasa ini hanya secara harafiah saja, yaitu mati-matian berburu waktu untuk mempertebal pundi-pundi uangnya tanpa memikirkan hal lain. Keluarga dinomorduakan, Tuhan pun demikian. Tidak lagi ada waktu luang untuk hal lain selain mencari uang. Salah seorang yang saya kenal betul hidup dengan cara seperti ini. Ia bekerja tanpa henti bahkan seringkali melewatkan waktu makan dan tidur. Pernah pada suatu kali saya bertanya apakah ia masih meluangkan waktu untuk berdoa, dan ia pun menjawab, "Hah, doa? Saya sudah terlalu sibuk untuk itu." Ia merasa bahwa doa termasuk dari salah satu hal 'buang waktu' ketika dilakukan. Baginya waktu hanyalah akan berguna apabila dipakai untuk menghasilkan uang. Itu artinya ia mempraktekkan Time is Money secara sempit hanya harafiah saja.

Mereka-mereka yang memilik pola pikir seperti seseorang yang saya kenal itu sepertinya lupa atau tidak menganggap penting pesan Kristus yang berbunyi: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." (Matius 4:4). Atau jangan-jangan mereka bahkan tidak pernah tahu ada ayat yang bunyinya seperti itu. Alangkah berbahayanya apabila kita berpikir seperti itu. Secara materi kita mungkin lebih dari cukup, tetapi rohani kita akan mengalami dehidrasi alias kekeringan. Bayangkan apabila kita tidak makan dan minum selama dua hari saja, tidakkah kita akan lemas? Jika dibiarkan kita pun bisa mati. Seperti itu pula kerohanian kita jika tidak kita perhatikan. Masalah sibuk, semua orang yang bekerja tentu punya kesibukannya masing-masing. Dan itu bukan lagi hal baru. Kita bisa belajar langsung lewat Kristus sendiri mengenai bagaimana pentingnya untuk tetap memelihara persekutuan dengan Tuhan ditengah-tengah kesibukan kita.

Apakah Yesus santai dalam pelayananNya secara langsung saat Dia datang ke muka bumi ini? Sama sekali tidak. Yesus bekerja tanpa henti. Lihatlah ayat bacaan hari ini yang menunjukkan secara singkat namun jelas bagaimana sibuknya Yesus bekerja. "Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan." (Matius 9:35). Dikatakan bahwa Yesus berkeliling ke semua kota dan desa untuk mengajar dan memberitakan Injil serta melakukan berbagai mukjizat di tengah-tengah orang di kota atau desa yang Dia kunjungi. Bisa dibayangkan bagaimana sibuknya Yesus saat itu, apalagi transportasi pada masa itu tidaklah segampang sekarang.

Yesus berkata: "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga." (Yohanes 5:17). Kita bisa melihat bahwa bukan hanya kita, tapi Tuhan pun terus bekerja. Begitu sibuknya Yesus sehingga dalam sebuah ayat lain kita bisa mengetahui bahwa Yesus bahkan tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepalaNya. (Matius 8:20). Tetapi kita bisa melihat sebuah hal penting, bahwa meski sangat sibuk melayani dari pagi sampai malam, Yesus tidak mengabaikan waktu-waktu untuk berdoa kepada Bapa di Surga. Kita bisa melihat bahwa Yesus bangun pagi-pagi benar lalu mengasingkan diriNya untuk berdoa, "Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana." (Markus 1:35) dan pada kesempatan lain Injil mencatat bahwa di waktu malam Yesus pun menyepi sejenak untuk berdoa: "Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ." (Matius 14:23) atau bahkan berdoa semalam penuh seperti yang tertulis dalam ayat berikut ini: "Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah." (Lukas 6:12). Dari sini kita bisa melihat bahwa meski sibuk sekali dalam menggenapi perintah Bapa, Yesus menunjukkan keteladanan penting agar kita tidak mengabaikan jam-jam doa dan bersaat teduh. Itu tidak kalah pentingnya, bahkan jauh lebih penting dari sekedar mencari uang sebanyak-banyaknya.
 
 Kita tentu tidak asing lagi dengan ajaran Kristus yang berbunyi: "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Matius 6:33). Yesus mengingatkan agar kita mendahulukan untuk mencari Kerajaan Allah dan segala kebenarannya terlebih dahulu, dan semuanya yang selama ini kita pentingkan akan ditambahkan kepada kita. Meski kita tidak asing lagi dengan ayat ini, kenyataannya banyak orang yang terbalik dalam mengaplikasikannya. Mereka mati-matian mengumpulkan materi dan melakukan hal-hal lainnya lantas baru mempergunakan sedikit waktu yang tersisa untuk Tuhan. Itupun dengan catatan apabila tidak terlalu capai, mengantuk atau malas. Padahal ketika kita mengabaikan waktu untuk membangun hubungan dengan Tuhan, kita sesungguhnya sedang membuang pengggunaan waktu yang justru paling penting. Begitu banyak orang yang salah kaprah mengira bahwa arti dari tidak membuang waktu adalah ketika ada keuntungan materi yang dihasilkan. Mereka mengukur segalanya dengan uang.
Lucunya, ada banyak orang pula yang mengaku terlalu sibuk untuk berdoa/bersaat teduh apalagi untuk melayani, tetapi mereka punya waktu untuk rekreasi, menonton film atau konser musik, jalan-jalan, berolahraga dan sebagainya. Mereka bisa melakukan itu, tetapi langsung memproteksi diri dengan kata 'sibuk' untuk segala perkara yang berhubungan dengan kerohanian. Berjam-jam kita rela untuk memakai waktu kita dalam mencari kepuasan dunia, tetapi satu jam atau bahkan setengah jam saja untuk berdoa sulit sekali rasanya. Ini adalah pola pikir keliru yang harus segera kita buang jauh-jauh karena sangat beresiko membahayakan kehidupan rohani kita.

Daud menyadari betul betapa berharganya untuk mengetahui hukum-hukum Tuhan yang mengajarkan kita akan kebenaran. Pada suatu kali dalam salah satu bagian Mazmurnya ia berkata: "...hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya, lebih indah dari pada emas, bahkan dari pada banyak emas tua; dan lebih manis dari pada madu, bahkan dari pada madu tetesan dari sarang lebah." (Mazmur 19:10-11). Emas itu indah dan mahal. Emas tua akan jauh lebih tinggi nilainya. Madu yang manis dan sangat bermanfaat bagi kesehatan itu juga tidak murah, lalu madu tetesan langsung dari sarang lebah alias madu murni tentu lebih tinggi lagi nilainya. Namun semua itu sama sekali tidak sebanding nilainya dengan kebenaran Firman Tuhan. Pertanyaannya, bagaimana kita bisa mengetahui hukum-hukum Tuhan yang mengandung kebenaran itu apabila kita malas meluangkan waktu untuk membaca alkitab? Bagaimana kita bisa berharap bisa peka mendengar suara Tuhan apabila kita malas membangun hubungan yang dekat lewat doa? Bagaimana kita bisa kuat menghadapi dunia dengan segala penyimpangan dan jebakan di dalamnya?

Daud mengerti betapa berharganya hukum-hukum Tuhan itu. Lewat Yesus seperti dalam bagian pertama kemarin, kita tahu bahwa meski sibuk dalam bekerja, kita tidak boleh membuang waktu-waktu khusus kita untuk berhubungan dengan Bapa lewat doa. Di dalam Alkitab ada begitu banyak contoh mengenai orang-orang yang sibuk dalam bekerja tetapi tetap disiplin dengan jam-jam doanya. Daniel dan Abraham misalnya, dan banyak lagi. Semakin jauh kita mengabaikan doa dan membaca/merenungkan Firman Tuhan, semakin mudah pula bagi iblis untuk memporak-porandakan kehidupan kita. Kita tentu tidak mau hal itu terjadi. Oleh karenanya kita harus betul-betul hati-hati dalam mempergunakan waktu yang ada di dalam kehidupan kita yang singkat ini. Mari tetapkan prioritas yang benar dan pastikan agar kita jangan sampai keliru. Benar, bekerja itu penting, dan kita semua memang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan kita. Tapi jangan sampai itu semua membuat hubungan kita justru terputus dengan Tuhan, sumber segalanya. Bagi teman-teman yang terlanjur keliru dalam mengartikan 'time is money', ini saatnya untuk menata ulang penggunaan waktu.

Jangan abaikan pentingnya membangun hubungan dengan Tuhan lewat doa
 
 
 
 
Sumber : http://renungan-harian-online.blogspot.com




« »
« »
« »
Get this widget