Di dlm Firman-Nya ada kepastian. Roh Kudus akan memimpin kita berjln di atas ketidakpastian. Ia hanya butuh kita percaya & taat Kisah 10:19-20

Sabtu, 22 Desember 2012

MENANTIKAN KRISTUS

Ayat bacaan: Lukas 2:25
================
"Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya,"

"Saya senang hari Natal karena itu artinya saya tidak harus bekerja dan bisa tidur nyenyak di rumah. Ada pesta-pesta yang bakal asyik, mal bakalan terlihat indah dan diskon dimana-mana." kata salah seorang yang saya kenal dengan wajah sumringah. Tentu saja hal-hal seperti itu benar akan menjadi bagian dalam menyongsong hari Natal yang tinggal sebentar lagi. Tapi benarkah hanya itu yang kita nantikan dalam setiap perayaan Natal? Kita mungkin mudah berkata tidak, tapi kenyataannya ada banyak orang yang lebih tertarik kepada pesta dan hal-hal ceremonial lainnya seperti itu ketimbang menantikan hari lahir dari Sang Juru Selamat yang memberikan keselamatan kekal penuh sukacita kepada kita semua.

Hari ini saya ingin mengajak anda untuk melihat kisah ketika Yesus dibawa ke bait Allah untuk diserahkan kepada Tuhan. Seperti layaknya sebuah gereja, saya yakin pada saat itu ada begitu banyak orang yang hadir di sana. Bisa ratusan hingga ribuan orang. Yusuf dan Maria pun hadir disana membawa bayi Yesus untuk memenuhi hukum Taurat Musa yang menyatakan bahwa "semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah."  (Lukas 2:23). Tetapi dari sekian banyak orang itu, mari kita lihat ada berapa orang dari yang hadir mengenal Yesus sebagai Juru Selamat yang sudah sejak lama mereka nantikan kehadirannya lewat bebagai nubuatan? Meski Sang Juru Selamat sudah hadir disana, ternyata tidak banyak yang menyadarinya. Alkitab bahkan secara jelas menyatakan bahwa hanya dua orang saja, yaitu Simeon dan Hana. Bayangkan, hanya dua dari banyak orang orang.

Mengenai Simeon, alkitab mencatat "Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan." (Lukas 2:26). Sedangkan Hana adalah seorang janda tua berusia 84 tahun. Dikatakan bahwa "Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa." (ay 37). Kita bisa melihat bahwa ketaatan mereka membawa mereka mampu melihat kehadiran Juru Selamat yang sudah sejak lama dinantikan. Hanya kedua orang inilah yang mampu melihat bayi Yesus sebagai Mesias yang sesungguhnya. Kerinduan mereka untuk melihat Yesus dapat kita lihat dari ketekunan dan usaha mereka dalam menantikan Kristus. Bahkan kepada Simeon Roh Kudus menyatakan bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias dengan mata kepalanya sendiri. (ay 26). Simeon terus menanti dengan pengharapan penuh, hatinya haus untuk bertemu dengan Yesus. Pada hari itu Roh Kudus membimbingnya untuk menuju Bait Allah (ay 27) dan akhirnya ia pun bertemu dengan Mesias yang dijanjikan. Dengan lantang Simeon berkata "Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel." (ay 29-32). Simeon mendapat kehormatan untuk menggendong Bayi Yesus, ia pun mampu melihat dengan jelas siapa bayi yang tengah ia gendong itu. Demikian pula Hana yang langsung mengucap syukur kepada Allah. (ay 38). Apakah jemaat lain melihat hal yang sama? Unfortunately they didn't. Selain Simeon dan Hana, yang lain tampaknya tidak memiliki kerinduan yang sama. Mereka tidak bisa melihat siapa Yesus sebenarnya. Kehadiran Yesus tepat di depan mereka nyatanya tidak kunjung menggerakkan hati mereka untuk bersyukur atas keselamatan yang akan hadir sebagai anugerah dari Allah.

Hati yang terbuka untuk menantikan kedatangan Kristus membuat Simeon dan Hana bisa melihat dengan terang dan jelas akan sosok Mesias yang ada di depan mereka. Hadirnya Roh Allah membuat Simeon bisa melihat sosok Yesus dalam penggenapan rencana Allah seperti yang sudah berulangkali dinubuatkan para nabi sebelumnya. akan halnya Hana, kerinduannya yang dinyatakan dengan terus mengisi dirinya dengan doa dan puasa membuatnya bisa melihat Yesus secara benar. Itulah yang membedakan kedua orang ini dari orang-orang lainnya.
 
Dalam Galatia tertulis "Sebab oleh Roh, dan karena iman, kita menantikan kebenaran yang kita harapkan." (Galatia 5:5). Lewat Roh dan iman kita bisa melihat kebenaran yang kita harapkan. Mata kita dicelikan sehingga mampu mengenali Yesus dan kebenaran dalam diriNya. Seperti halnya di Bait Allah waktu itu, hari ini pun Yesus hadir ditengah-tengah kita, meski tidak terlihat langsung secara kasat mata. Yesus hadir dalam ibadah-ibadah yang kita lakukan, Dia hadir lewat doa-doa kita, Dia hadir dalam kehidupan kita. Tetapi apakah kita merasakan kehadiranNya? Apakah kita cukup merindukan kehadiran Yesus seperti halnya kerinduan yang dimiliki Simeon dan Hana, terutama menjelang Natal yang akan datang sebentar lagi? Masihkah kita merindukan kehadiran Yesus ditengah hiruk pikuk kesibukan sehari-hari dan segala sesuatu yang kita lakukan? Singkatnya, di posisi mana kita saat ini berada, apakah di posisi Simeon dan Hana atau justru di posisi jemaat lainnya pada waktu itu? Semua ini hendaknya bisa menjadi perhatian kita, agar sebuah perayaan Natal tidak berlalu sia-sia karena hanya mengarah kepada sesuatu yang seremonial belaka lalu kehilangan esensi terpentingnya.

Kita harus mengingatkan diri kita akan pentingnya beribadah dengan tujuan yang benar. Jangan sampai ibadah-ibadah kita hanya didasari oleh rutinitas atau sekedar menjalankan agama saja tanpa memiliki kerinduan yang murni akan Tuhan. Hidup dalam Roh akan membuat kita mampu melihat segala yang kebenaran dalam Yesus. Paulus berkata "Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam Roh, jika memang Roh Allah diam di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus." (Roma 8:9). Yesus mengatakan "Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta." (Yohanes 9:39).

Ada cahaya pengharapan dan keselamatan yang disediakan bagi kita, dan kedatangan Kristus seharusnya bisa membuka mata kita dengan jelas untuk melihat segala kebaikan yang dianugerahkan Tuhan kepada kita, anak-anak yang Dia kasihi. Tentu saja bukan hanya karena ingin memperoleh berkat dan pertolonganNya semata, tetapi kerinduan untuk mengenalNya, itulah yang mampu memberikan sukacita penuh rasa syukur dalam hidup kita. Kelahiran Yesus menjadi sebuah penggenapan janji Tuhan kepada Simeon dan Hana, yang telah menanti dengan penuh pengharapan sepanjang hidup mereka dengan melakukan pola hidup benar dan kudus. Janji yang sama pun berlaku bagi kita semua sampai hari ini. Siapa yang kita nantikan dalam setiap ibadah yang kita lakukan? Apa yang menjadi dasar pemikiran kita dalam merayakan Natal tahun ini? Hendaklah kita tetap hidup di dalam Roh dan tidak terpengaruh oleh berbagai keinginan daging. Itu akan membuat kita mampu mengenal Kristus secara pribadi, dengan sangat dekat.

Bukan pesta dan seremonial, tapi rayakan Natal sebagai wujud rasa syukur akan kehadiran Sang Juru Selamat bagi kita 
 
 
 
 
Sumber :  http://renungan-harian-online.blogspot.com




« »
« »
« »
Get this widget