Di dlm Firman-Nya ada kepastian. Roh Kudus akan memimpin kita berjln di atas ketidakpastian. Ia hanya butuh kita percaya & taat Kisah 10:19-20

Minggu, 23 Desember 2012

RUANG BAGI YESUS



Ayat bacaan: Lukas 2:7
=================
"dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan."
Ada-ada saja permintaan artis yang merasa dirinya sudah besar. Industri dengan cepat membuat mereka naik daun lantas seperti tidak lagi menjejak bumi. Ada yang minta harus tinggal di hotel termewah, harus disediakan beberapa botol wine atau whisky di kamar hotelnya, bahkan ada yang aneh-aneh seperti coklat merek ini dan itu dalam jumlah tertentu dan sebagainya. Pejabat sama saja tingkahnya. Baru gabung di parlemen gayanya sudah berubah dan minta keistimewaan dalam segala hal. Mengantri dan macet pun tidak lagi bisa mereka tolerir. Jika manusia yang baru ngetop atau punya kekuasaan saja sudah berlaku seperti ini, saya berpikir bagaimana seharusnya Yesus, Raja di atas segala raja, disambut ketika mengunjungi dunia ini.

Sebagai Raja diatas segala raja yang turun ke bumi, apakah ada red carpet' yang dibentangkan buat Dia? Hotel bintang 5? Fasilitas terbaik yang ada di muka bumi ini? Pelayanan 24 jam? Adakah box bayi bertahta berlian dan berselimutkan emas, kain terlembut dan terhangat dengan mutu terbaik untuk membungkusnya? Tempat yang terbaik di dunia yang pernah ada? Sama sekali tidak. Yang terjadi justru sebaliknya. Ketika Yesus lahir, ternyata tidak ada satupun tempat penginapan yang ada pada waktu itu mau menampung kelahirannya berserta kedua orang tuaNya di bumi.

Bayangkan betapa repotnya Yusuf waktu itu membawa istri yang sedang hamil tua berkeliling dari satu tempat penginapan ke tempat penginapan lainnya untuk bisa merebahkan diri. Bagi Maria sendiri situasi itu tentu sangat menyiksa. Selain tersiksa harus berjalan jauh kesana kemari di saat hampir melahirkan seperti itu, adakah seorang ibu yang bermimpi untuk meletakkan bayinya di palungan yang notabene adalah tempat makanan ternak? Palungan tentu jauh dari kondisi bersih. Tapi itulah kondisi yang harus dihadapi Yusuf dan Maria, juga bayi Yesus. Alkitab mencatat jelas kondisi saat itu. "Dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan." (Lukas 2:7). Ironis sekali bukan? Disaat artis-artis atau pejabat yang baru naik menuntut fasilitas mewah dengan harga super mahal, Yesus justru sulit untuk sekedar mendapatkan tempat yang layak ketika lahir. Bagi orang lain dan hal-hal lain, ruang itu ada, tetapi bagi Yesus ternyata tidak ada. Bayangkan, Tuhan yang menciptakan seluruh dunia ini datang, tapi justru tidak ada sedikitpun ruang bagiNya.
Apa yang terjadi malam itu di Betlehem dua ribu tahun lebih yang lalu sesungguhnya masih sama hingga hari ini. Alangkah memprihatinkan ketika Kristus masih saja berada di bagian belakang atau terpinggirkan dalam kehidupan sebagian besar dari kita. Kita mengaku percaya, tetapi Dia hanya mendapat tempat jika kita butuh sesuatu saja, atau selama tidak mengganggu kesenangan kita. Ketika ada perintah-perintah dan larangan Tuhan yang terasa menghalangi kesenangan, maka dengan segera Tuhan pun dipinggirkan. Kita ingin Dia segera menolong kesesakan kita, tetapi begitu pertolongan itu tiba, secepat itu pula Dia kembali kita sisihkan. Tidak ada cukup tempat buat Yesus. Itu terjadi dua ribu lebih tahun yang lalu, hari ini hal yang sama pun masih terjadi.
Pantaskah kita memperlakukan Tuhan yang sudah meninggalkan tahtaNya untuk turun ke dunia yang penuh penderitaan ini untuk menyelamatkan kita dengan perlakuan seperti itu? Apabila hari ini kita bisa hidup dengan janji yang teguh akan keselamatan, jika hari ini kita bisa memasuki tahta Allah yang kudus dengan keberanian, hari ini kita bisa berhak untuk menerima segala janji Allah dalam kelimpahan, semua itu adalah berkat Yesus. Sudah seharusnya Dia mendapatkan posisi yang paling utama dan yang terbaik dari kita. Sudah seharusnya kita menyerahkan seluruh diri kita kepadaNya, mengasihiNya dan bersyukur kepadaNya kapanpun, dimanapun dan bagaimanapun.


Lihatlah apa tujuan Yesus untuk datang ke dunia. "Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang." (Lukas 19:10). Semua untuk kita, sama sekali bukan untuk kesenanganNya. Yesus bukan turun ke dunia dalam rangka berlibur atau mau bersenang-senang, "Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya..tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh." (Yesaya 53:4-5). Setelah semua itu, masih pantaskah kita menempatkanNya hanya dalam posisi-posisi kesekian, atau bahkan tidak mendapat posisi sama sekali?

Selanjutnya dalam kesempatan lain Yesus juga berkata "Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan." (Yohanes 10:10). Renungkanlah apa yang dikatakan Yesus dalam ayat ini. Hanya agar kita memiliki hidup yang sesungguhnya, yang tidak terbatas hanya di muka bumi ini, dan memiliki itu semua dalam segala kelimpahan. Seperti apa sesuatu yang disebut kelimpahan itu? Bayangkan sebuah gelas yang anda isi dengan air yang terus dikucurkan deras tanpa henti sehingga keluar dari wadahnya secara melimpah-limpah. Seperti itulah yang dijanjikan Tuhan lewat kehadiran Yesus.

Yesus adalah satu-satunya jalan menuju keselamatan. Tidak ada apapun yang bisa menjadi alternatif lain untuk itu. "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yohanes 14:6). Kerinduan Yesus sangatlah jelas. Dia ingin kita semua selamat. Dia ingin tinggal diam bersama-sama dengan Allah di dalam diri kita. Bukan hanya sekedar numpang lewat, bukan menginap sementara, tetapi tinggal berdiam, menetap atau dalam bahasa Inggrisnya disebut dengan kata "dwell" dan bukan "stay". Semua itu hanyalah dimungkinkan apabila kita benar-benar mengasihi Yesus dan menuruti firmanNya. (ay 14). Dengan menjadi milikNya kita pun dilayakkan untuk menerima janji-janji Allah seperti yang Dia janjikan kepada Abraham. Ayat berikut menyatakan dengan jelas akan hal ini: "Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah." (Galatia 3:29).

Untuk keselamatan dan segala kebaikan untuk kita, dengan digerakkan oleh rasa kasih yang begitu besar, Yesus rela menggantikan kita di atas salib dan menebus semua itu dengan tuntas. Tidak satupun yang Dia lakukan untuk kepentinganNya. Alangkah keterlaluan apabila kita tidak menghargai sedikitpun anugerah luar biasa yang telah Dia berikan kepada kita. Mari kita renungkan lagi. Dalam segala kesibukan dan hal-hal yang harus kita lakukan, masihkah kita menempatkan Kristus pada posisi teratas atau kita masih terus mengabaikan atau menyisihkan Dia yang telah menciptakan dan begitu mengasihi kita? Mari hari ini kita membuka hati kita sepenuhnya untuk Kristus. Katakanlah kepadaNya bahwa selalu ada ruang yang luas untukNya di dalam hati kita, dan undang Dia untuk hadir dan tinggal menetap disana.

Berikan ruang bagi Yesus untuk tinggal diam di dalam diri kita




Sumber : http://renungan-harian-online.blogspot.com 




« »
« »
« »
Get this widget