Di dlm Firman-Nya ada kepastian. Roh Kudus akan memimpin kita berjln di atas ketidakpastian. Ia hanya butuh kita percaya & taat Kisah 10:19-20

Senin, 13 Agustus 2012

MENOLEH KE BELAKANG

Ayat bacaan: Kejadian 19:17
=====================
"Sesudah kedua orang itu menuntun mereka sampai ke luar, berkatalah seorang: "Larilah, selamatkanlah nyawamu; janganlah menoleh ke belakang, dan janganlah berhenti di manapun juga di Lembah Yordan, larilah ke pegunungan, supaya engkau jangan mati lenyap."

Jika anda melihat atlit lomba lari yang tengah betanding, anda akan melihat betapa mereka fokus terus ke depan tanpa terpengaruh pelari saingan di kiri, kanan atau malah di belakangnya. Mereka tidak akan bisa mencapai hasil terbaik apabila pikiran mereka tidak mengarah ke garis finish apalagi jika kepalanya terus menoleh ke belakang. Cobalah berlari dengan kepala menoleh ke belakang, anda akan menjadi jauh lebih lambat atau bahkan bisa terjatuh. Demikian pula dalam hidup kita. Ada banyak hal di masa lalu yang tentu bisa menjadi pelajaran bagi kita, baik dalam hal yang baik maupun buruk, tetapi kita harus memastikan jangan sampai masa lalu itu merintangi kita dalam mencapai masa depan yang gemilang. Kenyataannya ada banyak orang yang terbelenggu dengan masa lalunya. Ada juga yang sulit melepaskan kebiasaan-kebiasaan buruk di masa lalu. Akibatnya, mereka yang terus menerus terganggu dengan masa lalu ini sulit untuk bertumbuh dalam mencapai keberhasilan-keberhasilan. Iman mereka pun akan sulit pula mengalami pertumbuhan. Keselamatan yang sudah diberikan Tuhan bisa menguap sia-sia akibat keengganan melepas hal-hal di belakang sana. Kita bisa melihat contoh nyata akan hal itu dari kisah Lot dan keluarganya yang hendak keluar dari kota Sodom yang sebentar lagi akan dimusnahkan Tuhan.
Dalam ayat mengenai kisah Sodom dan Gomora kita melihat bahwa istri Lot yang seharusnya ada dalam rencana penyelamatan Tuhan beserta suami dan anak-anaknya. Kedua malaikat yang diutus untuk membawa mereka keluar dari kota Sodom yang akan dimusnahkan sudah mengingatkan mereka. "Larilah, selamatkanlah nyawamu; janganlah menoleh ke belakang, dan janganlah berhenti di manapun juga di Lembah Yordan, larilah ke pegunungan, supaya engkau jangan mati lenyap." (Kejadian 19:17). Perhatikan kata yang saya cetak tebal di atas. Janganlah menoleh ke belakang. Tapi kita tahu bahwa istri Lot ternyata sulit melepaskan segala yang ia miliki di kota Sodom. Kehidupan lamanya, harta bendanya dan sebagainya. Ia melanggar pesan dan menoleh ke belakang. Alkitab mencatatnya demikian: "Tetapi isteri Lot, yang berjalan mengikutnya, menoleh ke belakang, lalu menjadi tiang garam." (ay 26). Karena menoleh ke belakang, apa yang terjadi pada istri Lot? Dia berubah menjadi tiang garam.

Mari kita fokus kepada kata "menoleh ke belakang". Menoleh ke belakang bisa berarti dikuasai masa lalu, dihantui berbagai hal traumatis, kegagalan atau timbunan dosa-dosa di masa lalu. Ada orang yang mengalami kepahitan akibat disakiti orang terdekat, kejadian-kejadian buruk dalam berbagai hal, yang begitu berat, sedemikian rupa sehingga mereka yang mengalami ini menjadi terus terikat dengan bayang-bayang masa lalunya. Mereka menjadi sulit maju, karena mereka terikat dengan hal-hal traumatis yang pernah terjadi. Ada yang jadi statis, tidak bertumbuh, tidak berkembang, jalan di tempat, tidak sedikit pula yang akhirnya  malah terperosok semakin dalam. Menoleh ke belakang juga bisa berarti sulit melepaskan kebiasaan-kebiasaan atau hal-hal buruk yang kerap kita lakukan di masa lalu, atau sulit melepaskan segala sesuatu yang merintangi langkah kita untuk menuju kepada keselamatan yang sudah diberikan Tuhan. Istri Lot sebenarnya ada dalam rencana Tuhan untuk diselamatkan, namun ia memilih untuk menoleh ke belakang. Sikapnya mendua, antara ingin selamat tapi disisi lain ia sulit meninggalkan segala kenyamanan dengan harta benda miliknya di belakang sana. Karena terus bimbang, ia pun tidak tahan untuk tidak menoleh ke belakang, setidaknya sekali lagi. Ternyata ini sebuah pilihan yang membawa konsekuensi fatal, ia pun berubah seketika menjadi tiang garam dan gagal untuk selamat.

Jika kita melihat kisah penyelamatan bangsa Israel dari Mesir, kita pun bisa menemukan kejadian yang mirip. Kita bisa melihat bagaimana bangsa Israel pada waktu itu berkali-kali protes kepada Musa karena merasa rugi kehilangan keadaan yang mereka anggap lebih mudah dan nyaman, meski mereka hanyalah berstatus sebagai budak di Mesir. Lihatlah apa kata mereka: "Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan TUHAN ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan." (Keluaran 16:3) , "Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membunuh kami, anak-anak kami dan ternak kami dengan kehausan?" (17:3). Mereka terus bersungut-sungut, mengeluh, mengomel dan protes keras terhadap langkah penyelamatan Tuhan. Mereka lebih suka menoleh ke belakang ketimbang mengarahkan pandangan ke depan menuju sebuah tanah terjanji yang berlimpah berkat dari Tuhan. Kita tahu akibatnya generasi awal itu tidak satupun yang berhasil masuk ke tanah terjanji kecuali Yosua dan Kaleb yang memiliki sikap hati berbeda.


Yesus mengingatkan hal yang sama. Mari kita lihat kisah mengenai seseorang yang mau mengikuti Yesus namun memilih untuk berlama-lama. "Dan seorang lain lagi berkata: "Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku."(Lukas 9:61). Apa jawab Yesus? "Tetapi Yesus berkata: "Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah."(ay 62). Artinya jelas. Orang yang siap melangkah bersama Kristus harus benar-benar siap meninggalkan kehidupan lamanya. Berhenti menoleh kebelakang. Atau jika tidak, itu artinya ia tidak layak di hadapan Tuhan. Tuhan rindu setiap kita untuk maju. Dia rindu untuk mencurahkan berkat-berkatNya, namun bayang-bayang masa lalu kerap membuat kita selalu menoleh ke belakang, dan dengan demikian gagal mencapai janji-janji Tuhan.

Dalam 1 Yohanes 2:17 dikatakan: "Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya." Dunia sedang menuju kehancuran, with the forbidden cravings (the passionate desires, the lust) of it. Hanya orang yang melakukan kehendak Allah yang selamat dan hidup selamanya. If we know that this world is trembling down, we have to stop looking back, we have to start moving forward and we really have to do it now. Kita harus ingat pula bahwa iblis, sang pendakwa akan selalu menuduh anda dengan segala hal di masa lalu untuk memperlambat anda, menghentikan anda, bahkan memundurkan anda ke belakang. Iblis sangat tidak suka jika anda maju. Iblis ingin kita ikut lenyap dengan keinginan-keinginan duniawi. Tidak ada jalan lain untuk menolak ini selain berhenti memuaskan hasratnya dengan terus terikat dalam masa lalu. It's time to move on.

Bagi yang terbelenggu dalam hal-hal traumatis atau buruk di masa lalu, kita bisa membaca surat Paulus kepada jemaat di Filipi mengenai pentingnya mengubah arah pandangan. Sepertinya Paulus menyadari tendensi manusia untuk selalu berada dalam bayang-bayang masa lalunya, hingga ia merasa perlu untuk mengingatkan. "Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus." (Filipi 3:13-14). Dia memberi contoh, bahwa walaupun dia telah melayani Tuhan, dia tetap harus fokus untuk melupakan segala masa lalunya, seburuk apapun, dan fokus pada tujuan yang hendak dicapai di depan. Kita tidak akan bisa maju jika selalu berada dalam belenggu masa lalu kita yang kelam. Kita perlu benar-benar mengerti bahwa Tuhan begitu mengasihi kita. Dia tidak mau kita hidup terikat dalam dosa, problema kehidupan dan hal traumatis di masa lalu. Apa buktinya? Jika Tuhan tidak perduli, untuk apa Tuhan sampai harus rela menganugrahkan Kristus, AnakNya yang tunggal untuk memerdekakan kita dari segala dosa, kutuk dan kuk perhambaan warisan masa lalu? Berhentilah menoleh ke belakang, dan raihlah janji-janji Tuhan, yang penuh rancangan damai sejahtera, hidup yang berkelimpahan dan penuh berkat. Lihatlah ayat berikut ini: "Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya,selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!" (Ratapan 3:22-23). Apa yang disediakan Tuhan adalah berkat yang tiada habisnya dan selalu baru setiap pagi. Jika demikian, untuk apa kita terus mengingat-ingat masa lalu? Bukankah artinya kita menjadi orang yang bodoh jika masih saja terkubur dalam masalah di waktu lalu, padahal Tuhan mencurahkan rahmatNya yang baru setiap pagi? Kita artinya menolak rahmatNya yang baru yang Dia sediakan setiap pagi jika terus terbenam dalam masa lalu.

Tuhan menyediakan pengharapan baru bagi kita yang telah ada di dalam Kristus. "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."(2 Korintus 5:17). Seringkali kita lebih memilih untuk tidak meninggalkan dosa karena rasanya yang sepertinya terlalu nikmat dan manis. Kita terus mengenakan manusia lama padahal manusia baru, the whole new creation sudah diberikan Tuhan pada kita. Atau kita merasa bahwa kita tidak akan pernah bisa lepas dari bayang-bayang buruk di masa lalu. Well..listen. In Christ, we are the new creation. Semua telah ditebus Kristus dengan lunas di atas kayu salib. Dan kita sekarang bisa menatap hari depan yang cerah, penuh pengharapan dari Tuhan. Tidak ada lagi belenggu masa lalu, kecuali kita yang mengijinkan dan menginginkan trauma masa lalu itu untuk terus hadir bersama kita, menghambat kita untuk bertumbuh dan maju. Today it's time to let all your past go. Let's stop looking back to the past, let's move forward. Let's move on with all hope and glory!

Menoleh ke belakang akan menghalangi kita untuk menerima janji-janji Tuhan


Sumber : http://renungan-harian-online.blogspot.com




« »
« »
« »
Get this widget