Rahasia menuju dewasa rohani adalah
kita harus mengutamakan hal-hal rohani. “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah
dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu”. (Matius 6:33).
Carilah “dahulu” Kerajaan Allah, kata dahulu dari bahasa Yunani “proton” yang
artinya – diutamakan – mengutamakan. Ini berbicara tentang sikap hati yang
mengutamakan, mencintai, member nilai yang tertinggi kepada
kerajaanNya/kebenaran/Allah dan hal-hal rohani. Ingat, karena dimana hartamu
berada, disitu juga hatimu berada (Matius 6:21 – Lukas 12:34). Jika hati kita
menyembah “mamon” (Lukas 16 : 11-13) dan tidak mencintai kebenaran, maka
walaupun telinga kita mendengar Firman kebenaran, tapi kita tidak dapat
memahami – mengertinya.
Kedewasaan kita, akan Nampak dari cara
berpikir kita. Orang yang dewasa rohani akan bergairah akan hal-hal rohani.
Apakah Kerajaan Allah diuntungkan atau Tuhan dimuliakan atau tidak, akan
mendasari sikap-sikap orang yang dewasa rohani. Berani menghadapi resiko asal
Tuhan dimuliakan, asal tetap dapat hidup dalam kebenaran.
Cara untuk memiliki pikiran ilahi/rohani
adalah dengan memfokuskan pikiran kita kepada kebenaran “Memang kami masih
hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara duniawi, karena senjata kami
dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi
dengan Kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng. Kami
mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh
keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala
pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus”, (II Korintus 10 : 3-5). Kita harus
menawan dan menaklukkan segala pikiran, argumentasi, alas an manusiawi kita
kepada kedaulatan dan kebenaran Kristus – Firman. Terkadang kita harus berjuang
dengan keras untuk menaklukkan pikiran kita yang bertentangan dengan
kebenaran-firman, peperangan sedang terjadi dalam pikiran kita, tapi kita harus
bertekad untuk lebih mencintai kebenaran. Ketika kita dengan penuh ketekunan
melakukannya setiap hari, maka akan terbentuk pola pikir yang baru di dalam
kita, yaitu pola pikir ilahi – kita memiliki pikiran Kristus.
Tanda-tanda
kita memiliki pikiran rohani :
- Mencintai hal-hal rohani
lebih dari hal-hal duniawi.
- Sukacita dari Tuhan lebih mulia
dan agung dari pada sukacita dari dunia.
- Ketaatan kepada Tuhan lebih
dari segala-galanya.
Dampak kita
memiliki pikiran Kristus :
- Kita
akan menjadi dewasa/matang secara rohani
“Sungguhpun demikian kami memberitakan
hikmat di kalangan mereka yang telah matang, yaitu hikmat yang bukan dari dunia
ini, dan yang bukan dari penguasa-penguasa dunia ini, yaitu penguasa-penguasa
yang akan ditiadakan (I Korintus 2 : 6).
Kita dapat melihat segala sesuatu dari
sudut pandang ilahi. Kedewasaan atau kekanak-kanakan rohani sangat dipengaruhi
oleh pikiran kita. Pikiran duniawi akan menghambat kedewasaan rohani.
- Kita
akan hidup dalam kemuliaan.
“Tetapi yang kami beritakan ialah
hikmat Allah yang tersembunyi dan rahasia, yang sebelum dunia dijadikan, telah
disediakan Allah bagi kemuliaan kita”. (I Korintus 2 : 7). Hidup dalam
kemuliaan berarti hidup kita sehari-hari memancarkan kebenaran Kristus.
- Kita
akan mengerti rahasia Allah atau perkara-perkara ilahi.
“Karena kepada kita Allah telah
menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal
yang tersembunyi dalam diri Allah. Siapa gerangan di antara manusia yang tahu,
apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di
dalam dia? Demikian pulalah tidak ada orang yang tahu, apa yang terdapat di
dalam diri Allah selain Roh Allah. Kita tidak menerima roti dunia, tetapi roh
yang berasal dari Allah, supaya kita tahu, apa yang dikaruniakan Allah kepada
kita”. (I Korintus 2 : 10-12). Ketika pikiran kita menjadi rohani, kita akan
dapat memahami hal-hal surgawi dan pikiran Kristus.
Ketika kita menjadi dewasa rohani, kita akan mengalami :
- Kita menjadi
pribadi yang tidak dikuasai dosa dan hidup dalam kebenaran.
Kita akan
memiliki gaya hidup Kerajaan Sorga, yaitu hidup dalam ketaatan.
- Kita hidup
memperhatikan orang lain lebih dari memperhatikan kepentingan diri sendiri.
Kita ini memiliki
kecenderungan hidup memperhatikan kepentingan diri sendiri. Kedewasaan rohani
akan membawa kita mulai memperhatikan kepentingan orang lain.
- Kita akan
memiliki kepekaan rohani.
Kita bisa
membedakan suara diri sendiri, suara setan, suara dunia dan suara Tuhan. Kita akan
mulai secara akurat dapat mengikuti pimpinanNya.
Sumber : Warta Jemaat GBI Demak