Jika kita membaca dari ayat – ayat di atas, Alkitab
mengatakan bahwa pada waktu itu Tuhan membutuhkan satu “kendaraan” yang bisa Ia
pakai untuk masuk ke kota Yerusalem. Transformasi atas kota tidak akan pernah
terjadi sebelum Yesus sang Raja itu datang, tapi untuk Yesus bisa datang ke
kota dan bangsa ini sebagai Raja yang memerintah atas bumi, Dia membutuhkan
orang – orang atau institusi yang dapat Dia pakai – orang-orang/institusi yang
sudah bebas dari ambisi pribadi dan kemanusiawian.
Alkitab menubuatkan bahwa sebelum Tuhan menghakimi
bumi ini, Dia akan terlebih dahulu menghakimi GerejaNya. Penghakiman disini
terdiri dari 2 aspek, yang pertama, Dia member anugerah untuk membangun dan
memperlengkapi, tapi yang kedua, Dia juga menuntut agar apa yang Dia
investasikan mulai memberikan hasil. Ingat, Gereja bukan hanya berbicara
tentang sebuah institusi belaka, melainkan sekelompok orang yang benar-benar
terhubung secara akurat dengan Tuhan.
Ada 3 aspek yang harus kita perhatikan untuk kita
bisa menjadi “kendaraan” yang Tuhan pakai untuk membawa perubahan atas
komunitas :
1. Jangan terjebak dalam permainan dan
batasan-batasan yang dibuat oleh manusia.
Setelah semua
yang Yesus lakukan atas GerejaNya, Dia ingin kita melangkah keluar untuk
melakukan sesuatu bagi kota kita.
“Lalu Yesus masuk ke Bait Allah, dan ketika
Ia mengajar di situ, datanglah imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi
kepada-Nya, dan bertanya : “Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu?
Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu?”. Jawab Yesus kepada mereka :
“aku juga akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu dan jikalau kamu member jawabnya
kepada-Ku, Aku akan mengatakan juga kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan
hal-hal itu. Dari manakah baptisan Yohanes? Dari sorga atau manusia?” Mereka
memperbincangkannya diantara mereka, dan berkata : “Jikalau kita katakan : Dari
Sorga, Ia akan berkata kepada kita : Kalau begitu, mengapakah kamu tidak
percaya kepadanya? Tetapi jika kita katakana : Dari Manusia, kita takut pada
orang banyak, sebab semua orang menganggap Yohanes ini nabi” Lalu mereka
menjawab Yesus : “Kami tidak tahu.” Dan Yesuspun berkata kepada mereka : “Jika
demikian, Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan
hal-hal itu.” (Matius 21 : 23 – 27).
Ketika Yesus
melayani, orang-orang Farisi, imam-imam kepala dan tua-tua bangsa mereka
mempertanyakan legalitas yang dimiliki oleh Yesus. Dalam kehidupan kita,
kitapun pasti akan mendapati adanya orang-orang yang selalu mempertanyakan
legalitas kita. Akan tetapi, jangan pernah terjebak dengan permainan dan
batasan-batasan yang dibuat oleh manusia, jangan biarkan label yang dibuat
manusia engkau pakai untuk melebel dirimu sendiri ataupun apa yang Tuhan akan
kerjakan, tapi belajarlah untuk mendengar apa yang menjadi isi hari Tuhan.
Ketika kita
mengambil keputusan untuk tidak terjebak dalam permainan manusia, maka hikmat
Tuhan selalu ada atas kita. Karena jika Tuhan yang member perintah untuk
melangkah, artinya Tuhan akan bertanggung jawab menyertai kita.
Dalam kedaulatan
kuasaNya, Tuhan punya otoritas untuk menentukan siapa yang akan Dia pakai. Jika
Tuhan sudah memilih kita, yang perlu kita lakukan adalah dengar dan taat, dan
penyertaanNya pasti akan selalu nyata atas kita.
2. Pastikan kita memfokuskan hidup kita hanya
pada penggenapan rencana dan kehendak Bapa.
“Tetapi
apakah pendapatmu tentang ini : Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi
kepada anak yang sulung dan berkata : Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini
dalam kebun anggur. Jawab anak itu : Baik bapa. Tetapi ia tidak pergi. Lalu orang
itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu
menjawab : Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga. Siapakah
diantara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?” Jawab mereka : “Yang
terakhir”. Kata Yesus kepada mereka : “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya
pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu
masuk ke dalam Kerajaan Allah. Sebab Yohanes datang untuk menunjukan jalan
kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut
cukai dan perempuan-perempuan sundal percaya kepadanya. Dan meskipun kamu
melihatnya, tetapi kemudian kamu tidak menyesal dan kamu tidak juga percaya
kepadanya”. (Matius 21 : 28 -32).
Tuhan menghendaki
agar kita belajar untuk “melepaskan” keberadaan kita ke dalam kedaulatan
kuasaNya. Jika Tuhan memilih kita, artinya kini kita adalah mitra kerja Tuhan
di bumi. Dan Alkitab berkata bahwa orang-orang yang selalu menyerahkan semua
keputusan yang diambilnya ke dalam tangan Tuhan akan memiliki jalan hidup yang
mulus dan tidak berkelok-kelok. Yang Tuhan kehendaki adalah kita menjadi orang
yang mau meresponi apa yang Dia katakan.
Jika kita
melihat kehidupan Daud, Daudpun pasti memiliki impian untuk menjadi seorang
prajurit seperti saudara-saudaranya, namun Tuhan memiliki impian yang jauh
lebih besar dalam hidup Daud, yaitu mengangkat Daud menjadi seorang raja atas
Israel.
Setiap kali
kita berjalan dalam destiny, akan selalu ada godaan untuk kita melangkah keluar
dari panggilan Tuhan itu, tapi lepas dari apapun godaannya, pastikan kita terus
berjalan dalam kebenaran. Apapun yang kita kerjakan bagi Tuhan, besar ataupun
kecil, upahnya sama dihadapan Tuhan, asalkan kita mengerjakannya dengan
sukarela.
3. Pastikan kita terus menghasilkan buah yang
sesuai dengan benih yang sudah Tuhan taburkan.
Setelah kita menerima
banyak impartasi demi impartasi Roh dalam hidup kita, Tuhan menghendaki kita
mulai menghasilkan buah setiap saat. Untuk kita menghasilkan buah, tidak ada
cara lain selain melekat kepada pokok anggur yaitu Yesus sendiri. Pastikan kita
terus bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Walaupun secara manusia kita tidak
memiliki apa-apa, tapi saat Tuhan berfirman maka sesuatu pasti terjadi. Semakin
kebergantungan kita terhadap Tuhan bertumbuh, kita adalah orang-orang yang
menang dan pasti menghasilkan sesuatu yang besar.
Sumber : Warta Jemaat GBI Demak