Ayat bacaan: 1 Korintus 13:13
======================
======================
"Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih."
Valentine's Day, Hari Kasih Sayang, telah tiba. Setiap tahunnya
perayaan ini memicu pro dan kontra. Yang membuat saya sedih, kenapa yang
menentang hanya didasarkan pada asal muasalnya menurut fakta sejarah
saja dan bukan kepada esensinya. Kalau memang hanya berdasarkan asalnya,
kenapa tidak pilih saja hari lain yang berbeda untuk itu? Dalih
selanjutnya adalah bahwa kasih tidak perlu diperingati secara istimewa.
Kasih seharusnya tiap hari dan bukan hanya sehari saja, katanya. Itu
idealnya, dan saya sangat setuju kalau itu bisa dijalankan oleh manusia.
Faktanya, kesibukan yang menyita waktu, berbagai kegiatan dan agenda
sehari-hari selalu saja membuat kita kekurangan waktu, tenaga atau mood
untuk bisa seperti itu. Apalagi kalau orang-orang terdekat yang paling
kita sayangi tinggal di kota atau negara yang berbeda, akan sulit bagi
kita untuk setiap hari bisa menyatakan kasih kita kepada mereka. Fakta
lainnya adalah bahwa manusia semakin banyak yang hidup dengan memperkaya
kebencian ketimbang menyatakan kasih. Karenanya saya rasa kita semua
perlu diingatkan lewat sebuah hari yang dikhususkan untuk kasih. Sebuah
hari yang seharusnya lebih dari sekedar makan malam romantis bersama
kekasih, tetapi dirayakan dengan kembali merenungkan kasih sebagai
esensi yang terindah dalam hidup manusia. Artinya kasih seharusnya bisa
menjangkau jauh lebih luas daripada hanya antar pasangan saja, bahkan
seharusnya melebihi hubungan antar keluarga dan orang-orang terdekat
saja.
Everybody needs to love and to be loved in return. Sebagian orang
mungkin menganggap itu sebagai pernyataan sikap cengeng, tapi apa benar
ada manusia yang begitu dingin sampai tidak lagi butuh kasih dalam
hidupnya? Apakah benar manusia tidak memerlukan itu? apakah kasih itu
hanya sesuatu yang semu dan tidak pernah nyata? Saya yakin, siapapun
orangnya, termasuk yang paling jagoan sekalipun akan butuh dicintai dan
bisa mencintai, meski mungkin perasaan itu tersimpan jauh di dalam lubuk
hati mereka. Kalau begitu, terlepas dari ada tidaknya hari kasih
sayang, ini merupakan sesuatu yang perlu untuk membuat kita bisa
menikmati hidup yang berbahagia.
Kalau ditanya tentang kasih, kebanyakan orang biasanya hanya mengacu
kepada sebuah perasaan cinta antara pasangan. Dari ketertarikan kepada
seseorang, dari mata turun ke hati, timbul rasa cinta yang mengarah
kepada keinginan untuk menjalani dan menghabiskan hidup bersama
dengannya. Itu adalah salah satu bentuk dari kasih. Tapi sebenarnya ada
banyak lagi seluk beluk atau aspek-aspek penting dari kasih yang mungkin
masih luput dari perhatian kita. Apa saja itu? Alkitab sudah
membeberkannya dengan jelas, yaitu dalam 1 Korintus pasal 13.
1 Korintus 13 berbicara panjang lebar mengenai kasih. Kasih disana
digambarkan bukan hanya sebatas dicintai oleh orang lain, namun lebih
jauh berbicara mengenai aspek-aspek yang ada dalam kasih. "Kasih itu
sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri
dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari
keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan
orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena
kebenaran." (1 Korintus 13:4-6). Lihatlah bahwa ada begitu banyak
aspek kasih yang jauh lebih dari keinginan untuk memiliki. Di dalam
kasih ada:
- kesabaran
- kemurahan hati
- tidak cemburu
- tidak memegahkan diri
- tidak sombong
- tidak melakukan yang tidak sopan
- tidak mencari keuntungan sendiri
- tidak berisi kemarahan
- tidak menyimpan kesalahan orang alias mendendam
- menentang ketidakadilan
- menyukai kebenaran
- menguatkan/memberi daya tahan untuk menghadapi segala sesuatu
- memampukan untuk melihat sisi-sisi terbaik pada setiap orang
- membuat kita terus hidup dalam pengharapan, dan
- membuat kita tabah dalam menanggung segala sesuatu.
Inilah aspek-aspek kasih yang kalau dijalankan akan bermakna besar bagi tatanan kehidupan dunia yang damai, jauh dari kekerasan, kebencian dan kejahatan. Begitu pentingnya dan begitu banyaknya, maka kita perlu diingatkan pada waktu-waktu tertentu akan makna kasih yang mendasari keimanan kita. Standar tinggi ini tentu saja sangat baik apabila diaplikasikan kepada pasangan kita, antara suami-istri, terhadap anak-anak atau keluarga dan sahabat. Tapi kasih seperti ini akan jauh lebih membawa manfaat apabila diaplikasikan jauh melebihi itu, dengan menjangkau orang-orang diluar sana, yang belum kita kenal bahkan yang sulit dijangkau sekalipun. Kasih seperti inilah yang akan mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik, sebentuk kasih Surgawi yang sudah dipraktekkan oleh Allah sendiri lewat Kristus, kasih yang sudah mendatangkan keselamatan bagi kita dan mendamaikan hubungan antara Sang Pencipta dan yang diciptakan yang tadinya terputus akibat dosa.
Lebih jauh lagi, orang yang memiliki kasih akan tahan menghadapi segala
sesuatu, dan mau melihat sisi baik dari setiap orang, tidak pernah
kehilangan harapan dan sabar. Mari kita lihat rangkaian ayat berikutnya. "Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu." (ay 7). Lantas "Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap".
(ay 8). Semua yang lainnya pada suatu ketika akan lenyap, bahkan hingga
tiga poin penting terakhir yaitu iman, pengharapan dan kasih, Firman
Tuhan mengatakan bahwa diantara ketiganya yang paling besar itu adalah
kasih. "Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih." (ay 13).
Kata "kasih tidak berkesudahan" pada ayat 8 sesungguhnya mengandung
pesan yang sangat penting. Dalam versi Amplified Bible dikatakan "Love never fails".
Kasih tidak akan pernah gagal, tidak pernah gagal untuk membuat
perubahan-perubahan dalam kehidupan kita menuju ke arah yang lebih baik,
tidak pernah gagal untuk memulihkan dan memperbaiki apa yang sudah
rusak atau bahkan hancur. Seandainya alkitab diperas habis, maka
semuanya akan yang akan kita peroleh adalah kasih. Semua bermuara kepada
kasih. Ini pula yang menjadi dua hukum yang terutama yang diberikan
Yesus sendiri. "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang
terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu,
ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua
hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." (Matius 22:37-40).
Mengasihi orang lain, seperti halnya Tuhan mengasihi kita, tanpa
memandang siapa diri mereka, memilah-milah mana yang harus dikasihi dan
mana yang boleh dibenci seperti yang dilakukan sebagian orang yang
keliru dalam mengartikan makna kasih. Ada begitu banyak orang yang
menjadi tawar karena tidak lagi merasakan kasih dalam hidupnya, dan
mereka ini ada di sekitar anda dan saya. Jika anda menganggap bahwa
kasih Tuhan nyata dalam hidup anda, jika anda menyadari bahwa Tuhan
bukan hanya sumber kasih tetapi kasih itu sendiri, jika anda tahu
bagaimana indahnya perasaan dikasihi dan mengasihi, sekarang saatnya
untuk membagikan sukacita yang sama pada mereka yang membutuhkan. Hari
Valentine yang diperingati sebagai hari kasih sayang hendaknya bisa pula
dipakai sebagai sebuah hari yang bukan saja khusus untuk kekasih atau
orang-orang terdekat saja, tetapi jadikanlah itu sebagai titik tolak
bagi kita untuk membagi kasih kepada sesama manusia, tanpa terkecuali.
Selamat Hari Kasih Sayang, Tuhan memberkati!
Semakin anda mengenal kasih Tuhan, hendaknya semakin banyak pula kasih yang kita berikan pada sesama