Ayat bacaan: Yohanes 12:46
======================
"Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan."
======================
"Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan."
Ada banyak kota metropolitan di dunia yang selalu gemerlap seperti tak pernah tidur. Gelar "the city that never sleeps" pun biasanya disematkan pada kota-kota seperti ini. Gedung-gedung pencakar langit, wide screen
besar berisi iklan, lampu-lampu menerangi kota, jalanan yang padat
menjadi saksi akan gemerlapnya kota metropolitan ini. Dengan terangnya
lampu-lampu tanpa pernah berhenti di kota-kota seperti ini, apakah itu
berarti dunia ini terang benderang? Jika ditilik dari cahaya yang
dihasilkan oleh arus listrik, tentu saja. Tapi secara rohani dunia
semakin lama sebenarnya semakin masuk ke dalam kegelapan. Semakin banyak
orang-orang yang saling menyesatkan. Berbagai bentuk pengajaran di
dunia semakin menjauhkan kita dari ketetapan Tuhan, dan itu seringkali
tidak kita sadari karena dikemas dengan sangat indah dan rapi. Tengoklah
hal-hal yang dipercaya dunia sebagai penjamin kebahagiaan. Rumah mewah,
mobil lux, berbagai peralatan, gadget, benda-benda hi-end dan hi-tech,
semua ini tampil dalam iklan-iklan yang memamerkan deretan gigi putih
bersih yang mendorong anda untuk mencari kebahagiaan dengan membeli
produk mereka.
Kita terus bergerak semakin jauh dari kebenaran. Perceraian hari ini bukan lagi hal yang harus dihindari. Menikah saja dulu, nikmati, kalau nanti tidak enak ya tinggal cerai saja. Selingkuh bukan lagi hal tabu yang memalukan. Orang bangga apabila mereka bisa selingkuh karena itu dirasa hebat. Berbagai penyelewengan, penipuan, korupsi, penyuapan, itu juga menjadi hal biasa. Hal-hal seperti ini diperparah dengan hadirnya banyak ajaran sesat yang seolah-olah mengatasnamakan Tuhan namun sebenarnya sama sekali tidak. Mereka mengambil potongan-potongan ayat demi melakukan legitimasi atau pembenaran akan teori-teori mereka. Bayangkan berapa banyak orang percaya yang bisa tersesat jika mereka tidak dibekali dengan kebenaran firman Tuhan secara baik. Orang semakin sosial di dunia maya tapi dingin di dunia nyata. Melihat sekeluarga duduk di restoran tapi semuanya sibuk dengan gadget masing-masing bukan lagi pemandangan yang aneh hari-hari ini. Orang tidak lagi mengenal tetangganya, orang-orang yang hidup disekitarnya. Orang hanya berlomba-lomba mengejar harta tapi mengabaikan keluarga dan persekutuan dengan Tuhan. Dunia semakin terseret ke dalam kegelapan, kekelaman meliputi bangsa-bangsa. "Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa..." kata Yesaya ribuan tahun yang lalu (Yesaya 60:2). Dan itu masih terjadi hingga hari ini, bahkan mungkin secara ironis jauh lebih gelap meski tata cahaya semakin terang benderang.
Adalah unik jika kita melihat salah satu sifat laron atan ngengat. Laron punya kebiasaan mengerubungi lampu, menunjukkan kertarikan luar biasa kepada terang. Meski untuk mendekati lampu tidak jarang mereka bertabrakan, dan sayapnya yang sangat rapuh bisa patah dan membuat mereka tidak lagi bisa terbang, tapi mereka tidak peduli dan terus berebutan mendatangi cahaya. Secara ilmiah sifat ini disebut sebagai phototaksis positif yang dimiliki oleh beberapa jenis hewan seperti laron atau beberapa jenis ikan hingga plankton. Lantas bagaimana dengan manusia? Manusia pun sebenarnya menunjukkan gejala sifat yang sama. Manusia butuh terang dalam hidupnya, sadar atau tidak. Jika anda ingin contoh, ada sebuah kota di salah satu negara Skandinavia yang tidak mendapat pasokan cahaya matahari yang cukup pada musim tertentu. Pada musim dingin mereka bisa sama sekali tidak mendapatkan sinar matahari selama sehari penuh atau bahkan berhari-hari. Dan ternyata, kota ini mendapat tingkat tertinggi di dunia dalam hal bunuh diri akibat depresi meski tingkat kesejahteraan kota itu sama sekali jauh dari buruk. Contoh yang lebih sederhana, anda mungkin termasuk satu dari begitu banyak orang yang takut berlama-lama berada dalam tempat gelap tanpa cahaya. Berada dalam kegelapan bisa menjatuhkan mental, membuat kita takut, mendatangkan depresi dan lain sebagainya. Ini menunjukkan sebuah fakta bahwa manusia pada hakekatnya sama seperti laron dalam hal membutuhkan terang.
Yesus datang ke dunia sebagai terang. "Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia." (Yohanes 9:5) Lantas Yesus juga mengatakan "Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan." (12:46). Tuhan menganggap penting akan kebutuhan manusia untuk diterangi secara rohani, dilepaskan dari kutuk dan berbagai hal yang mengikat kita dalam kebinasaan. Yesus datang ke dunia atas dasar kasih Allah yang begitu besar. Dia menebus kita, memulihkan hubungan kita dengan Allah Bapa dan mendatangkan keselamatan. Itu adalah anugerah yang luar biasa besar, sesuatu yang suka saya gambarkan sebagai The Greatest Love of All. Yesus "yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib." (Filipi 2:6-8). Itu semua dilakukan untuk menyelamatkan kita, manusia-manusia berselubung dosa yang sebenarnya tidak layak menerimanya. Ini sangatlah baik untuk kita renungkan terlebih menjelang perayaan kelahiran Kristus ke dunia yang akan datang sebentar lagi.
Sekali lagi mari kita perhatikan ayat ini. "Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia."
(Yohanes 9:5). Lalu setelah Yesus tidak lagi berada di dunia, siapa
yang akan bertindak sebagai terang? Perhatikan bahwa Tuhan tetap
menerangi anda dengan cahaya kemuliaanNya. Tugas dan panggilan untuk
mejadi terang beralih kepada kita. Kata Yesus: "Kamu adalah terang
dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah
gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di
dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan
orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu
yang di sorga." (Matius 5:14-16). Ini merupakan sebuah panggilan
bagi kita semua yang mendapat terang Kristus untuk mampu menjadi sumber
terang di dunia ini. Artinya, lewat tindakan dan perbuatan, tingkah laku
dan gaya hidup kita, seharusnya kita mampu menjadi terang yang bisa
menarik perhatian orang lain dalam hal-hal yang positif. Sebagai warga
Kerajaan Surga, kita seharusnya bisa tampil beda dengan dunia dan
membawa terang rohani ke dalam dunia yang gelap ini.
Terang berbicara mengenai menjadi contoh yang baik, memancarkan cahaya yang mampu membuat orang lain bisa melihat kemuliaan Tuhan. Seharusnya kita bisa menjadi contoh dengan hidup berbeda dengan kebiasaan dunia yang tidak baik bukannya malah ikut terseret arus kesesatan. Alangkah ironis apabila kita mengaku sebagai pengikut Kristus tapi hidup masih saja penuh ketakutan, kekhawatiran, selalu terlihat cemas. Atau terus melakukan perbuatan tidak jujur, tipu menupu dan sebagainya. Bersikap tidak bersahabat dan kasar terhadap bawahan. Atau keluarganya tidak bisa menjadi contoh teladan karena penuh dengan pertengkaran, keributan bahkan kekerasan. Ketahuilah bahwa sebagai penyandang status anak-anak Allah, kita menjadi pusat perhatian orang. Bukankah memalukan kalau kita malah menunjukkan hal-hal negatif ketimbang positif? Bukan menjadi terang, tapi malah menjadi batu sandungan? Bukannya memberikan teladan, tapi malah menjadi tertawaan? Itu akan membuat orang bukannya mengenal Kristus, tapi malah menjadi semakin anti-pati. Di tengah dunia yang semakin lama semakin kelam dan suram ini seharusnya kita bisa berperan menjadi terang di dunia sehingga orang akan bisa menyaksikan bagaimana terang Kristus yang berada di dalam ternyata kita sungguh sanggup memberikan perbedaan nyata. Dan itu semua akan terlihat jelas dari cara hidup kita.
Terang berbicara mengenai menjadi contoh yang baik, memancarkan cahaya yang mampu membuat orang lain bisa melihat kemuliaan Tuhan. Seharusnya kita bisa menjadi contoh dengan hidup berbeda dengan kebiasaan dunia yang tidak baik bukannya malah ikut terseret arus kesesatan. Alangkah ironis apabila kita mengaku sebagai pengikut Kristus tapi hidup masih saja penuh ketakutan, kekhawatiran, selalu terlihat cemas. Atau terus melakukan perbuatan tidak jujur, tipu menupu dan sebagainya. Bersikap tidak bersahabat dan kasar terhadap bawahan. Atau keluarganya tidak bisa menjadi contoh teladan karena penuh dengan pertengkaran, keributan bahkan kekerasan. Ketahuilah bahwa sebagai penyandang status anak-anak Allah, kita menjadi pusat perhatian orang. Bukankah memalukan kalau kita malah menunjukkan hal-hal negatif ketimbang positif? Bukan menjadi terang, tapi malah menjadi batu sandungan? Bukannya memberikan teladan, tapi malah menjadi tertawaan? Itu akan membuat orang bukannya mengenal Kristus, tapi malah menjadi semakin anti-pati. Di tengah dunia yang semakin lama semakin kelam dan suram ini seharusnya kita bisa berperan menjadi terang di dunia sehingga orang akan bisa menyaksikan bagaimana terang Kristus yang berada di dalam ternyata kita sungguh sanggup memberikan perbedaan nyata. Dan itu semua akan terlihat jelas dari cara hidup kita.
Panggilan untuk menjadi terang juga disebutkan dalam kitab Yesaya. "Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu." (Yesaya 60:1). Meski kota-kota metropolitan semakin terang benderang, tapi itu hanyalah sesuatu yang tampak di permukaan saja, "Sebab sesungguhnya kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa". Tetapi kita idealnya tidak ikut tertutupi gelap, karena secara jelas lewat Yesaya firman Tuhan berkata bahwa "terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu." (ay 2). Apa yang terjadi kepada kita jika kita menjadi terang? Firman Tuhan mencatat hal-hal luar biasa akan hal ini. "Bangsa-bangsa
berduyun-duyun datang kepada terangmu, dan raja-raja kepada cahaya yang
terbit bagimu. Angkatlah mukamu dan lihatlah ke sekeliling, mereka
semua datang berhimpun kepadamu; anak-anakmu laki-laki datang dari jauh,
dan anak-anakmu perempuan digendong....Segala kambing domba Kedar akan
berhimpun kepadamu, domba-domba jantan Nebayot akan tersedia untuk
ibadahmu; semuanya akan dipersembahkan di atas mezbah-Ku sebagai korban
yang berkenan kepada-Ku, dan Aku akan menyemarakkan rumah keagungan-Ku." (ay 3,4,7). Bukan saja jiwa-jiwa akan datang untuk mengenal Tuhan lewat kita, tapi Tuhan pun melimpahi berkat-berkat lainnya.
"Sejumlah besar unta akan menutupi daerahmu, unta-unta muda dari Midian
dan Efa. Mereka semua akan datang dari Syeba, akan membawa emas dan
kemenyan, serta memberitakan perbuatan masyhur TUHAN." (ay 6). Dan
ada banyak lagi yang akan dilimpahkan Tuhan kepada anak-anakNya yang mau
bangkit dan menjadi terang. Bacalah selengkapnya Yesaya 60:1-22, maka
anda akan melihat gambaran keseluruhan yang sungguh sangat jelas.
Sebagai terang, anda akan menjadi pusat yang memberkati. Orang akan
datang berduyun-duyun mencari anda untuk menerima kebenaran, mengalami
Tuhan lewat bimbingan anda. Dan segala yang diperlukan untuk itu akan
disediakan oleh Tuhan. Bukan hanya orang-orang yang datang untuk
ditolong, tapi berkat-berkat Tuhan pun akan berduyun-duyun datang kepada
anda, bukan untuk dipakai buat kemewahan sendiri tetapi untuk
memberkati lebih banyak lagi jiwa-jiwa.
Menjadi terang merupakan kewajiban kita yang percaya kepadaNya. Meski merupakan kewajiban, Tuhan masih pula melimpahkan begitu banyak berkat jika kita mau menjadi pelaku-pelaku firman yang benar. Orang-orang dunia bisa berhimpun datang menuju Kristus jika kita semua mampu menjadi terang seperti yang diharapkan Tuhan. Oleh karenanya kita harus senantiasa menjaga diri kita, segala yang kita perbuat, gaya dan cara hidup kita agar dapat selalu memancarkan terang. Jangan sampai terang kita meredup dan kalah dikuasai kegelapan. "Karena itu perhatikanlah supaya terang yang ada padamu jangan menjadi kegelapan." (Lukas 11:35). Hiduplah senantiasa dengan menjaga kekudusan dan ketaatan, berikan keteladanan yang baik, hingga kehidupan kita bisa menjadi kesaksian nyata dimana orang akan bisa melihat bagaimana luar biasanya hidup berjalan bersama Kristus. Bangkitlah, dan menjadi teranglah, agar semua orang bisa melihat kemuliaan Tuhan bersinar terbit bercahaya atasmu.
Jadilah terang yang penuh daya tarik dan mampu menyatakan betapa luar biasanya hidup bersama Kristus
Menjadi terang merupakan kewajiban kita yang percaya kepadaNya. Meski merupakan kewajiban, Tuhan masih pula melimpahkan begitu banyak berkat jika kita mau menjadi pelaku-pelaku firman yang benar. Orang-orang dunia bisa berhimpun datang menuju Kristus jika kita semua mampu menjadi terang seperti yang diharapkan Tuhan. Oleh karenanya kita harus senantiasa menjaga diri kita, segala yang kita perbuat, gaya dan cara hidup kita agar dapat selalu memancarkan terang. Jangan sampai terang kita meredup dan kalah dikuasai kegelapan. "Karena itu perhatikanlah supaya terang yang ada padamu jangan menjadi kegelapan." (Lukas 11:35). Hiduplah senantiasa dengan menjaga kekudusan dan ketaatan, berikan keteladanan yang baik, hingga kehidupan kita bisa menjadi kesaksian nyata dimana orang akan bisa melihat bagaimana luar biasanya hidup berjalan bersama Kristus. Bangkitlah, dan menjadi teranglah, agar semua orang bisa melihat kemuliaan Tuhan bersinar terbit bercahaya atasmu.
Jadilah terang yang penuh daya tarik dan mampu menyatakan betapa luar biasanya hidup bersama Kristus
Sumber : http://www.renunganharianonline.com