Di dlm Firman-Nya ada kepastian. Roh Kudus akan memimpin kita berjln di atas ketidakpastian. Ia hanya butuh kita percaya & taat Kisah 10:19-20

Kamis, 14 November 2013

BERMASALAH DENGAN MOOD JELEK

Ayat bacaan: 2 Korintus 10:5b
========================
"..Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus"

Apakah anda termasuk orang yang moodnya swing alias naik turun? Jika ya, tahukah anda bahwa mood seperti itu tidak saja merusak bagi anda sendiri tapi juga bisa berpengaruh kepada mood orang lain? Seorang teman saya tengah diambang perceraian bukan karena masalah-masalah besar seperti selingkuh, kondisi ekonomi yang tidak baik dan sejenisnya, tapi hanya karena sudah tidak tahan lagi menjalani bahtera rumah tangga yang terus panas. Saya menanyakan apakah ia sudah mencoba memeriksa dirinya sendiri, karena seringkali masalah justru hadir lewat perilaku kita sendiri yang mengganggu pasangan hidup kita tanpa kita sadari. Tapi menurutnya ia sudah berusaha memberi yang terbaik. Menurut pengakuannya ia telah menekan egonya sampai ke titik terendah, terus mengalah dan berusaha keras membuat suasana di rumah kembali harmonis dalam keseimbangan yang baik. "Setiap saya mengalah, ia akan terus menginjak lebih jauh lagi. Kalau saya melawan, ia malah makin keras. Ia tidak mau meminta maaf meski jelas-jelas salah, sayalah yang terus-terusan harus membujuknya walaupun saya yang tersinggung." kata teman saya. Mood istrinya yang swing membuat suasana rumah ia rasakan seperti ditimpa bara api. "Ada banyak hal yang sebenarnya seharusnya saya peroleh lewat istri. Ada kalanya saya butuh comfort jika sedang susah pikiran, tapi bukan comfort yang saya dapat melainkan sikap ego lewat emosinya yang liar. Yang lebih disayangkan lagi, ini terjadi bukan setelah pernikahan puluhan tahun, tetapi baru menginjak tahun ke 5. Saat ini saya masih berusaha agar ia mengurungkan niatnya karena perceraian biar bagaimanapun tidak akan mendapat pembenaran di hadapan Tuhan, tetapi hari ini mari kita belajar untuk menguasai mood agar tidak naik turun tanpa terkendali sehingga pada akhirnya hanya akan merugikan diri anda dan orang-orang yang anda sayangi.

Mood alias suasana hati adalah bentuk olahan pikiran yang berhubungan dengan perasaan. Mengapa saya katakan demikian? Karena seringkali mood seseorang akan sangat tergantung dari pola pikirnya. Jika ia terus memikirkan hal negatif atau buruk, maka mood akan down dan emosi bisa cepat terbakar bagai rumah yang dilalap api. Apakah itu karena memikirkan masa depan yang tampak suram, terus merasa kekurangan, depresi atas pekerjaan, cemas atas berbagai persoalan hidup atau karena stres menghadapi sibuknya aktivitas sehari-hari, suasana hati akan terbentuk dengan mengikuti pola pikiran yang sedang hinggap dan berdiam di benak seseorang. Lewat pengamatan saya dan pengalaman-pengalaman baik diri sendiri maupun menghadapi orang-orang yang bermasalah dengan mood, soal  mood yang jelek adalah sesuatu yang tumbuh membesar seiring waktu. Maksud saya, apabila mood yang tidak stabil terus dibiarkan merajalela dalam diri kita, kondisinya bisa terus membesar dan semakin parah, hingga pada suatu ketika tidak lagi bisa dikendalikan. Kita mungkin merasa wajar jika sekali waktu suasana hati kita sedang buruk, tetapi coba pupuk maka kita akan begitu mudah mengalami mood jelek meski lewat situasi yang tidak parah-parah amat atau malah ketika segalanya sebenarnya cenderung tanpa masalah. Ada orang yang sedang bernyanyi disebelah kita, kita bisa merasa terganggu, ada yang bicaranya agak keras kita terganggu, ada mobil yang menyalip atau berjalan lamban di depan bisa membuat kita marah. Pendeknya sedikit-sedikit marah, kesal dengan mood yang langsung berantakan. Dalam kehidupan rumah tangga ini bisa menjadi momok yang meretakkan dan menghancurkan. Anda bisa bayangkan sosok suami yang otoriter, pulang dengan suasana hati buruk, membawa kekesalan kerja ke rumah, hanya memerintah dan menuntut, bersikap kasar baik lewat kata-kata maupun ringan tangan. Sebaliknya suami yang berhadapan dengan istri yang mau menang sendiri, gampang tersinggung, menolak dinasihati, sulit untuk berbaikan, tidak peduli perasaan suami tapi selalu menuntut dimengerti, mudah menyalahkan suami jika tidak sesuai dengan pendapatnya, gemar memerintah dan suka melarang apapun yang ingin dilakukan suaminya tanpa alasan jelas, kesal melihat suaminya santai dan sebagainya. Ini akan membuat rumah menjadi panas bagai medan perang terbuka. Tidak ada lagi yang sadar bahwa disana sebenarnya iblis akan berpesta pora membuat semuanya menjadi hancur habis-habisan. Ini adalah habitat yang sangat disenangi si jahat, yang seharusnya tidak boleh kita biarkan berkembang dalam kehidupan kita. Pada akhirnya semua berakhir, bahkan penyesalan tidak lagi bisa mengembalikan situasi sama seperti sebelum semua itu terjadi.

Jika demikian, bisakah mood dikendalikan? Tentu saja bisa, malah seperti itulah seharusnya. Kita tidak boleh membiarkan mood merusak performance kehidupan kita sehingga kita tidak bisa tampil baik, baik dalam hal bekerja maupun dalam hubungan sosial antar manusia, pertemanan terlebih keluarga. Agar bisa melakukan ini, Alkitab mengajarkan kita lewat Paulus dan rekan-rekan sekerjanya yang terus berusaha untuk menghancurkan berbagai pola pemikiran yang dibangun lewat keangkuhan/kesombongan yang sebenarnya menentang pengenalan akan Allah yang penuh kasih. "..Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus" (2 Korintus 10:5b). Menaklukkan, menangkap hingga menyerah total, menundukkan, to make it fully surrendered into the obedience of Christ. Itu yang dianggap Paulus merintangi pengenalan akan kebenaran firman Tuhan terlebih pengaplikasiannya dalam kehidupan manusia. Jadi untuk bisa mengendalikan mood yang naik turun tak karuan, kita harus menawan segala pikiran kita dan menaklukkannya kepada Kristus. Make them all fully surrendered, take away all the power and force of our thoughts into Christ. 

Lewat Yesaya firman Tuhan berkata: "dimana ada kebenaran disitu akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran adalah ketenangan dan ketenteraman." (Yesaya 32:17) Perhatikan baik bahwa damai sejahtera tumbuh sebagai efek atau dampak dari kebenaran, dan itu bukan hanya untuk sementara tapi dikatakan selamanya. Jadi jelas bahwa damai sejahtera akan tumbuh apabila manusia hidup dengan kebenaran Allah,  mematuhi dan melaksanakan ketetapan-ketetapan Tuhan dengan sepenuh hati, sungguh-sungguh dan tidak pilih-pilih. Selanjutnya dalam bagian lain di kitab Yesaya kita bisa melihat ayat lainnya yang jugabberhubungan, "Yang hatinya teguh Kaujagai dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya."(26:3). Orang yang teguh hati, yang pikiran dan perbuatannya selalu melekat pada Tuhan, berserah dan bergantung kepada Tuhan dan terus berharap kepada Tuhan, itulah yang akan dijaga Tuhan dengan damai sejahteraNya. Sebuah damai sejahtera yang sejati berasal dari Allah dan tidak bisa digantikan dengan yang lain, itulah yang akan mendatangkan ketentraman dan ketenangan.

 Pikiran dan perasaan adalah titik-titik lemah yang rapuh yang sangat rentan untuk diserang. Segala pikiran negatif bisa meracuni pola pikir dan hati/perasaan kita sehingga lama-lama kita tidak lagi merasakan damai sejahtera didalamnya. Sangatlah ironis bila kita yang sudah percaya masih juga terus dihantui masalah pikiran dan perasaan seperti ini. Ingatlah bahwa Tuhan sudah menyediakan damai sejahtera dan ketenangan pikiran bagi kita, yang akan memampukan kita untuk menghadapi segala sesuatu tanpa harus kehilangan sukacita. Yang dibutuhkan adalah iman kita untuk percaya kepadaNya dengan sepenuh hati, teguh menuruti ketetapan-ketetapanNya.

Tidak ada janji Tuhan yang tidak Dia genapi. Benar bahwa situasi sulit akan selalu ada dalam hidup kita. Tetapi kita akan mampu untuk senantiasa tenang jika bersama Tuhan. Tuhan membekali kita dengan damai sejahtera, ketentraman dan ketenangan sebagai produk dari kebenaranNya. Apa yang mengganggu mood/perasaan/suasana hati anda saat ini? Anda merasa takut? Tuhan sudah mengatakan "jangan takut, percaya saja." (Markus 5:36). Anda tengah lelah akibat ditimpa beban berat pada pundak anda? Tuhan mengatakan akan memberi kelegaan (Matius 11:28). Anda tengah menghadapi masalah yang membutuhkan pertolongan? Tuhan sudah mengatakan bahwa tanganNya tidak kurang panjang untuk menyelamatkan dan pendengaranNya tidak kurang tajam untuk mendengar tangisan anda. (Yesaya 59:1). Anda termasuk orang yang cepat marah? Sadarilah firman Tuhan sudah mengingatkan bahwa "amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah." (Yakobus 1:20). Anda merasa masa depan anda suram? Tuhan mengatakan bahwa Dia telah memberi rancangan damai sejahtera kepada anak-anakNya yang menjamin hari depan yang penuh harapan. (Yeremia 29:11). Bahkan apabila anda merasa bahwa terlepas dari masalah merupakan sesuatu yang mustahil karena sudah terlalu parah, Tuhan sudah berseru bahwa "Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya" (Markus 9:23), "Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." (Lukas 1:37). Semua ini seharusnya bisa dijadikan dasar bahwa mood sesungguhnya bisa dikendalikan dan bukan merupakan sesuatu yang liar. Tidak ada alasan bagi kita untuk mengadopsi pemikiran-pemikiran yang negatif, karena orang percaya seharusnya menawan dan menaklukkan pikirannya kepada Kristus.

Jika ada diantara anda yang saat ini mengalami permasalahan dengan suasana hati atau mood yang naik turun/swing, baik yang mengalaminya secara langsung maupun punya hubungan dekat dengan orang-orang berperilaku seperti ini, ingatlah bahwa mood seperti itu itu bisa dikendalikan dan tidak boleh dibiarkan tumbuh bebas. Suasana hati yang tak terkendali akan membuat etos kerja kita menurun, membuat kita tidak melakukan berbagai peran, fungsi dan tanggung jawab kita dengan baik dan merintangi kita untuk menuai segala kebaikan dari Tuhan sesuai janjiNya. Don't let your mood overcome you, but gain a full control of it by leading it into Christ. Jangan biarkan pikiran-pikiran buruk berkecamuk dalam diri anda dan membuat perasaan anda tak terkendali, karena pada suatu ketika nanti kerugian yang anda derita bisa begitu besar, korban sudah terlanjur jatuh dan kerusakan terlanjur parah sehingga kalaupun masih bisa dibenahi akan memerlukan waktu, usaha dan lainnya yang tidak sedikit

Never, ever let your mood dictate your manners, because it's very dangerous and destructive




Sumber :  http://www.renunganharianonline.com




« »
« »
« »
Get this widget