Di dlm Firman-Nya ada kepastian. Roh Kudus akan memimpin kita berjln di atas ketidakpastian. Ia hanya butuh kita percaya & taat Kisah 10:19-20

Minggu, 31 Maret 2013

MENJADI TERANG DI DUNIA USAHA DAN PEKERJAAN

Ayat bacaan: Daniel 6:2-3
=====================
"Lalu berkenanlah Darius mengangkat seratus dua puluh wakil-wakil raja atas kerajaannya; mereka akan ditempatkan di seluruh kerajaan; membawahi mereka diangkat pula tiga pejabat tinggi, dan Daniel adalah salah satu dari ketiga orang itu; kepada merekalah para wakil-wakil raja harus memberi pertanggungan jawab, supaya raja jangan dirugikan."
Sebagai orang percaya kita diminta untuk bangkit dan menjadi terang, sebab terang Tuhan sudah terbit atas kita. Ini dikatakan dalam Yesaya 60:1. Dimana kita bisa menjadi terang ketika terang kemuliaan Tuhan itu terbit atas kita? Tentu saja kita bisa memulainya dari lingkungan sekitar kita, dan itu termasuk pula dalam dunia pekerjaan dimana kita ditempatkan. Kita harus paham bahwa ditempat kita bekerja, berusaha dan menjalankan profesi kita, ada banyak jiwa yang membutuhkan terang Tuhan. Ini yang sering kita lupakan. Kita berpikir bahwa menjadi terang itu hanya bisa dilakukan lewat pelayanan-pelayanan di gereja atau persekutuan, tetapi kita lupa bahwa di tempat kita bekerja (market place) pun kita harus pula bisa menjadi terang yang memberkati banyak orang.
Akan hal ini kita bisa belajar lewat Daniel, bagaimana melalui kehidupannya ia mampu membuat raja Darius pada akhirnya memerintahkan seluruh rakyatnya untuk takut dan gentar terhadap Allahnya Daniel.

Perhatikanlah ayat bacaan hari ini. "Lalu berkenanlah Darius mengangkat seratus dua puluh wakil-wakil raja atas kerajaannya; mereka akan ditempatkan di seluruh kerajaan; membawahi mereka diangkat pula tiga pejabat tinggi, dan Daniel adalah salah satu dari ketiga orang itu; kepada merekalah para wakil-wakil raja harus memberi pertanggungan jawab, supaya raja jangan dirugikan." (Daniel 6:2-3). Pada masa pemerintahan raja Darius, Daniel diangkat menjadi satu dari tiga pejabat tinggi yang bertugas mengawasi seratus dua puluh wakil raja. Diantara ketiga pejabat tinggi ini, raja bermaksud untuk mengangkat Daniel sebagai yang tertinggi (ay 4) sehingga itu menimbulkan iri di hati kedua pejabat lainnya. (ay 5). Mereka pun mencari akal untuk menjebak Daniel. Salah satunya adalah dengan memaksa raja membuat peraturan yang dapat menjadi perangkap buat Daniel, yaitu lewat hal ibadah Daniel kepada Allahnya. (ay 6). Raja Darius ternyata menyetujui untuk membuat peraturan itu tanpa mengerti rencana jahat dibelakangnya. Meski kelihatannya Daniel terperangkap dan akan kalah, tapi lihat bahwa Tuhan memunculkan kebenarannya dan membuat raja akhirnya mempermuliakan Allah Daniel.

Dari kisah singkat ini ada tiga hal yang bisa kita pelajari dan teladani dari Daniel.

1. Daniel tetap setia beribadah kepada Tuhan
Dikatakan dalam kitab Daniel bahwa ia setiap hari berlutut, berdoa dan memuji Tuhan tiga kali secara teratur. Hebatnya Daniel tetap setia melakukan itu meski muncul peraturan yang menghalanginya untuk beribadah. (ay 5-10). Meski ada hukuman yang harus ia terima, dan hukuman itu sangat mengerikan yaitu dilemparkan ke gua singa, ia tidak bergeming dalam hal iman dan kepercayaannya kepada Tuhan. Dalam lingkungan sehari-hari termasuk dalam lingkungan usaha dan pekerjaan kita, bisa saja ada tekanan-tekanan dan perlakuan tidak adil yang harus kita terima karena iman kita kepada Kristus. Bisa jadi ada tawaran-tawaran yang diberikan agar kita menyangkal iman kita atau setidaknya untuk tidak melakukan hal-hal sesuai Firman Tuhan. Seperti Daniel, hendaklah kita tetap setia meskipun mungkin kita harus menapak jalan yang lebih berat dan terjal. Apa yang akan menjadi ganjarannya apabila kita setia? Firman Tuhan berkata: "..Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan." (Wahyu 2:10). Lalu lihat pula pesan Paulus kepada Titus: "...hendaklah selalu tulus dan setia, supaya dengan demikian mereka dalam segala hal memuliakan ajaran Allah, Juruselamat kita." (Titus 2:10). Biarlah kita juga seperti Daniel yang tetap mempermuliakan tuhan dan melakukan Firman serta kehendakNya. Pada suatu ketika mereka yang menolak akan bisa melihat kebenaran apabila kita tetap dengan sungguh hati dan setia mengikuti kehendak Tuhan.

 2. Daniel tidak membalas kejahatan dengan kejahatan
Daniel tahu bahwa kedua pejabat tinggi lainnya yang notabene teman sekerja sendiri sedang menyediakan perangkap baginya. Tapi Daniel tidak tertarik untuk menyerang, mengkonfrontir atau membalas mereka. Bahkan ia tidak mengelak sama sekali karena ia terus mengandalkan Tuhan dengan sepenuh hati. Benar bahwa Alkitab mengatakan bahwa kita harus cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati di dunia yang jahat (Matius 10:16), tapi ingatlah bahwa cerdik tidaklah sama dengan kejahatan. Ada batas-batas yang tetap tidak boleh kita langgar supaya jangan sampai kita seolah-olah cerdik tetapi ternyata di mata Tuhan itu dinaggap sebagai sebuah kejahatan. Dalam Yesaya 53:7 dinubuatkan bahwa Yesus dalam menghadapi aniaya membiarkan diriNya ditindas, seperti domba yang kelu dibawa ke pembantaian. Itulah tepatnya yang terjadi. Dalam Roma 12 kita mendapati nasihat yang sama lewat Paulus. "Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang....Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya. Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!" (Roma 12:17-21). Lebih dari sekedar tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, kita justru diminta untuk memberkati, mengasihi dan mendoakan orang-orang yang berbuat jahat kepada kita. "Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu." (Matius 5:44)

3. Daniel tetap percaya dan mengandalkan Tuhan
Dalam Daniel 6:17 kita bisa melihat bahwa Daniel sempat dilemparkan ke gua singa. Jika kita menjadi Daniel, tentu itu merupakan saat-saat genting yang sangat berat bahkan mengerikan untuk dihadapi. Tapi kita bisa mengetahui bagaimana reaksi Daniel dalam menghadapi saat-saat genting antara hidup dan mati itu. Kita tahu bagaimana akhir kisah ini. Tapi sebelum itu terjadi, sangatlah menarik melihat apa yang dikatakan raja Darius sebelum Daniel dieksekusi. "Sesudah itu raja memberi perintah, lalu diambillah Daniel dan dilemparkan ke dalam gua singa. Berbicaralah raja kepada Daniel: "Allahmu yang kausembah dengan tekun, Dialah kiranya yang melepaskan engkau!" (ay 17). Darius adalah seorang raja yang sebenarnya tidak menyembah Allah Daniel yang hidup, tetapi ternyata ia bisa melihat bagaimana Daniel selama ini diberkati secara luar biasa oleh Allahnya. Itulah yang persisnya terjadi. Daniel tetap percaya meski dalam situasi hidup dan mati. Imannya tidak goyah sedikitpun, ia tetap percaya dan mengandalkan Tuhan meski situasinya sudah sedemikian gentingnya. Dan buah yang ia petik pada akhirnya pun manis. Allah Daniel, Allah kita semua adalah Allah yang hidup dan berkuasa atas segala sesuatu, dan berkuasa melakukan segala sesuatu. Pada akhirnya, raja Darius menyaksikan kuasa Allah yang besar, hingga ia pun memerintahkan bangsa yang ia pimpin untuk takut dan gentar akan Allahnya Daniel. "Bersama ini kuberikan perintah, bahwa di seluruh kerajaan yang kukuasai orang harus takut dan gentar kepada Allahnya Daniel, sebab Dialah Allah yang hidup, yang kekal untuk selama-lamanya; pemerintahan-Nya tidak akan binasa dan kekuasaan-Nya tidak akan berakhir. Dia melepaskan dan menolong, dan mengadakan tanda dan mujizat di langit dan di bumi, Dia yang telah melepaskan Daniel dari cengkraman singa-singa." (ay 27-28).

Dalam kehidupan kita di market place atau dunia usaha, lingkungan pekerjaan atau usaha kita, biarlah ketiga hal ini kita lakukan dengan tekun dan taat. Mungkin masalah atau pergumulan kita tidaklah seberat yang dihadapi Daniel, tapi Daniel berhasil membuktikan kebesaran Allahnya di tempat dimana ia bekerja. Dan seperti itu pulalah hendaknya kita. Seperti yang Daniel alami setelahnya, kita pun rindu melihat banyak orang bisa menyaksikan kebesaran dan kebaikan Kristus. Disanalah kita bisa menjadi terang yang menyinari dan memberkati banyak orang.

Bersinar bukan hanya di keluarga, tempat tinggal atau gereja, tapi juga di dalam dunia usaha dan pekerjaan




Sumber:  http://renungan-harian-online.blogspot.com




« »
« »
« »
Get this widget