Ayat bacaan: Markus 4:19
=================
"Then the cares and anxieties of the world and distractions of the
age, and the pleasure and delight and false glamour and deceitfulness
of riches, and the craving and passionate desire for other things creep in and choke and suffocate the Word, and it becomes fruitless."
Awalnya
tertusuk duri, kemudian telapak kaki infeksi, membengkak dan bernanah.
Itu dialami oleh salah seorang teman saya ketika menjalani masa KKN
sekian tahun yang lalu. Pada waktu itu ia harus berjuang melewati semak
duri karena tersasar di dalam hutan. Ia sudah berusaha untuk melewati
semak duri dengan sebisa mungkin, namun tidaklah mungkin kita bisa
melewati semak duri tanpa lecet sedikitpun. Ia tertusuk dan tergores
disana sini, dan salah satu bagian tubuhnya yaitu telapak kaki ternyata
mengalami infeksi yang cukup menyakitkan. Ia demam tinggi dan sempat
hampir pingsan akibat mengalami shock atas rasa sakit ketika menjalani
perawatan, dan membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk bisa pulih
sepenuhnya. Jika tertusuk saja sudah sakit, lihatlah bagaimana sakitnya
ketika luka yang ditinggalkan kemudian berubah menjadi sebuah infeksi
seperti itu. Sebuah duri itu kecil saja, tetapi akibat yang ditimbulkan
bisa cukup parah.
Tuhan Yesus memberi sebuah perumpamaan yang menarik mengenai penabur firman seperti yang tertulis di Markus 4:1-20. Ada yang jatuh di pinggir jalan,
lalu datanglah burung memakannya sampai habis. (ay 4). Ini
menggambarkan orang yang mendengar firman tapi tidak menyimpannya dengan
baik dalam hatinya. Mereka puas hanya dibagian luar saja, dan kemudian
iblis pun datang mengambil firman yang ditaburkan pada mereka. Ada yang jatuh di tanah berbatu-batu,
kata Yesus dalam ayat 5, dan kita sama-sama tahu bahwa tanaman tidak
akan bisa berakar kuat apabila akarnya tidak bisa menembus kerasnya
batu. Kalaupun tumbuh tentu tidak akan bisa baik hasilnya. Seperti
perumpamaan itu, demikian pula orang yang menerima firman Tuhan tetapi
hatinya keras bagai timbunan batu. "Demikian juga yang ditaburkan di
tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar firman itu dan
segera menerimanya dengan gembira, tetapi mereka tidak berakar dan
tahan sebentar saja. Apabila kemudian datang penindasan atau
penganiayaan karena firman itu, mereka segera murtad." (ay 16-17). Lalu ada firman yang jatuh tertabur di semak duri, yang saya ingin fokuskan untuk renungan hari ini. Yesus berkata: "Dan
yang lain ialah yang ditaburkan di tengah semak duri, itulah yang
mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan
dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah menghimpit firman
itu sehingga tidak berbuah." (ay 18-19). Duri itu kecil. Seperti
itu pula berbagai hal-hal yang sepertinya kecil dan kita abaikan,
tetapi nyatanya tetap berpotensi besar untuk menghancurkan kita.
Seringkali kita awas terhadap kejahatan-kejahatan yang besar dan mudah
untuk menghindarinya. Namun di sisi lain kita sering membiarkan berbagai
dosa-dosa kecil, yang mungkin tidak terlihat atau kurang terasa, namun
seperti duri yang ukurannya relatif kecil namun tetap bisa melukai
bahkan mencelakakan kita.
Mari kita lihat lebih jelasnya ayat 19 ini dalam versi bahasa Inggrisnya. Dalam Bible versi English Amplified berbunyi: "Then
the cares and anxieties of the world and distractions of the age, and
the pleasure and delight and false glamour and deceitfulness of riches,
and the craving and passionate desire for other things creep in and
choke and suffocate the Word, and it becomes fruitless." Perhatikan bahwa disana dikatakan bahwa duri-duri ini bisa menyusup (creep in) lalu mencekik (choke) dan menghambat jalur pernafasan (suffocate)
sehingga Firman itu pun tidak bisa berbuah. Jika kita melihat apa saja
yang dikatakan duri dalam ayat ini, maka kita akan mendapatkan bahwa
secara umum duri-duri itu mewakili hal-hal yang sering kita beri
toleransi karena dianggap kecil dan tidak berbahaya, yaitu:
- Cares and anxieties of the world (kekuatiran dan kegelisahan dalam dunia)
- Distractions of the age (gangguan atau kebingungan dari zaman ini)
- The pleasure and delight (kesenangan dan kegembiraan)
- False glamour and deceitfulness of riches (kegemerlapan yang palsu dan tipu daya kekayaan)
- The craving and passionate desire for other things (kecanduan dan hasrat yang menggebu untuk hal-hal lainnya)
Lihatlah baik-baik. Bukankah point-point di atas merupakan sesuatu yang
seringkali tidak kita awasi dengan baik dan terus menerus kita biarkan
untuk hadir bahkan berkuasa dalam hidup kita? Inilah semak-semak duri
itu, yang walaupun kecil tetapi sanggup menghimpit Firman sehingga tidak
bisa berbuah. Kata menghimpit ini dalam bahasa Inggrisnya Bukan saja
dikatakan choke alias mencekik, tetapi juga "suffocate", yang
artinya membunuh dengan cara menghambat akses masuknya udara/oksigen
sehingga kita tidak bisa bernafas. Bayangkan seandainya wajah kita
dibekap dengan plastik sehingga tidak bisa bernafas, seperti itulah
bentuknya.
Adalah sangat bagus apabila kita sudah mampu menghindari
kejahatan-kejahatan yang dianggap besar seperti membunuh, mencuri dan
sebagainya, namun jangan lupakan pula hal-hal yang terlihat kecil namun
cukup punya kemampuan untuk membuat firman tidak bisa berbuah lalu
membahayakan kelangsungan perjalanan kita. Dimana seharusnya firman itu
jatuh? Ayat selanjutnya mengatakan: "Dan akhirnya yang ditaburkan
di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut firman itu
lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali
lipat, dan ada yang seratus kali lipat." (ay 20). Jatuh di tanah
yang subur dan gembur, itu akan membuat firman itu bisa berbuah puluhan
bahkan ratusan kali lipat. Seperti itulah dikatakan firman yang jatuh
di hati yang baik.
Paulus mengingatkan Timotius: "Seorang prajurit yang sedang berjuang
tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan
demikian ia berkenan kepada komandannya." (2 Timotius 2:4). Kita
diminta untuk tidak memusingkan diri dengan soal-soal penghidupan, dan
seharusnya lebih fokus untuk melakukan hal-hal yang akan membuat Tuhan
berkenan atas kita. Jika kita mau merenungkan baik-baik, pada akhirnya
kita akan mendapati bahwa tidak ada satupun hal yang lebih penting
selain meluangkan waktu dalam doa dan bertumbuh dalam Firman bersama
Tuhan, lantas selanjutnya mengaplikasikannya dalam setiap sendi
kehidupan kita. Adalah penting bagi kita untuk mengawasi "duri-duri"
kecil yang mampu menghambat atau bahkan menghentikan langkah kita.
Ukurannya memang kecil, tapi infeksi yang diakibatkannya bisa mematikan.
Seperti itulah semak duri yang disebutkan Yesus. Jangan biarkan semak
duri itu mengganggu kita. Sekecil dan sesedikit apapun, tebang habis
segera semua semak duri, dan biarkan firman itu jatuh di tempat yang
baik agar bisa berbuah dengan subur berlipat ganda.
Jangan pernah biarkan semak duri seperti apapun tumbuh dalam hati kita
Sumber : http://renungan-harian-online.blogspot.com