Di dlm Firman-Nya ada kepastian. Roh Kudus akan memimpin kita berjln di atas ketidakpastian. Ia hanya butuh kita percaya & taat Kisah 10:19-20

Kamis, 27 Februari 2014

KUNCI KEBAHAGIAAN SEJATI

Ayat bacaan: Lukas 11:28
===================
"Tetapi Ia berkata: "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya."

Apa yang anda percaya akan mendatangkan kebahagiaan? Dunia terus membombardir kita dengan ajakan untuk berpusat pada harta, kepemilikan barang-barang mahal dan kemewahan. Kita terus melihat deretan gigi putih dibalik senyuman lebar orang-orang yang mampu membeli mobil, apartemen lux atau produk-produk lainnya dalam begitu banyak iklan di televisi. Sebuah iklan apartemen menjanjikan investasi lebih dari 100% dalam waktu singkat apabila dibeli. Dalam sebuah wawancara, salah seorang manajernya mengatakan bahwa investasi itu akan menjamin hari depan dan kebahagiaan pada konsumen. Inilah bentuk kebahagiaan yang diajarkan oleh dunia dan dipegang oleh para penganutnya. Salah seorang teman saya sedang pusing karena ibu dari kekasihnya mengultimatum agar ia memiliki rumah dan mobil mewah terlebih dahulu sebelum menikahi anaknya. "Kalau tidak ada yang dua itu, anak saya sudah pasti tidak akan bahagia." demikian kata si ibu seperti yang diceritakan teman saya itu. Teman lainnya di kota kecil mengalami masalah mirip. Ibu dari kekasihnya tidak menyetujui hubungan mereka hanya karena ia bukan pegawai negeri. Padahal teman saya yang satu ini sudah sukses berwiraswasta. Ukuran kebahagiaan ternyata beda-beda dan kebanyakan diukur dari uang, materi dan kepemilikan barang-barang. Kalau ingin punya senyum sebahagia orang-orang di iklan, ya beli produk-produknya. Kalau tidak punya uang untuk itu, ya usahakan. Tidak peduli caranya bagaimana, yang penting uangnya cukup untuk membeli semuanya. Mau mengorbankan orang lain, mau mengemplang yang bukan hak milik, mau kerja nonstop seperti kuda, yang penting bisa memenuhi semua kebutuhan yang kata dunia sanggup menjamin kebahagiaan.

Saya tidak pernah tertarik melihat apa yang diumbar dunia bisa mendatangkan kebahagiaan. Apa yang saya beli adalah hal-hal yang memang saya perlukan baik untuk bekerja maupun untuk hal-hal lain yang memang saya butuhkan. Mobil mewah biar gaya? Rumah mewah supaya membuat orang berdecak kagum? Tumpukan atau gonta-ganti gadget tanda mengikuti trend dan tehnologi? Baju dan aksesoris bermerek agar terlihat kaya? Deretan panjang kartu kredit ketika buka dompet? Semua itu sama sekali tidak penting bagi saya, karena saya tahu pasti bahwa itu tidak akan pernah bisa menjamin kebahagiaan. Kalau kebahagiaan hanya diukur dari sana, anda akan kecewa karena anda akan terus merasa kurang dan kurang lagi. Berapapun banyaknya harta kekayaan itu tidak akan pernah bisa membuat lubang yang ada di dalam hati mengalami kepenuhan. Lihatlah orang-orang yang secara materi berlimpah tetapi hidupnya jauh dari bahagia dan tidak merasakan damai sejahtera. Hidup saya jauh dari kemewahan. Kartu kredit saja saya tidak pernah tertarik untuk memilikinya karena bagi saya itu sama saja dengan berhutang. Tanpa tumpukan gadget, barang mewah, kendaraan mahal, apakah saya tidak bahagia? Justru sebaliknya, saya merasakan kepenuhan hati yang membawa rasa bahagia dan damai sejahtera, dan itu tidak tergantung dari situasi dan kondisi. Saya menikmati dan bersyukur atas apa yang saya miliki hari ini. I'm thankful for what I have, I'm happy with them and I don't need to ask for more. 

Sejak saya lahir baru saya terus belajar untuk menyerahkan hidup sepenuhnya kepada Tuhan. Itu artinya saya akan berseberangan dengan pola pikir atau bentuk pengajaran dunia yang dianut oleh begitu banyak orang. So be it, tidak masalah. Menyerahkan hidup kepada Tuhan membuat saya tidak perlu takut, kuatir atau ragu dalam menjalani hidup. Faktanya, setiap kali saya membutuhkan sesuatu, Tuhan sendiri yang sediakan. Itu sudah terbukti dalam begitu banyak kesempatan sehingga saya tahu pasti bahwa itu bukan sebuah kebetulan. Jadi apabila Yesus mengingatkan kita "Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu" (Matius 6:33), itu sangatlah benar karena saya sendiri sudah membuktikannya. Mencari Kerajaan Allah, aim at and strive after His Kingdom and His righteousness first of all, itu bicara mengenai komitmen kita untuk menempatkan Tuhan sebagai prirotas utama, menjalankan hidup taat sepenuhnya, mematuhi perintahNya dan menjauhi laranganNya, melaksanakan tugas atau panggilan seperti yang sudah Dia rencanakan atas diri kita sejak semula, mengerti dan melakukan firmanNya.

Yesus sudah menyampaikan langsung mengenai apa yang sebenarnya mendatangkan kebahagiaan sejati. Berulang kali Dia menekankan pentingnya untuk mengerti apa yang menjadi kehendak Tuhan sehingga kita harus paham bahwa artinya itu sangatlah penting. Lihatlah perikop Lukas 11:27-28 yang diberi judul "Siapa yang berbahagia". Disini Yesus secara jelas memberi kunci bagaimana kita bisa memperoleh atau memiliki kebahagiaan yang sejati. Siapa yang berbahagia? Kata Yesus: "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya." (ay 28). Ternyata kunci kebahagiaan sejati tidak terletak pada hal-hal seperti yang dipercaya dunia melainkan terletak pada sejauh mana kita mau mendengar firman Tuhan dan memeliharanya. Dalam versi Bahasa Indonesia Sehari-hari kata memelihara disebut dengan "menjalankannya", dalam versi Bahasa Inggrisnya dikatakan "obey and practice it", mematuhi dan melakukannya.

Adalah baik jika kita sudah rajin mendengar atau membaca firman Tuhan. Tapi itu tidaklah cukup sebelum kita meningkatkan dengan mengerti atau memahami dan kemudian melakukan. Tanpa itu semua, sia-sialah apa yang kita ketahui. Perhatikan bagaimana Yesus menegur beberapa orang Saduki karena mereka tahu kitab suci, tapi tidak mengerti isinya apalagi kuasa Allah. Hal demikian disebut Yesus dengan sesat. (Matius 22:29).

Dalam kisah "perumpamaan tentang seorang penabur" pada Matius 13:1-23,Yesus menjelaskan bahwa apa yang ditaburkan di tanah yang baik adalah orang yang mendengar firman, lalu mengerti akan firman itu. Dan karenanya, orang yang berlaku demikian akan berbuah berlipat ganda. (Matius 13:23) Jika kita mau hidup bahagia dan hidup berbuah berlipat ganda, kita tidak cukup hanya membaca firman Tuhan, tapi juga harus mengerti, taat dan melaksanakannya. Mendengar, mengerti dan melakukan firman, itulah yang akan mendatangkan kebahagiaan dalam hidup kita.

Pertanyaan selanjutnya, seperti apa buah yang bisa dipetik oleh orang-orang yang mau mendengar dan melakukan dengan setia firman-firman Tuhan ini sehingga kebahagiaan sejati bisa menjadi milik mereka? Jika anda ingin poin-poinnya, semua itu tertulis dalam Ulangan 28:1-14. Perikop ini dimulai dengan sebuah kunci yang ternyata sama dengan apa yang dikatakan Yesus.  "Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi." (ay 1). Lantas apa saja berkat yang menjadi buah dari ketaatan kita dengan mendengar dan melakukan firman Tuhan? Ayat-ayat selanjutnya menjabarkan satu persatu dengan terperinci.
- "Diberkatilah engkau di kota dan diberkatilah engkau di ladang" (ay 3).
- "Diberkatilah buah kandunganmu, hasil bumimu dan hasil ternakmu, yakni anak lembu sapimu dan kandungan kambing dombamu." (ay 4).
- "Diberkatilah bakulmu dan tempat adonanmu" (ay 5)
- "Diberkatilah engkau pada waktu masuk dan diberkatilah engkau pada waktu keluar." (ay 6)
- "TUHAN akan membiarkan musuhmu yang maju berperang melawan engkau, terpukul kalah olehmu. Bersatu jalan mereka akan menyerangi engkau, tetapi bertujuh jalan mereka akan lari dari depanmu." (ay 7)
- "TUHAN akan memerintahkan berkat ke atasmu di dalam lumbungmu dan di dalam segala usahamu; Ia akan memberkati engkau di negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu." (ay 8)
- "TUHAN akan menetapkan engkau sebagai umat-Nya yang kudus, seperti yang dijanjikan-Nya dengan sumpah kepadamu, jika engkau berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, dan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya. Maka segala bangsa di bumi akan melihat, bahwa nama TUHAN telah disebut atasmu, dan mereka akan takut kepadamu." (ay 9-10)
- "Juga TUHAN akan melimpahi engkau dengan kebaikan dalam buah kandunganmu, dalam hasil ternakmu dan dalam hasil bumimu--di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu untuk memberikannya kepadamu." (ay 11)
- "TUHAN akan membuka bagimu perbendaharaan-Nya yang melimpah, yakni langit, untuk memberi hujan bagi tanahmu pada masanya dan memberkati segala pekerjaanmu, sehingga engkau memberi pinjaman kepada banyak bangsa, tetapi engkau sendiri tidak meminta pinjaman." (ay 12)
- "TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia, dan apabila engkau tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri dari segala perintah yang kuberikan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti allah lain dan beribadah kepadanya." (ay 13-14).

Atas semua berkat-berkat seperti itu yang turun atas kita, tidakkah kita akan menjadi orang yang paling berbahagia di muka bumi ini? Lihatlah bahwa itu semua bisa menjadi milik orang-orang yang dengan serius mendengarkan suara Tuhan dan setia menjalankannya alias hidup sebagai pelaku-pelaku firman yang tidak setengah-setengah.

Benar, untuk bisa melakukan itu tidaklah mudah, terlebih ketika kita terus menerus dibombardir oleh begitu banyak paham atau pengajaran dunia yang terus mengejar kekayaan dan kemakmuran dari segi materi dan kepemilikan atas barang-barang. Menjalani bentuk hidup yang berbeda itu sulit. Tapi dengan janji Tuhan akan berkat seperti yang dirinci di atas, mengapa tidak? Apalagi jika kita melihat bahwa harta sama sekali tidak sanggup untuk menjamin kebahagiaan. Selalu ada ruang kosong dalam hati kita yang butuh diisi hingga mencapai kepenuhan. Semua orang berusaha mengisinya, dan cara-cara keliru tidak akan pernah bisa menambal lubang itu. Mungkin bisa untuk sementara, tetapi dalam sekejap semua akan kembali sirna. Berjalan dalam ketaatan akan Tuhan, mendengar, memahami dan menjalankan firmanNya akan membuat hidup kita berpusat pada Tuhan, dan disanalah segala berkat tercurah dan menjamin kebahagiaan kita. Anda rindu untuk menikmati hidup yang bahagia, penuh damai sejahtera dan terus berbuah sepanjang musim? Caranya sudah disampaikan. Semua tergantung keputusan atau pilihan kita, apakah kita mau memegang kuncinya atau menolak.

Kunci kebahagiaan sejati terletak pada kehidupan yang berpusat pada Tuhan, mendengar, mematuhi dan melakukan firmanNya




Sumber : http://www.renunganharianonline.com 




« »
« »
« »
Get this widget