Ayat bacaan: 2 Korintus 9:6
====================
"Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga."
====================
"Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga."
Ada sebidang tanah tepat disamping rumah saya yang sepertinya sudah
ditinggalkan oleh pemiliknya. Karena tidak terpakai, ada seorang warga
desa yang mempergunakannya untuk bercocok tanam sayur-sayuran. Menarik
juga melihat orang menanam benih. Biji-bijian kecil yang tadinya berada
dalam plastik kemudian ditaburkan ke dalam lubang-lubang yang sudah
dibuat sebelumnya. Sepintas lalu kelihatan seperti sedang membuang
sesuatu. Tadinya ada dalam plastik tetapi kemudian semuanya hilang,
tidak lagi ada disana dan berpindah ke tanah. Bukankah itu terlihat
seperti hilang? Tetapi sebenarnya itu tidaklah berarti hilang. Dalam
kurun waktu tertentu si penabur akan memperoleh kembali apa yang ia
tabur, dalam bentuk yang jauh lebih indah ketimbang apa yang ditaburnya.
Dari benih bisa berubah menjadi daun, batang, bunga hingga buah. Di
kemudian hari ia menuai sesuatu yang sangat indah dan berharga jauh
lebih besar dari benih yang ditaburnya.
Orang dunia bisa jadi melihat kita yang menyerahkan hidup kepada Yesus seperti itu juga. Mereka mengira seolah-olah kita membuang hidup, melepaskan segala kesenangan dan kenikmatan dunia untuk lalu memikul salib dan mengikutiNya. Tanyalah pada Paulus, maka saya yakin ia akan bercerita panjang lebar akan hal itu. Dari kehidupan yang ditakuti, penuh kekuasaan yang disegani dan bisa seenaknya menganiaya orang percaya tanpa harus takut ditangkap, ia kemudian bertobat dan mengalami transformasi dimana ia harus menghadapi deraan baik secara mental maupun fisik sebagai pelayan Tuhan. Orang dunia mungkin tertawa melihat hal itu. Betapa bodohnya, segala kesenangan dan kenikmatan yang ditawarkan dunia kita tolak, dan kita memilih hidup bersih dalam koridor-koridor Firman Tuhan yang bagi orang dunia terlihat sebagai belenggu-belenggu yang membatasi kesenangan hidup. Tetapi memang demikianlah adanya, seperti apa yang dikatakan Yesus sendiri sebagai sebuah pesan penting untuk kita camkan, "Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya." (Matius 10:39). Only as we lose our lives in Him that we find true life.
Orang dunia bisa jadi melihat kita yang menyerahkan hidup kepada Yesus seperti itu juga. Mereka mengira seolah-olah kita membuang hidup, melepaskan segala kesenangan dan kenikmatan dunia untuk lalu memikul salib dan mengikutiNya. Tanyalah pada Paulus, maka saya yakin ia akan bercerita panjang lebar akan hal itu. Dari kehidupan yang ditakuti, penuh kekuasaan yang disegani dan bisa seenaknya menganiaya orang percaya tanpa harus takut ditangkap, ia kemudian bertobat dan mengalami transformasi dimana ia harus menghadapi deraan baik secara mental maupun fisik sebagai pelayan Tuhan. Orang dunia mungkin tertawa melihat hal itu. Betapa bodohnya, segala kesenangan dan kenikmatan yang ditawarkan dunia kita tolak, dan kita memilih hidup bersih dalam koridor-koridor Firman Tuhan yang bagi orang dunia terlihat sebagai belenggu-belenggu yang membatasi kesenangan hidup. Tetapi memang demikianlah adanya, seperti apa yang dikatakan Yesus sendiri sebagai sebuah pesan penting untuk kita camkan, "Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya." (Matius 10:39). Only as we lose our lives in Him that we find true life.